Selamat membaca 🍀
Setelah menemui Reanna di gerbang sekolah. Ia menyuruh Galen untuk segera mengantar Reanna ke rumah sakit. Reanna dan Galen pergi lebih dulu menuju rumah sakit.
"Sey, kita makan dulu yuk. Gue laper nih," ucap Austin sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan.
"Nyari makan dimana?" tanya Seyna sembari berjalan menghapiri pemuda itu.
"Ya... disekitar sekolah aja. Lagian banyak kok deket sini," jawab Austin.
"Yaudah, ayo!" seru Seyna.
Kedua remaja itu pergi ke salah satu warung yang berada didekat sekolah menggunakan motor Austin.
Saat tiba diwarung, Austin langsung memesan makanan untuk dirinya dan juga Seyna.
"Sey, pesenin makanan buat Reanna sama Galen juga?" tanya Austin setelah mendudukkan diri didepan gadis itu.
"Terserah lo. Tapi siapa yang bayarin? Gue sih ogah!" balas Seyna.
"Ya elah! Sama temen juga, lo perhitungan banget," cibir Austin. "Biar gue aja yang bayarin,"
Seyna nyengir. Melihat Austin yang harus rela mengeluarkan uangnya untuk membeli makan buat Reanna dan Galen. Ya, walaupun harganya tidak begitu mahal sih.
Saat pesanan keduanya tiba, mereka makan dengan lahap. Tidak ada perbincangan antara keduanya.
Setelah selesai mengisi perut, keduanya beranjak menuju rumah sakit yang Reanna kasih tau lewat chat.
***
Setibanya di rumah sakit, mereka sempat bertanya pada suster letak kamar anggrek nomor tiga.
Seyna membuka pintu salah satu ruangan yang ia rasa adalah letak kamar adeknya Reanna.
"Re," panggilnya pelan saat pintu kamar terbuka.
Reanna menoleh. "Eh Sey,"
"Adek lo gimana?" tanya Seyna sambil melangkah masuk diikuti Austin.
Reanna melirik sodaranya yang terbaring diatas ranjang rumah sakit. "Lumayan baik,"
Seyna mendekat, ia mengusap pundak sahabatnya. "Orangtua lo mana?"
"Ngurus administrasi,"
Seyna mengangguk paham. "Oh, iya. Ini kita bawain makanan buat lo sama Galen," Seyna melirik Galen yang sekarang tengah berdiri bersebelahan dengan Austin. Ia memberikan plastik tersebut pada Reanna.
"Kita? Itu gue yang beli, enak aja!" protes Austin.
"Elah. Biarin aja napa?" balas Seyna malas. Reanna menggelengkan kepalanya melihat Seyna, sedangkan Galen terlihat kesal.
"Lo berdua makan gih. Gue mau ke toilet dulu," ucap Seyna kemudian berlalu begitu saja.
Setelah beberapa menit, Seyna berjalan dikoridor rumah sakit. Matanya menangkap seorang pemuda yang duduk dikursi tunggu sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
Tanpa permisi, Seyna langsung mendudukkan diri disebelah pemuda itu. "Kenapa engga makan didalam aja, Len?"
"Takut ganggu," jawab Galen sambil mengunyah.
"Oh," Seyna beranjak, saat hendak melangkah tangannya ditahan oleh Galen.
"Lo mau kemana?"
"Masuk kedalam lah,"
Galen menggeleng. "Temenin gue makan,"
Mendengar permintaan dari Galen barusan membuat Seyna memutar bola matanya malas. Walaupun begitu ia kembali mendudukkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger (END)
Teen FictionNama Kelompok : Cyan 12 Genre : Teenfiction Deskripsi : Menjalin hubungan dengan siapapun, selalu berawal dari dua orang yang tidak saling mengenal, alias orang asing. ----------------------------------------------------- Seyna Agatha seorang remaj...