41 Berakhir

4.1K 126 5
                                    

"semua yang awalnya tak pernah mendapat posisi, akan terganti menjadi berlian berharga tinggi"

Tatapan kosong dengan mulut mengatup rapat. Percuma. Memang penyesalan akan datang dipenghujung kisah bukan?

Sedikit gambaran tentang Aksa, rambut yang tak terbentuk, dengan beberapa memar dijari tangannya.

Cowok itu hanya mampu diam menatap kosong lampu belajar didepannya. Detik berikutnya.

Prangg..

Lampu belajar tersebut terbanting, kuat, sangat kuat. Bahkan menimbulkan aliran listrik yang terbakar.

Pecahan kaca berserakan tepat dibawah kakinya. Aksa sadar, penyesalannya saat ini tak akan membalikkan apa yang telah hilang.

Penyesalan hanyalah penyesalan.

"ADEK!! ada apa dek?" Pintu yang memang tak dikunci, entah sengaja atau tidak menampakkan Aulia dengan piyama tidur berwarna pink soft.

Wanita dua anak tersebut nampak terlihat kaget dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Aksa.

Cowok yang terkenal kalem, dan selalu bisa menahan emosinya tersebut, kini tengah diambang batas.

Emosi meluap bagaikan air mancur yang terus mengucur deras.

Setelah pertemuannya dengan sosok Cia, Aksa merasa bahwa dirinya menyesal.

Aksa tak tau kalau memang seserius itu perasaan Cia kepadanya. Ia tak sadar, ego selalu menariknya agar tak pernah ikut dengan perasaan yang Cia miliki terhadapnya.

Aulia keluar, dan kembali ke kamar putra bungsunya dengan kotak P3K dan sapu.

Aksa hanya diam, ia tak menjawab dan mengeluarkan kata.

Aulia selesai dengan sapunya, beralih menuntun Aksa agar duduk dikursi kayu yang ada dikamarnya.

Dengan telaten Aulia mengusap beberapa luka yang berdarah dengan kapas yang sudah ia baluri dengan alkohol.

Ringisan juga tak terdengar sedikitpun, mulutnya mengatup rapat, tatapannya mengarah pada tangannya yang banyak luka lebam dan goresan.

Bukan hal yang mudah, ketika penyesalan dapat ia lakukan, tapi usaha sebesar apapun tak dapat mengembalikan.

"adek kenapa? lagi ada masalah? cerita sama mami" Rambut yang tak terbentuk, kini sedikit rapi karena elusan Aulia yang juga berusaha merapikan rambut yang sudah mulai memanjang tersebut.

Aksa tetap akan pada pendiriannya. Diam.

"istirahat dulu, fikiran adek lagi gak sinkron sama otak" elusan lembut menjadi perpisahan ibu dengan anak tersebut.

"apa ini hukuman lo buat gue?" Pandangannya menerawang lurus, memutar memori dimakam tadi.

Senyum yang tulus, dengan ucapan yang begitu lembut.

Luruh.

Air mata Aksa meluruh dengan penyesalan yang ia emban. Nafasnya sedikit tersenggal, bahkan suaranya terdengar parau. Sangat miris.

"saat lo gak ada, gue baru ngerasa"

Nafasnya tercekat, tangannya mengepal kuat. Menimbulkan sedikit darah terlihat dari balik plester yang tadi dipasangkan sang bunda.

"gue tau, gimana posisi lo dulu"

"gue egois atas hati gue, Ci" Mungkin siapapun yang melihat Aksa saat ini, akan tercengang kaget.

EUFORIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang