E M P A T B E L A S

19 10 3
                                    

Selamat Membaca 🍀

Seyna menenteng plastik yang berisikan cemilan dari Galen tadi, senyumnya terulas tanpa mau berhenti. Sampai membuat suasana di sekitarnya jadi ikut turut memperhatikannya. Dengan kecepatan kilat, Keyra -teman ekskulnya- menarik lengan Seyna untuk menjauh dari beberapa temannya yang lain, yang sudah meminta cemilan Seyna lebih dulu akibat lapar sehabis latihan.

"Duh, kenapa sih, Key?" tanya Seyna, menggerakkan kedua bahunya yang sejak tadi didorong pelan oleh Keyra.

"Siapa tuh?"

Seyna menoleh, kanan, kiri, depan,dan terakhir belakang. Namun ia tidak menemukan orang yang dimaksud oleh Keyra.

Dasar Seyna lemot.

Keyra menggelengkan kepalanya pelan, gadis itu menatap Seyna tajam.

Seyna terkekeh geli dibuatnya. "Itu Galen. Kenapa? Lo naksir?" ceplos Seyna lempeng.

Keyra memukul pundak Seyna kencang, sampai membuat perempuan itu mengaduh kesakitan.

"Ngadi-ngadi banget sih lo, gue cuma penasaran aja. Kok dia baik banget sampe nganterin cemilan sebanyak itu?  Lo yang palakin kan, pasti?" tuduh Keyra sambil menunjuk-nujuk wajah Seyna dengan jari telunjuknya.

"Enak aja. Orang dia yang mau beliin. Lagian rezeki itu engga boleh ditolak. Pamali." ungkap Seyna.

"Udah deh engga usah banyak nanya. Mending lo ambil nih satu yang lo mau," tawar Seyna sambil menyodorkan beberapa cemilan yang dipegangnya.

Keyra mengambil satu bungkus coklat kesukaan Seyna. Tidak peduli mau kesukaan Seyna atau bukan. Sebab, bagi Keyra memiliki teman seperti Seyna rasanya seperti anda menjadi Iron Men.

Eh?

Kerya berjalan lebih dulu dengan tangan yang bergerak untuk membuka bungkus coklat yang diambilnya.

Seyna tertawa, hatinya sedang menghangat dan mood-nya juga sedang baik. Berterimakasih lah kepada Galen. Sebab pemuda itu selalu membuat Seyna merasa seperti tuan putri.

"Misi! Gais! Gue punya informasi penting buat kalian!" seru seorang pemuda yang baru saja memasuki ruangan karate.

Namanya Arkan. Murid kelas dua belas yang menjabat sebagai ketua ekstrakulikuller karate, namun sebentar lagi akan menjadi 'mantan' ketua.

Semua yang berada di ruangan itu menatap Arkan penasaran.

Arkan berdehem singkat. "Jadi, bulan depan sekolah kita bakalan ada lomba karate antar kabupaten. Pembina nyuruh gue buat milih empat orang perwakilan. So, kalian harus rajin-rajin latihan supaya ke pilih," Arkan menjeda ucapannya. "Dengar-dengar seleksinya lumayan ketat."

"Siap kak!"

Arkan mengangguk. Tangannya yang sedari tadi bersidekap dada, ia turunkan. "Yaudah, sepertinya latihan hari ini udah cukup. Kalian boleh pulang,"

Seyna meraih tas ranselnya. Keyra menepuk pundak Seyna pelan.

"Pulang naik apa?" tanyanya.

Seyna menoleh ke arah pintu yang terbuka. Terlihat Galen yang sedang bersandar di pintu dengan jari telunjuk yang memutar-mutar gantungan kunci motornya.

"Sama ojek tuh," jawab Seyna, tertawa geli. Seyna berjalan lebih dulu meninggalkan Keyra sendirian.

"Tungguin woy! Mentang-mentang udah ada tebengan sombong amat." cibir Keyra.

Keduanya berjalan bersisihan keluar dari ruangan. Saat di luar, Keyra pamit undur diri.

"Udah lama?" tanya Seyna setelah kepergian Keyra. Ia berdiri di samping pemuda itu.

Perfect Stranger (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang