PROLOG

10.9K 350 5
                                    

"AKSA! IH TUNGUIN CIAA!" Gadis cantik dengan postur tubuh kecil, bahkan sangat kecil untuk ukuran anak kelas 12 SMA.

Cia, yang hanya memiliki berat badan 45 kg dengan tinggi badan 160 cm. Gadis yang tak punya malu, selalu merecoki dan mengejar Aksa, cowok dingin dengan segudang ilmu.

Aksa memberhentikan langkahnya, yang tentu saja memudahkan Cia untuk mengejar.

"Aksa denger gak sih? Cia itu dari tadi manggil Aksa" Suara manja yang mirip anak kecil, yang bahkan selama tiga tahun ini selalu terdengar ditelinga Aksa.

Aksa hanya diam tak menjawab, ia lebih memilih mendengarkan apa mau dari Cia ini.

"Nanti ke kantin bareng Cia ya, mau kan?" tawarnya, tak pernah kehabisan akal agar tetap dekat dengan Aksa.

"gak" Balas Aksa dengan ketus.

Bahkan Aksa meninggalkan Cia yang mendumel tak jelas itu.

Capek rasanya jadi Aksa, tiap hari selalu dibuntuti oleh Cia. Padahal Aksa sendiri sebelumnya tak kenal dengan Cia, entah dari siapa Cia mengenalnya.

Aksa sendiri type orang yang sulit sosialisasi, berbanding terbalik dengan Cia. Gadis itu bahkan dengan mudah akrab dengan orang baru. Dia gadis yang ekspresif.

Aksa sendiri mempunyai empat sahabat karib. Hanya dengan mereka Aksa bisa terbuka, tapi tidak terbuka dengan segala hal, hanya sedikit saja.

"Wasap bro, tumben nih datang agak siang" Bram menyapa Aksa sambil mengubah posisi duduknya yang tadi duduk di kursi Aksa sekarang berpindah naik ke meja.

"Biasah habis ngapel dulu lah sama dedek Cia" Kini Gilang yang menyahut.

"AKSA! Cia tadi masak nasi goreng lo buat Aksa, dimakan ya" Sudah tak perlu diherankan lagi, Cia selalu saja ke kelas Aksa entah itu pagi, waktu istirahat ataupun waktu pulang sekolah.

Aksa sendiri capek meladeni Cia, ia tak tau harus dengan cara apa biar Cia berhenti mengganggu hidupnya.

"Cia masaknya pake hati lo Aksa, dimakan ya, gak Cia taruh racun kok" Cia masih saja gencar mengganggu Aksa.

"Aduh dedek Cia gak perlu repot-repot gini, nanti bakal dimakan kok sama Aksa" Kenzo, lelaki itu tak tega melihat Cia yang terus-terusan mengajak Aksa ngomong namun tak ada tanggapan sama sekali.

Kenzo sesekali menyikut lengan Aksa, supaya lelaki itu menganggukkan kepalanya.

"gue masih sanggup beli makan sendiri" Sungguh kejam sekali jawaban Aksa.

"Tapi kan Cia udah masak-"

"Gue gak nyuruh lo buat masakin gue! Dan sekali lagi gue peringatin sama lo, jangan pernah ganggu hidup gue lagi!"

Pedas memang omongan Aksa ini, tapi Cia tak pernah menyerah untuk mendapatkan Aksa. Bahkan omongan pedas Aksa sudah menjadi santapannya setiap hari.

"Cia ganggu Aksa ya? maafin Cia ya Aksa, Cia gak maksud gitu kok, Cia cuma-"

"Diam! Keluar lo" masih dengan suara yang dingin, bahkan Aksa sendiri tak menatap Cia saat sedang berbicara.

Kelas yang sudah mulai penuh dengan siswa tersebut menujukan pandangannya ke arah bangku Aksa, dimana Aksa sedang membentak Cia.

"Cia permisi Aksa" pamitnya dengan arah pandangan ke bawah.












Haloo, author kembali dengan cerita baru
Gimana nih prolognya? Penasaran gak sama cerita Euforia ini? Jangan lupa buat tinggalin vote yaa.

See you❤

30-08-2020

EUFORIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang