AM - Fakta yang menyedihkan

249 185 15
                                    


.........


Malam setelah pulang dari restoran dengan dokter farel alea ditarik oleh sosok laki-laki yang memakai hoddie hitam, alea berfikir dirinya akan di todong oleh laki-laki di depannya ini. Namun semua perkiraanya salah laki-laki itu membuka hoddienya dan mendorong alea ke sebuah rumah bear bertingkat namun kosong tidak berpenghuni. Alea ingat rumah ini adalah rumah sang mantan pacar bara admajaya tapi kenapa laki-laki ini jangan-jangan.

"Bara, kamu bara kan jawab jangan diem ajaa ini bara kan iya!" suara teriakan yang begitu lirih alea begitu terdengar menyedihkan.

"Iya gue bara gue bara admajaya alea mantan pacar lo yang lo tau gue udah mati karena berita kecelakaan yang bukan fakta sama sekali, aku masih hidup alea aku hidup."

"Kenapa, kenapa kalo kamu memang masih hidup dan masih ada di dunia yang sama kenapa kamu gak pernah cari aku bar kenapa hiks.. kamu jahat kamu tega ninggalin aku sendirian." alea menangis dengan begitu deras dan memukul bara berkali-kali lalu memeluknya erat seakan takdir begitu kejam membuatnya dan bara harus berpisah begitu lama.

"Engga lea aku sayang kamu aku cinta sama kamu mangkanya aku harus pergi jauh dari kamu."

"Penjelasan kamu gak masuk akal bar kamu bilang apa sayang kamu cinta sama aku tapi kenapa kamu ninggalin aku lama banget delapan bulan, delapan bulan loh bar itu gak cukup buat kamu nyiksa aku yang setiap hari rindu sama kamu hah.. kamu kemana aja bar terus kamu kenapa gak datang saat wisuda dan kelulusan kamu."

"Mamah kamu, mamah kamu yang nyuruh aku buat jauhin kamu puas dia nyuruh aku buat pergi dari kehidupan kamu dia gak mau kamu jadi tertekan karena penyakit kamu yang parah saat itu. Tapi aku nolak aku gak bisa ninggalin kamu dengan keadaan kamu saat itu, saat kelulusan kenapa aku gak bisa dateng karena papah bangkrut lea papah di tipu habis-habisan sama kaka tirinya yang sialan itu aku down lea aku gak tahu apa yang harus aku lakuin saat itu setelah papah di tipu aku ikut papah tinggal di rumah mendiang alm.ibu yang gak besar-besar banget tapi cukup untuk kami hidup berdua." penjelasan bara membuat mulut alea kelu dia tidak habis pikir mamahnya yang begitu dia cintai tega membuatnya berpisah dengan bara.

"Bar kamu hiks.. Maafin aku bar aku gak pernah tau kalo kamu lakuin ini semua karena ulah mama, aku minta maaf bar kamu gapapa kan selama ini terus kabar papah kamu gimana? sekarang dia dimana bar." tanya alea begitu khawatir dan penasaran menjadi satu air matanya masih terus mengalir.

"Iyaa aku baik-baik aja lea, tapi papah yang saat itu hampir terkena serangan jantung kalau saja mamah kamu gak dateng ke rumah aku mungkin aja papah udah gak ada disini lea. aku berhutang budi sama keluarga kamu, dan semua harta kekayaan papah habis semua mobil, rumah dan semua fasilitas hingga perusahaan papah di rampas sama sialan itu."

"Kamu hebat bar aku sayang banget sama kamu tapi maaf kita gak bisa bareng-bareng lagi kaya dulu." pernyataan alea barusan memang real dari hatinya, alea memang pernah kecewa pada takdirnya yang begitu membuatnya terpuruk tanpa kehadiran orang-orang terkasihnya yang mencintainya di sampingnya. Alea baru sadar ternyata semuanya memang sudah digariskan masing-masing secara adil dan ini memang garis takdirnya harus melepaskan kembali cinta pertamanya, alea harus merelakan bara bukan karena bara sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang namun hatinya tidak bisa berbohong bahwa kehadiran seseorang yang begitu intens yang telah menjaganya selama alea di rawat disini. Iya. Alea sadar bahwa dirinya telah jatuh cinta pada dokter farel dan dia tidak ingin kecewa untuk kedua kalinya alea ingin bahagia dan sebaliknya pun alea ingin bara juga bahagia tanpa adanya alea dihidupnya lagi.

"whay? kamu tahu lea aku bertahan sampai saat ini cuma buat nunggu kamu. aku selalu cari keberadaan kamu dan gimana kondisi kamu setiap saat, tapi apa hasilnya kamu tetap mau ninggalin aku gak alea kali ini aku gak bisa lepasin kamu untuk yang kedua kalinya." Semuanya diluapkan bara dengan nada suara yang begitu menyiratkan sebuah harapan yang begitu mendalam.

"Maafin aku bar tapi kali ini aku gak mau egois aku gak mau buat kamu sakit untuk kedua yang kedua kalinya. cukup. aku mau kamu bahagia sama orang yang juga mencintai kamu tapi orang itu bukan aku bar, terima kasih udah jadi bagian dalam hidup aku." begitu dalam cinta alea untuk bara tapi kali ini alea harus mengalahkan egonya bara harus bahagia, dengan tangan kirinya alea berusaha melepaskan dirinya dari tangan bara. Alea berjalan keluar rumah besar milik keluarga bara meninggalkan bara yang masih diam membisu tidak mengucap satu kata pun.

Sekarang alea sudah berada di dalam kamar inapnya. Namun bayangan kejadian yang belum beberapa menit yang lalu membuatnya merenugkan kembali ucapannya kenapa dia memilih melepaskan bara padahal kesempatan ada di depan matanya, belum lama alea minta pada tuhan untuk menmpertemukannya lagi dengan bara, tapi sekarang saat bara benar-benar ada di depan matanya alea mengucapkan sebaliknya.

Ada apa sebenarnya dengan dirinya tidak mungkin alea melakukan hal yang cereboh begitu saja tanpa perlu alea pikirkan dahulu. Apa jangan-jangan alea benar telah jatuh cinta pada dokter ngeselin itu farelio abraham. kayanya tidak mungkin jauh sekali pikiranya melayang. Lalu alea terlelap kecapean sedari sore tadi dia belum juga istirahat atau juga karena pengaruh obat yang alea minum. Entahlah alea sungguh lelah saat ini.

****

Pagi harinya saat alea membuka matanya samar-samar dirinya mendengar suara yang sangat familiar. Alea lalu bangkit dari singasana nya untuk melihat siapa orang dengan suara yang beg it u sangat alea rindukan. Tebakannya kali ini benar, sang mamah yang sangat ales rindukan ingin sekali rasanya merengkuh badan itu.

Tapi, tiba-tiba saja bayangan tentang ucapan bara malam itu. Membuatnya harus menelan pahit-pahit keinginanya untuk memeluk wanita yang sungguh sangst alea rindukan. Alea tidak bisa membenci mamahnya, alea mengintip pembicaraan tiga orang yang alea lihat samar-samar ada dokter farel dan suster rina bersama mamah, sungguh tidak masuk akal tentang semua yang alea temukan seharian ini.

"Suster rina bagaimana alea sekarang?" tanya sang mamah dengan raut wajah yang nampak terlihat khwatir.

"Nona alea selama ini baik-baik saja, semenjak setelah pasca kembalinya ingatan alea." jawab suster rina

"Syukurlah, bagaimana dengan kesepakatan kita alea belum tahu semuanya kan?" pertanyaan mamah alea kali ini membuat sang putri yang mendengar nampak curiga tentang 'percakapan apa sebenarnya yang sedang mereka bicarakan' batin alea.

"belum, alea masih belum tahu mengenai ini semua tan." sahut dokter farel pada mamahnya.

"Baguslah, memang sebaiknya alea jangan sampai tahu karena ini semua untuk kesehatanya saya tidak mau, putri saya yang baru saja kembali lagi imgatanya shock berat. Saat tau papahnya lumpuh saat ini, kondisi nya masih belum sadarkan diri semenjak papahnya tau bahwa dirinya mengalami lumpuh total."

Bumm seperti hantaman sebuah batu besar alea tidak sanggup lagi untuk menahan cairan bening yang sebentar lagi merembas, mulutnya kelu tidak bisa mengatakan apapun selain menangisi takdirnya yang begitu kejam. Memang tidak cukup dengan rentetan masalah yang datang silih berganti padanya. Alea lelah dia butuh pundak seseorang saat Ini. Hingga pandangan alea seketika menghitam alea pingsan dan mengejutkan semua orang yang berada di luar kamarnya. suara teriakan.

"Aleaa.."

"Alea."

...

To be continued

Aleagra Melodi [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang