4 Pacar Aksa?

2.9K 185 2
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, membuat Cia dan Maudy segera mengemasi barang masing-masing.

Maudy berpamitan pulang lebih dulu, karena gadis itu takut terkena hujan dijalan nanti, karena memang sekarang Maudy tengah membawa motor ke sekolahnya.

"Ci gue pulang duluan ya, takut kehujanan" Pamit Maudy sambil terus mengemasi barangnya.

"Iya, Maudy hati-hati ya dijalan, jangan ngebut" Peringat Cia yang sudah selesai mengemasi buku-bukunya.

Maudy mengacungkan jempolnya ke udara, dan pergi meninggalkan Cia yang masih didalam kelas.

Cia masih sibuk dengan jaket milik Aksa, gadis itu bahkan memakai jaket Aksa selama pelajaran dengan dalih tidak enak badan, alhasil guru yang mengajar dikelasnya memberinya izin.

Cia keluar dari kelasnya sambil merapatkan jaket Aksa yang dipakainya.

Cuaca masih mendung, bahkan rintik kecil air sudah mulai turu kembali. Cia buru-buru berjalan ke depan sekolah, berharap Bundanya sudah menjemputnya.

Namun harapannya pupus, Cia tak mendapati mobil Bundanya, terpaksa Cia harus menunggu di lorong depan sekolahnya.

Entah kebetulan atau bagaimana, Cia melihat Aksa yang juga berjalan ke arahnya. Cia sudah berfikir akan nebeng dengan Aksa.

Bagaimana pun caranya, kali ini Cia harus berhasil. Aksa semakin dekat ke arahnya, dengan cepat, Cia menghadang jalan Aksa.

"AKSA! Cia nebeng boleh gak?" Cia meringis tak tau malu didepan Aksa.

"gak"

Sudah Cia duga, pasti Aksa akan menolaknya lagi dan lagi.

"tapi ini udah mau hujan, Bundanya Cia juga belum jemput" jelasnya, berharap Aksa akan merubah keputusannya.

"pliss ya Aksa, kali ini aja deh, Cia janji" Cia mengangkat jari kelingkingnya dihadapan Aksa, kemudian menurunkannya kembali.

"gak bisa" Aksa masih tetap kekuh dengan jawabannya.

"emang kenapa? Lagiankan jok belakang motor Aksa ko-"

Belum sempat Cia melanjutkan omongannya, suara gadis yang memanggil Aksa mendahuluinya.

"AKSA!"

Aksa yang merasa terpanggil, mengalihkan  pandangannya kepada gadis yang sedikit berlari ke arahnya.

"jadikan antar gue pulang?" gadis itu bertanya sambil memgang lengan Aksa.

Tapi Aksa tak bereaksi apa-apa, seolah sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh cewek yang berdiri disebelahnya.

Cia yang melihat itu hanya cengo saja, bahkan tenggorokannya sangat tercekat. Jujur saja, Cia lebih memilih Aksa membentaknya di tempat umum daripada situasi seperti saat ini.

"Aksa kok gitu, tadi kan Cia minta dianterin pulang sama Aksa" Cia nampak pura-pura merajuk.

Bukan pura-pura sebenarnya, tapi Cia benar-benar kesal dengan Aksa. Coba saja Aksa bisa memperlakukan dirinya seperti Aksa memperlakukan gadis yang kini bersamanya, pasti Cia akan sangat senang sekali.

"Lah, gue udah bilang dari tadi kali kalau mau pulang sama Aksa" cewek bername tag Nesya itu terlihat menjawab dengan tak santai.

Sudahlah, Cia juga tak mempermasalahkan Nesya itu. Memang sulit sepertinya untuk mengabulkan keinginannya untuk pulang bareng Aksa.

"Aksa, dia ini siapa?" Cia berusaha mengalihkan topiknya, setidaknya supaya Aksa mau bicara dengannya.

Nesya, justru gadis itu yang menjawab pertanyaan Cia. Nesya menjulurkan tangannya hendak mengajak Cia kenalan.

EUFORIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang