"Keluarga pasien?" seorang dokter keluar dari ruang operasi.
"Sa..." "Saya kakaknya dok," potong Reynold, tiba-tiba.
"Begini, jahitan pinggang pasien terbuka. Apa dia terjatuh atau berlari?"
"Jahitan?" monolog Leo.
"Benar. Tapi saya sudah menjahitnya lagi, jadi tolong jangan sampai terbuka lagi," peringat dokter.
"Pasien sudah boleh dijenguk, tapi mungkin akan bangun sebentar lagi, karena efek obat biusnya masih ada" lanjutnya.
"Terima kasih dok," dokter itu mengangguk, lalu pergi.
Kenapa gue ngaku jadi kakaknya? Reynold bingung dengan ucapan refleks mulutnya.
Bugh!!
"Puas lo br*ngsek!?" Leo mencengkram kerah Reynold."Leo! Jaga sikapmu!" peringat Fellix.
"Om yang harusnya jaga sikap om! Kalo bukan karena om!, Al gak mungkin masuk rumah sakit!"
"Leo! Mana tata kramamu? Dia hanya orang asing!" tegas Celine.
"Diem lo! Dia itu..." Brak!!
Ucapan Leo terpotong oleh suara pintu."Dek, jangan gerak dulu." Leo langsung menghampiri Alexa dan memapahnya.
"Ughh..." Alexa menahan nyeri di pinggangnya.
Apa ini hanya perasaanku, atau tempat lukanya memang sama dengan gadis semalam?
Fellix teringat kejadian semalam."Ughh..."
"Hati-hati!"
"Maaf, saya tidak suka disentuh orang asing."
Tapi... gak mungkin, iya 'kan?
Fellix menatap lekat Alexa.Sial! Jangan-jangan papa curiga.
Alexa menyadari tatapan Fellix padanya."Bang, kita pul..." "Gak! Lo belum sembuh dek," potong Leo yang sudah mengetahui arah bicara Alexa.
"Kalau gitu, gue pindah setelah keluar dari rumah sakit."
Leo menghela napas panjang. "Ok, lo tunggu disini. Gue urus administrasi dulu." Alexa mengangguk.
"Sorry, gue gak maksud buat..." "Gak perlu minta maaf, gue tahu lo gak sengaja," potong Alexa, lalu melangkah pergi.
.
.
.
.
.
.
.
.
1 minggu berikutnya...
*LX'A High School
Tangan Alexa mencengkram wastafel, ia menatap wajahnya yang sudah basah kuyub karena terus ia basuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Redemption [TERBIT]
AcciónSeorang anak kecil kabur dari rumahnya sendiri, karena tidak tahan dengan tuduhan dan perlakuan keluarganya. Ingin membela diri pun tidak bisa karena tidak adanya bukti. Sedangkan si pelaku semakin mengadu dombakan keluarganya. Rencana demi rencana...