Delapan bulan berlalu
Semilir angin mengayun indah menerpa rambut panjang seorang gadis cantik yang sedang merenungi kembali ingatanya di masa lalu. Ia tersenyum bahagia karena masih di beri kesempatan untuk hidup kembali sejak kecelakaan yang membuatnya harus merelakan study nya di Oxford dan menjalani terapi di sini.
Suara ketukan pintu membuatnya tersentak kaget dan membangunkanya dari lamunan, Seorang pria tampan berwajah dingin membawa nampan berisi makanan.
"Ekhm.. Kamu udah makan belum ini saya bawakan makanan kamu makan sana"
"Terima kasih dokter arel, udah repot-repot bawain saya makanan padahal saya bisa ambil sendiri loh hehhe.."
"Jangan geer dulu deh, saya bawain kamu makan karena suster rina izin tidak masuk makanya saya yang gantikan"
"Hhh.. Dokter bisa aja ngelesnya tadi dokter rina yang bantuin saya ke taman belakang, btw ini kali pertama dokter ngomong panjang lebar ke saya loh seneng banget dengernya udah gak pelit ngomong lagi kan sama saya"
Dokter farel tersenyum kecil hingga tak dapat terlihat sama sekali, mendengar alea berbicara tentang dirinya dan tertawa membuatnya tak bisa berhenti tersenyum entah kenapa ada perasaan aneh saat melihat senyum indah alea, alea tak hanya cantik tapi luar biasa cantiknya.
Sebenarnya ia sedikit tak terima alea bisa kembali pulih ingatannya karena sudah lima bulan berlalu. Ia menghabiskan setengah waktunya untuk menjaga dan merawat alea hingga saat ini. Alea gadis yang amat sangat kuat ia tak pernah mengeluh sedikit pun atas apa yang ia alami saat ini, alea terus berusaha hingga akhirnya tuhan memberinya kesempatan untuk mengembalikan ingatannya.
Alea merelakan study nya di universitas favorit nya di Oxford alea berusaha belajar sebisa mungkin hingga ia dapat memiliki banyak prestasi dan mendapatkan beasiswa di unvi favorit nya, sebenarnya alea tak perlu bersusah payah untuk mendapatkan ini semua papah alea orang yang sangat kaya raya dan memiliki banyak resort di seluruh indonesia.
Tapi alea adalah alea ia tahu orang tuanya memiliki segalanya tapi ia tak pernah menggunakan semua kemewahan yang dia punya, ia enggan memakainya karena menurut alea itu semua milik orang tua bukan miliknya.
"Hey dokter arel.. Ko bengong saya tau saya cantik tapi jangan segitunya juga kali hhehe.."
"Eh iya.. Ekhmm yasudah nih kamu makan, saya pergi dulu ada urusan sama dokter yang lain. Ingat habiskan awas kalau gak habis"
"Oke dokter, saya akan habiskan dan terima kasih dok"
"Iya sama-sama, yaudah saya pergi permisi"
Setelah dokter farel pergi alea menutup kembali pintu kamarnya, dan membawa nampan berisi makanan untuk sarapan sorenya ke atas nakas dan segera memakanya, Sesudah selesai makan hingga habis alea membawa nampan dan piring kotornya ke dapur di bawah.
Tak sengaja setelah mencuci piring ia berjalan menuju taman belakang, tapi kali ini hanya ia sendiri tanpa di temani suster rina. Alea melihat seorang anak perempuan bersama kedua orang tuanya mereka sedang tertawa bersama sang anak di gendong ayahnya berceloteh riang.
Alea yang melihatnya tiba-tiba saja meneteskan air mata karena merindukan kedua orang tuanya, ia heran mengapa kedua orang tuanya tak menemaninya selama terapi di sini. Ia curiga ada sesuatu yang terjadi pada kedua orang tuanya, ia segera kembali ke dalam kamar inap nya.
Mencari handphonenya tapi tak ditemukan sama sekali, hingga akhirnya alea turun ke bawah menuju administrasi untuk meminjam Western Electric.
"Permisi sus apa saya boleh pinjam western nya saya ingin menghubungi mamah saya?"
"Boleh, silahkan"
"Terima kasih sus"
Alea menelfon mamahnya tapi tak ada yang menjawab ia menelfon kembali namun tak sekalipun ada yang mengangkat nya alea lelah Manahan sesak perasaan cemas membuatnya keringat dingin. Karena tak ada yang mengangkat telefon nya alea berlari ke taman belakang menumpahkan tangis sesak yang ia coba tahan merembas deras seperti suasana hatinya ia menangis.
"Hey kamu ngapain di sini udah sore dikit lagi malam. Alea kamu kenapa?"
"Dokter arel, stsss.. Saya gak papa ko ah iya udah mau malam kalo gitu saya balik ke kamar ya dok permisi"
"Kamu jangan bohong sama saya saya tau kamu lagi nangis barusan, coba sini duduk lagi ceritain kenapa kamu nangis"
"Enggak dok saya gapapa saya cuma agak pilek aja, permisi dok"
"Alea duduk!"
"Huftt sebenernya saya gak biasa cerita sama orang lain apalagi sama dokter dokter ngeselin seperti anda"
"Heh bisa-bisa nya kamu yah yaudah cepet cerita sama saya ada masalah"
"Saya kangen mamah papah saya mereka kemana sih dok kenapa gak dateng kesini selama saya di terapi. Saya selalu di temenin sama dokter dimana orang tua saya saya udh hubungin mereka tapi sama sekali gak ada yang angkat telefon dari saya"
Dokter farel yang mendengar suara serak menahan tangis alea merasa tak tega memberitahu semuanya tentang keberadaan orang tua alea, ia fikir belum saatnya memberitahu semuanya pada alea karena alea belum lama pulih ingatannya.
Akhirnya ia harus terpaksa berbohong pada alea.
"Begini alea ini kan udah sore lebih baik kamu masuk ke dalam kamar soalnya yang saya tahu di sini kalo sore hari suka ada orang sakit jiwa yang suka gangguin pasien yang ada di sini loh, emang kamu mau di gangguin juga?"
"Hah! seriusan dok ih serem juga yah saya jadi merinding dengernya aja yaudah dok saya masuk duluan ke kamar permisi dok"
Alea ngacir ketakutan mendengar cerita dari dokter farel, sedangkan dokter farel tertawa terbahak bahak melihat wajah panik alea 'menggemaskan' itu kata yang tepat untuk alea. Hingga ia memutuskan untuk masuk juga ke ruangannya di dalam.
....
To be continued
![](https://img.wattpad.com/cover/237073251-288-k149403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleagra Melodi [TERBIT]
NezařaditelnéMenceritakan seorang gadis yang nyaris sempurna secara fisik dia Aleagra melodi gadis yang dilahirkan dengan segala kesempurnaan dalam keluarga yang sangat kaya raya serta kehidupan yang begitu indah tanpa perlu bekerja keras lagi karena sang ayah b...