S A T U

111 26 32
                                    

Selamat Membaca 🍀

"Selamat pagi anak-anak," sapa seorang guru kepada seluruh muridnya.

"Pagi juga, Bu!!" sahut semuanya serempak.

Semua murid dikelas tersebut memulai rutinitas di pagi hari. Sebagian murid belajar dengan sungguh-sungguh, sedangkan sebagian lainnya hanya sebatas mendengarkan alias masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

"Sey, psstt..." Reanna berbisik sambil melirik teman sebangkunya. "Gue lupa bawa buku MTK. Entar sebelum gurunya datang, gue nyontek pr lo ya. Mumpung masih ada waktu, mapel MTK jam kedua," sambungnya.

"Ah! Gue tau, lo pasti ga lupa bawakan? Pasti lo belum ngerjain pr-nya, terus sok-sokan bilang lupa segala," cibir Seyna lalu menoyor kepala gadis disebelahnya menggunakan jari telunjuk.

Reanna nyengir. "Wah-wah, lo kalau nebak suka bener deh!"

"Syut," Seyna berdesis. "Lo jangan berisik, tuh didepan masih ada guru," tegurnya.

Reanna menarik senyum. "Oke, tapi ... lo harus kasih liat jawaban lo. Gimana?"

Tidak mendapat respon dari sahabatnya, Reanna kembali bersuara. "Ya-ya-ya? Kasih liat gue dong," Reanna memasang wajah memalesnya.

"Iya," Seyna melirik Reanna dengan mata yang sedikit melotot. "Lo bisa diem engga? Gue mau merhatiin guru didepan. Gara-gara lo berisik gue jadi susah fokusnya!" Seyna membentak dengan suara sepelan mungkin.

Reanna cemberut kemudian membuat gerakan mengunci mulutnya.

***

Seyna menatap lekat jam dinding yang tergantung diatas papan tulis. Waktu telah menunjukkan pukul 10.10 akan tetapi bel istirahat belum juga berbunyi padahal sudah jam istirahat.

"Sey," panggil Reanna di dekat telinganya.

"Apalagi Re? Tadi kan udah gue kasih contekan, lo mau apalagi?" tanya Seyna malas dengan suara pelan. Mengingat di depan sana masih ada guru yang mengajar.

"Wow, santai, Sey. Jangan nge-gas," Reanna menjauhkan badannya sedikit. "Gue cuman mau nanya, kenapa bel istirahat belum bunyi-bunyi, gue udah laper nih," Reanna mengusap singkat perutnya.

"Mana gue tau," Seyna menjeda ucapannya. "Lagian, gue juga laper kali. Jadi kita sama-sama laper,"

Reanna menggerutu.

"Sabar, Re, paling entar lagi bel bunyi," ucap Seyna.

Setelah kalimat Seyna selesai, bel tanda istirahat langsung berbunyi.

KRINGG!!

Senyum Reanna mengembang. "Tuh, bel istirahat udah bunyi! Waktunya ngantin! Makan-makan-makan!" serunya penuh semangat.

"Gue juga denger, Reanna," sahut Seyna sambil memasukkan buku dan tempat pensilnya ke dalam tasnya.

"Eh, tunggu! Jangan keluar dulu, ini buku kalian sudah selesai Ibu periksa. Kalian bisa ambil sekarang," ucap guru matematika yang berhasil membuat seisi kelas menjadi hening seketika.

"Iya, Bu,"

Seyna melirik teman sebangkunya yang beranjak kedepan, ia mengangkat bahunya acuh.

"Ini buku lo," Reanna kembali, tangannya terulur memberikan buku tugas Seyna.

"Makasih," Seyna menerima bukunya lalu memasukkan ke dalam tas. Sedangkan Reanna mengecek nilai yang diberikan oleh guru padanya.

"Eh, buset! Dari lima soal, cuman bener dua?" pekiknya. "Lo gimana ngitungnya sih, Sey? Ah, payah. Salah lo nih,"

Perfect Stranger (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang