Pertengkaran yang melibatkan empat orang sekaligus tersebut membuat Cia merasa bersalah. Karena setelah kejadian itu bahkan sampai sekarang, Bram masih tak bertegur sapa dengan Aksa.
Mereka buka bertengkar, hanya saja keduanya memang sibuk dengan pergelutan fikirannya masing-masing.
Bram yang tengah menikmati minuman di salah satu cafe tersebut hanya melamun sambil sesekali menghisap vape yang dibawanya, mengepulkan asap yang langsung tertuju diwajah Cia.
Mereka memutuskan untuk meredam emosi dan mencari solusi masing-masing. Cia dengan rasa bersalahnya dan Bram dengan rasa jengkelnya.
Disini Bram merasa bodoh, ia tau yang sebenarnya tapi tak bisa menguaknya, tapi disisi lain ia juga merasa kasihan dengan Cia yang nampak seperti gadis kecil yang mudah dibodohi.
"Bram"
Bram menoleh, masih tak bisa lepas dengan vapenya "apa?"
"maaf ya, gara-gara Cia---"
Bram menyudahi acara ngevape nya, dan meletakkan vape tersebut di meja dekat kopi yang dipesannya.
"gitu mulu yang lo omongin, bosen gue Ci"
"ya abis mau bilang gimana? Kan emang salah Cia" Aku Cia, dengan mata yang bahkan sudah mulai berkaca-kaca.
Bram menyesap sedikit kopinya. "lagian udah tau salah ngapain ditanggepin sih, Nesya itu licik, jangan berusan sama orang kayak dia" Peringat Bram yang sudah mulai tau sifat baik buruknya Nesya.
"Kata siapa? Semua orang itu punya sisi baik buruknya sendiri, Bram gak boleh asal nuduh gitu"
"orang bakal jadi jahat kalo dia ngerasa terusik" Lanjut Cia.
Bram membenarkan ucapan Cia dalam hatinya. Semua dengan baik buruknya sendiri. Ada sisi baik pasti juga ada sisi buruk. Gak semua bisa dinilai dari satu sisi.
"Berhenti buat merjuangin Aksa"
Cia mendelik terkejut, selama ini Bram tak pernah mencampuri atau bahkan melarang Cia untuk memperjuangkan Aksa, apa ini gara-gara Cia yang membuat Aksa dengan Bram bertengkar? Cia sadar dia sudah merusak pertemanan Bram dan Aksa.
Tapi untuk permintaan Bram yang satu ini, Cia masih bimbang. Sudah tiga orang yang menyuruhnya berhenti. Aksa, Maudy, dan kali ini Bram. Cowok yang selama ini selaku berada dipihaknya.
"Untuk kali ini Cia--"
"Bisa Ci, bisa itu karena terbiasa kan?" Bram memotong ucapan Cia, membuat Cia menciutkan nyalinya.
"Tapi kenapa Bram?"
"Lah, harus gue jawab pertanyaan lo itu? hmm?"
"liat Ci apa yang lo dapet dari deketin Aksa, dibales perasaan lo sama dia? enggak kan? Yang ada lo malah kena masalah mulu"
"Aksa itu sulit buat lo dapetin Ci"
Kalimat terakhir Bram membuat Cia sedikit sadar. Memang diantara dirinya dan Aksa sangat jauh berbeda.
Aksa yang kalem, cuek, pintar, ganteng, multitalent. Sedangkan Cia? Pintar juga tidak, body goals? Apalagi itu, Cia memiliki tubuh tak terlalu tinggi, wajahnya yang seperti anak kecil nampak pantas menjadi siswi SMP dibanding SMA.
Cia jadi insecure kalau dirinya melihat bagaimana Nesya, gadis yang memiliki notaben sebagai pacar Aksa.
Body goals, cantik, putih, pintar. Sepertinya Nesya memiliki segalanya, gadis itu juga yang mampu menaklukan hati yang tak terjamah milik Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUFORIA [TAMAT]
Romance"Fabricia Lesham Shaenette" gadis yang kerap di panggil Cia, salah satu siswi famous di SMA Mentari dengan segala perjuangannya untuk mendapatkan hati sang pujaan. "Aksa Delvin Shaquille Rezvan" sesuai dengan namanya, lelaki mempesona yang tampan da...