WARNING!!
Mengandung adegan mengerikan. Bagi yang tidak nyaman, harap langsung skip chapter ini!****
"Sebenarnya, suami anda... sudah menikah dengan Celine.""A-Apa!? Tapi dia yang sudah... Bagaimana dengan Alexa? Bagaimana dengan putri saya? Dia ada dimana?" Reva mengguncang tangan Alexa.
"Dia... sudah kabur dari rumah 10 tahun yang lalu. Saya tidak tahu dimana dia sekarang. Dia tidak pernah menghubungi saya lagi."
"Tidak mungkin... Al, hiks..." Reva membekap mulutnya dengan tangan dan mulai menangis dengan menundukkan kepalanya.
"Ini semua salahku. hiks... Kalau saja aku tidak setuju saat wanita itu akan tinggal bersama, hiks... semua ini tidak akan terjadi."
"Sebaiknya anda beristirahat. Saya janji akan menemukan putri anda secepat mungkin."
"Terima kasih, hiks... Terima kasih banyak. Saya sudah tidak tahu lagi cara membalas kebaikan anda," ujar Reva sesegukan.
"Anda bisa membalasnya dengan hidup bahagia bersama keluarga anda setelah anda kembali." Reva mendongak, sejenak ia tersentak.
"Nak Al kenapa bisa mirip..." "Ini sudah malam. Sebaiknya anda makan malam dan beristirahat," potong Alexa, lalu pergi ke kamarnya.
****
*Kamar Alexa
Alexa pergi ke balkon dan mengambil kotak yang berisi pengalih pikirannya. Diambilnya satu batang dan membakar ujungnya lalu menghisap dan menghembuskan asap dari batang itu.Alexa menutup matanya, ia teringat dengan ucapan dokter yang memeriksanya
"Saya minta maaf, Nona. Penyakit anda semakin parah. Kemungkinan besar, anda hanya bisa bertahan hingga akhir tahun."
Ucapan dokter tadi sore terus berputar di kepalanya."Mungkin harusnya kukatakan saja kalau aku sudah meninggal," gumam Alexa, menghembuskan asap rokoknya.
"Pfft... Hidupku tidak sampai tahun depan katanya." Alexa tertawa pahit, ia seolah pasrah dengan hidupnya.
"Waktuku tinggal 2 bulan lagi, sedangkan Celine sudah berhasil merenggut semua ornag kecuali Kenneth dan Charles."
"Lama-lama, Celine pasti akan mengetahui kalau mama sebenarnya masih hidup. Ini hanya masalah waktu." Alexa memadamkan rokoknya.
"Bahkan setelah 10 tahun lamanya aku meningkatkan kemampuanku, apa ini masih belum cukup?" Alexa melihat tangannya sendiri.
Tes...
Alexa mulai terisak. "Apa... Apa aku akan gagal lagi kali ini?".
.
.
.
.
.
.
.
*Mansion Anderson
Pukul 02.00
Alexa berjalan perlahan. Matanya sudah sembab, suaranya juga menjadi serak karena terlalu lama menangis.Pats!!
Lampu tiba-tiba menyala."Darimana saja kamu!?"
"Bukan urusan anda." Alexa tidak menatap Fellix, ia terus berjalan ke kamarnya.
"Alexa! Sopan pada ayahmu!" tegas Celine, beranjak dari sofa.
"Dia.bukan.ayahku.sejak menikahimu jal*ng." Lexa menatap tajam Celine sambil mengeluarkan aura membunuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Redemption [TERBIT]
AçãoSeorang anak kecil kabur dari rumahnya sendiri, karena tidak tahan dengan tuduhan dan perlakuan keluarganya. Ingin membela diri pun tidak bisa karena tidak adanya bukti. Sedangkan si pelaku semakin mengadu dombakan keluarganya. Rencana demi rencana...