"Bukan sekedar rasa atau ilusi, tapi memang perasaan yang nyata dan tak pernah mendapat balasan yang pasti"
Ibu kota sedang dilanda hujan kali ini, gadis dengan baju tidur motif kodok tersebut tengah bergelung dengan selimut tebalnya, seakan enggan untuk beranjak dari tempat ternyamannya.
Sebelum suara dering ponsel membuatnya sedikit terusik.
Cia meraba nakas yang berada tepat disebelah ranjang tidurnya, mengambil ponsel berlogo apel tergigit dan menggeser ikon untuk menerima telpon, tanpa membaca namanya.
"haloo" Suara khas bangun tidur sangat kentara sekali.
Membuat orang disebrang sana terkekeh geli mendengarnya.
"baru bangun yaa? Ini gue Aksa"
Cia masih mengumpulkan nyawanya, ia begitu terkejut dengan panggilan telpon secara tiba-tiba ini.
Jantungnya spontan memompa aliran darahnya dengan cepat, ponsel yang semula ia tempelkan ditelinganya, kini ia tatap dengan penuh sorot cinta.
Tapi, justru bukan nama yang muncul di layar handphonenya, nomer yang tak dikenal. Padahal, Cia menyimpan nomor Aksa.
"ini... beneran Aksa kan?" Cia bertanya hanya untuk memastikan bahwa yang kini menelponnya adalah benar-benar Aksa.
Detik berikutnya, panggilan suara tersebut berubah menjadi video call, yang menampakkan Aksa tengah berada dikamarnya dengan balutan kaos berwaarna merah maroon.
Cia nampak salah tingkah, bahkan dirinya masih belum sempat mencuci mukanya, rambutnya juga sama sekali tak terbentuk.
Cia dengan segera membalik layar ponselnya dan menagkupkannya diatas selimut tebal.
"lo cantik kok"
Lagi-lagi Cia merasa jantungnya berdegup lebih kencang. Perlahan gadis tersebut membuka dan menatap layar ponsel kembali.
"Cia maluuu, kan belum mandi"
Kentara sekali semburat merah dikedua pipinya, hal tersebut sama sekali tak luput dari pandangan Aksa.
"cantik kok" Aksa kembali memujinya entah untuk yang keberapa kali.
"Aksa... ganti nomer ya?" Cia bertanya hal yang membuat otaknya berkecamuk.
"ha--iya, iya gue ganti nomer" Entahlah, Cia tak mempeributkan bagaimana kegugupan Aksa saat menjawab pertanyaannya.
Kali ini Cia terkekeh pelan, melihat wajah Aksa yang sepertinya terlihat kaku dimatanya.
"kenapa?"
Gadis berambut berantakan tersebut menggeleng, kemudian kembali tertawa yang membuat Aksa sedikit jengkel dibuatnya.
"ada yang aneh?" Tanya Aksa diikuti tangannya yang menyugar rambut hitam pekat miliknya.
"Aksa lucu aja, mukanya kaku gitu, kenapa? Aksa canggung yaaa" Cia mulai menggoda Aksa tanpa memudarkan senyum yang terus terukir dibibir ranum miliknya.
"ha--apaan sih, biasa aja tuh"
"tumbenan pagi-pagi telpon Cia gini, ada apa?" Tanya Cia yang nampak masih terkejut dengan sikap Aksa pagi ini.
Tapi Cia bersyukur, setelah sekian lama dirinya menanti agar ada notif yang masuk dari Aksa, akhirnya terbalas juga kali ini.
"pengen aja"
Cia menganggukkan kepalanya beberapa kali, kemudian menopang dagunya dan melanjutkan mengobrol dengan Aksa.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
EUFORIA [TAMAT]
Romance"Fabricia Lesham Shaenette" gadis yang kerap di panggil Cia, salah satu siswi famous di SMA Mentari dengan segala perjuangannya untuk mendapatkan hati sang pujaan. "Aksa Delvin Shaquille Rezvan" sesuai dengan namanya, lelaki mempesona yang tampan da...