AM - Awkard

294 216 31
                                    

Setelah kejadian kemarin alea maupun dokter farel dengan ketidaksengajan semesta dipertemukannya kembali mereka di koridor ruang inap alea, dokter farel yang dilihat ingin berjalan ke arah kamar alea sedangkan alea yang baru saja keluar dari kamar inapnya terkejut dengan muka innocent alea pura-pura mengontrol dirinya untuk biasa saja seolah kejadian kemarin tidak pernah terjadi.

Namun kondisinya tidak bersahabat, dokter farel dengan seenak jidatnya menghampirinya dan mengucapkan.

"Saya."

"Saya."

"Ehh hahha.. kamu duluan saja."

"Oh, oke saya mau tanya kemarin kenapa dokter Tiba-tiba pergi gitu aja dari kamar inap saya terus juga maksud dokter sama kalimat itu apa sih?" Tanya alea asal untuk mengalihkan sesuatu yang mungkin akan terjadi jika saja alea tidak basa-basi.

"Oh itu, sa-saya juga gak tau kenapa saya bisa nanya gitu reflek mungkin ya hahhh." Jawaban yang sangat tidak masuk akal batin lea

"Terus kenapa dokter pergi?"

"Saya ada urusan pribadi jadi saya buru-buru pergi, ada yang mau ditanyakan lagi."

"enggak gak ada lagi kok dok itu aja. gantian dokter mau tanya apa.?"

"Nanti sore mau gak keluar sama saya, temenin saya ke gramedia e-tapii gapapa sih kalo gak mau ik.."

"enggak ko."

"Oh yaudah kalo gak ma."

"Enggak mau nolak maksudnya, lagian juga saya udah lama gak keluar sejak sembuh dan dirawat disini." sahutnya dengan senyum

"Oke, nanti saya tunggu kamu di ruang tunggu di bawah ya."

"OK."

"Yaudah kalo gitu saya balik ke ruangan saya dulu."

"Baik dok." Lagi-lagi sahut alea dengan senyuman mautnya hingga iris biru safirnya mampu menghipnotis para kamu adam untuk terus ingin menatap iris mata indah milik alea tanpa henti. seperti sekarang ini dokter farel yang bilang mau balik ke ruangannya kini tak bergerak sedikitpun iris hitam legamnya terus menatap iris biru safir milik alea hingga suara deheman seorang membuatnya berhenti bertatap dan mengalihkan matanya ke setiap sudut ruangan.

Suara dokter rina ternyata bersama anak magang kenzi alvaro dengan tangan yang merangkul pundak suster rina serta senyum jahat dari kenzi kala melihat alea kepergok berduaan dengan dokter farel, kedatangan dua makhluk itu membuat suasana semakin awkard. Seperti kepergok istri pertama sang suami yang lagi jalan sama selingkuhanya hihi hingga akhirnya suara dokter farel.

"Hmm.. Yaudah saya duluan mari suster rina, kenzi alea saya permisi."
ucapnya pamit.

"Iya silahkan dok, hati-hati sama jantungnya dok kali aja bunyinya baper-baper hahahh." tawa suster rina diikuti kenzi, dokter farel yang baru saja berbalik badan pura-pura tak mendengarnya dan terus berjalan.

"jangan diledekin terus dong sus, liat tuh ceweanya ngeluarin tanduk di kepalanya." gantian kali ini kenzi si bocah baru gede kemarin yang meledeknya. Alea yang terus-terusan terpojok tak tinggal diam dia tersenyum licik menyembur mereka berdua tak kalah pedas.

"oh, jadi gitu anak baru magang sama suster yang udah lama disini boleh rangkul-rangkulan gitu di dalam klinik bagus, saya laporin ketua yayasan nih yah." Ancam alea dengan muka jahat sukurin lagian siapa suruh bangunin singa betina.

"Jangan-jangan dong alea yang baik hati, suka menabung, paling cantik di klinik ini jangan laporin kita. Ayolah lea gue lagi nabung buat nikahin ayang rina, iya gak sayang." bujuk rayu si bocah baru gede dengan pedenya rangkul pundak suster rina, kalo udah jatuh cinta gak tau tempat memang dimana pun jadi Hadeh.

"ih apaansih kenzi lepasin gak! Lagian siapa juga yang mau dinikahin sama kamu magang dulu yang bener gak usah banyak tingkah, yaudah saya pergi mau ngurus pasien lain. Jangan dengerin modusan basi bocah satu ini ya lea aku duluan."

Mampus. "haha.. Iya sus semangat yah kerjanya." alea dengan cengengesan puas liat muka kenzi kicep setengah mampus ditolak live sama suster rina dengan kaki yang berjalan hendak turun kebawah.

"Sialan alea, untung pasien kalo bukan gue jahit tuh bibir biar gak jahat mulu." Gerutunya karena alea dia dibuat malu ditolak suster rina, Alea emang lambehnya parah hihi.

Flashback on

Bye the way, alea bisa sedekat itu sama kenzi si bocah baru gede itu karena waktu alea baru dipindahkan dari rumah sakit dijakarta ke klinik ini. Kenzi yang juga baru diterima magang di klinik ini untuk menyelesaikan skripsi S1 nya di kampus langsung diberikan perintah untuk menjemput alea yang baru tiba menggunakan brangkar klinik didoronglah brangkar itu hingga aku diturunkan dari mobil kenzi menurunkan aku untuk di rebahkan di atas brangkar dengan kondisi alea yang belum sadarkan diri.

Selang berapa hari aku sadarkan diri, namun ingatan belum pulih saat itu membuka mata dan melihat seorang remaja laki-laki yang alea tebak seusia anak sma sedang menggantikan infusan di tangan alea. Saat alea menggerakan tangan ia teriak.

"Dok, dokter farel pasien bernama aleagra melodi sudah sadarkan diri. Barusan saya liat dia gerakin tanganya dok periksa dok." teriaknya penuh harap.

"Benar, pasien memang sudah sadarkan diri Terima kasih kenzi."

"Iya dok, tapi gimana dia gapapa kan udah bisa pulih ingatanya?"

"belum, dia memang sudah sadarkan diri dia hanya perlu istirahat supaya tidak shock namun dia belum mengingat kembali ingatanya." Jelas dokter farel yang memeriksa alea.

"Syukur deh kalo baik-baik saja." Raut wajah kenzi penuh kekhawatiran tampak sekali. Hingga kini saat alea di nyatakan pulih kembali ingatanya, kenzi menjadi orang yang di cari saat itu, walaupun sering saling ledek mereka berdua seperti saudara kandung tetap akur lagi setelahnya.

Flashback off

Jam menunjukkan waktu sore hari alea yang sedang nonton tv di atas brangkar baru ingat dia mau pergi keluar dengan dokter farel, buru-buru dia ambil remot tv mematikanya dan turun dari brangkar lari masuk kedalam kamar mandi.

"Aduh alea kebiasaan deh penyakitnya suka ngeselin, gimana nih aku pake ini atau ini yah bagusnya." ucapnya monolog sendiri di depan cermin dengan memilih baju yang cocok untuknya.

"Ah yang ini aja."

Setelah selesai memilih baju yang cocok dan memoles bedak serta lipglos di bibirnya alea turun ke bawah ruang tunggu sosok dokter farel yang berdiri membelakanginya terlihat tampan dengan kemeja panjang polos yang di lipat hingga siku serta celana jins untuk bawahanya satu kata untuk dokter farel 'perfect' alea tak memungkiri dirinya memang mengaggumi dokter farel yang menjadi idaman para kaum hawa.

"dokter farel."

"Alea kamu udah rapih yaudah yuk berangkat."

"Iya dok."

Dokter farel memakai mobilnya untuk pergi dengan alea. Ia membukakan pintu untuk alea dan tersenyum pada alea. Ya tuhan senyumannya mengalihkan duniaku batin alea. sepanjang perjalanan hanya ada keheningan yang awkard karena kejadian kemarin yang membuat mereka berdua menjadi canggung untuk bertanya saja.

....

To be continued

Aleagra Melodi [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang