1 Antara Bodoh dan Polos

4.2K 263 7
                                    

HAPPY READING❤

Masih sama seperti hari-hari biasanya, Cia yang selalu mengejar cinta Aksa. Kali ini bahkan gadis itu sudah duduk manis digerombolan Aksa yang tengah menghabiskan jam istirahat dikantin.

"Aksa mau dibeliin apa? biar Cia yang beliin" Cia bersiap berdiri hendak memesankan Aksa makan siang.

Namun Aksa tak menjawab pertanyaan Cia, bahkan cowok itu tak melirik Cia sama sekali. Aksa sibuk dengan dunianya sendiri, bahkan ia lebih memilih bermain ponsel daripada menanggapi cerocosan Cia.

"IHH AKSA! Cia kan lagi ngomong sama Aksa, nanti dulu main hp nya" Cia merengek, bahkan gadis itu dengan beraninya menggoyang-goyangkan lengan Aksa.

Aksa sudah tak tahan lagi, ia geram dengan tingkah laku Cia yang semakin hari semakin menjadi, ini tak bisa dibiarkan.

"lo gak berhak atas hidup gue, jadi mending lo enyah dari sini" jawaban yang sungguh menohok, tapi tidak untuk Cia.

Gadis itu sudah cukup kebal menerima ucapan sadis dari Aksa.

"Dedek Cia yang cantik, mending dedek Cia pesen duluan aja, nanti Aksa biar kita yang pesenin" Bram sungguh kasian dengan Cia, ia tau bagaimana perjuangan Cia selama ini.

Cia menggelengkan kepalanya, sambil memajukan sedikit bibir mungilnya.

"ya udah kalau gitu Cia nungguin Aksa aja"

Keempat teman Aksa tak habis pikir dengan Cia, bagaimana bisa gadis ini bertahan dengan Aksa, padahal sudah sering ditolak.

Cia memang sudah menyatakan perasaannya, bahkan bisa dibilang sering. Namun jawaban yang Aksa berikan masih sama, Aksa selalu menolaknya dengan alasan tak menyukai Cia.

Gadis itu kembali duduk disebelah Aksa memainkan kuku jarinya sambil sesekali melihat Aksa yang bermain game di hp nya.

"Aksa makan dulu yuuk, jam istirahat hampir habis nih" Cia masih saja berusaha membujuk Aksa.

Senyum Cia mengembang ketika melihat Aksa yang memencet tombol back pada ponselnya kemudian mengantongi ponselnya disaku celana sekolahnya.

Tapi senyumnya tak bertahan lama ketika melihat Aksa berdiri dari duduknya dan lebih memilih pergi dari kantin.

"WOY AKSA! NIH KITA BELUM MAKAN BEB, KESEHATAN LO PENTING!" Teriak Gilang yang tentu saja tak ditanggapi oleh Aksa.

"Jijik tau gak Lang gue dengernya" Leo melihat Gilang sambil bergidik geli.

"Cia permisi ya, mau kejar Aksa" Cia pamit dengan keempat teman Aksa yang kemudian dicegah oleh Kenzo.

"Cia mending balik ke kelas aja ya, Aksa kayaknya lagi gak mood deh" Kenzo bermaksud agar Cia tak kena omongan pedas Aksa lagi.

Tapi bukan Cia namanya kalau menurut begitu saja, Cia juga memiliki sifat pemberang, ia tak mudah menuruti saran orang lain.

"gak mauuu, Cia mau samperin Aksa aja, Dadah kalian" Cia melambaikan tangannya sambil berlari menyusul Aksa yang sudah tak terlihat lagi.

Tanpa melihat sekitar lagi, Cia berlari dengan sangat kencang hanya demi bisa menyusul Aksa.

Nafasnya tersenggal, tadi Cia sempat melihat Aksa yang masuk ke dalam perpus, dan berniat untuk menyusulnya.

"Aksa marah ya sama Cia? maafin Cia ya, tapi beneran deh Cia gak ada maksud buat atur-atur Aksa, Cia cuma mau Aksa liat Cia waktu bicara"

Seketika Aksa mengalihkan pandangannya dari komik yang dibaca ke arah wajah mungil Cia.

Hal tersebut tentu saja membuat Cia deg-deg an, apalagi dengan jarak wajah yang cukup dekat seperti ini.

Bahkan Cia hanya mampu diam, tak bisa mengucap satu kata pun.

"lo mau ngomong apa? gue udah liat lo, katanya mau diliatin waktu bicara?" Aksa masih menatap Cia dengan lekat, yang justru membuat Cia membuka sedikit mulutnya.

"Ak..Aksa..jangan li...liatin Cia kayak gi..tu" Cia bahkan sampai terbata, hanya dengan tatapan Aksa yang membuatnya luluh mungkin?

Aksa menjauhkan kembali wajahnya dari wajah Cia dan kembali fokus pada komik yang dibacanya.

"maksut Cia gak gitu juga kali Aksa, Cia cuma pengen Aksa dengerin apa yang Cia omongin, gitu doang"

"Aksa kantin yuk, Cia belum makan, nanti kalau Cia sakit gimana?" Adunya dengan wajah dibuat-buat.

"makan?"

Cia mengangguk semangat, bahkan gadis itu sudah berdiri hendak berjalan ke kantin lagi.

"Ayo Aksa, temenin Cia makan ya?yayaya?"

"makan sendiri" Aksa memundurkan kursi yang didudukinya, membuat suara decitan kursi dan lantai terdengar.

Dengan langkah santai Aksa kembali ke kelasnya, Cia? gadis itu masih setia membuntuti Aksa bahkan Cia juga berusaha menyamakan langkahnya dengan langkah Aksa yang lebar itu.

"Aksa, nanti Cia boleh nebeng pulang gak sama Aksa?" Cia memulai aksinya kembali, tanpa rasa sungkan tentunya.

"gak"

"IHHH AKSA KOK PELIT! Orang pelit kuburannya sempit, emang Aksa mau?" Cia selalu saja membujuk Aksa supaya mau mengantarnya pulang, walaupun Aksa selalu menolaknya.

"Cia gak ada yang jemput Aksa, anterin ya? Plisss" Cia menyatukan kedua tangannya seolah memohon.

"lo bisa diem gak sih! gue pusing dengerin lo ngomong terus, mau sampek kapan ngomong terus? Sampek mulut lo berbusa?" Lagi-lagi Aksa membentak Cia, membuat Cia reflek memegang mulut mungilnya itu.

"emang mulut bisa berbusa ya? kok Cia gak tau?"

"tau lah, susah ngomong sama orang kayak lo"

"emang Cia kayak apa?"

Aksa semakin tak betah, cowok itu dengan segera meninggalkan Cia yang mungkin masih memikirkan mulut yang bisa berbusa. Lihat saja, Cia bahkan masih berdiri ditempatnya sambil mengusap mulutnya.

Gadis polos emang.

EUFORIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang