Selamat Membaca 🍀
Galen menatap langit-langit kamarnya. Musik dari band HONNE yang berjudul Location Unknown mengalun sempurna, menemani minggu paginya.
Setelah pulang dari lari paginya, Galen memikirkan apa yang akan ia lakukan seharian ini.
Bayangan wajah Seyna terlintas dikepalanya. Wajah gadis yang mampu membuatnya tersenyum sendiri. Galen jadi gemas dengan kelakuaan Seyna. Apalagi kalau sedang jutek, rasanya Galen ingin memeluknya.
Galen mengambil ponselnya yang berada tidak jauh dari posisinya berbaring. Saat hendak membuka layar kunci, ponselnya malah terjatuh mengenai hidungnya.
"Ck, hidung gue," rutuknya sambil memegang pangkal hidungnya. Pemuda itu bangkit, ia merubah posisinya menjadi duduk.
Galen :
Seynaa!!
Bangun, dah siang
Ayo jalanGalen mulai gelisah saat Seyna tidak kunjung membalas pesannya setelah sepuluh menit berlalu. Ia berlari mengambil handuk. Entah kenapa ia yakin, Seyna tidak akan menolak ajakannya.
Seyna :
Berisik
Gue malas jalan sama cowok nyebelin kayak loGalen tersenyum lebar. Ia menggaruk kepalanya salting.
Galen :
Elah, jalan yuk
Nonton atau apa gitu
Gue gabut nih
Yaaaa? Pliss Seyna cantik kesayangannya GalenSeyna :
Najis! Jijik gueGalen tertawa. Ia membayangkan wajah jutek gadis itu.
Galen :
Terserah.
25 menit lagi gue jemput. Share location!Tanpa membuang lebih banyak waktu, Galen segera bangkit menuju kamar mandi.
Tak berselang lama Galen sudah siap dengan celana ripped jeans dan kaos putih polos yang dibalut jaket levis. Galen menyugar rambutnya lalu menyemprotkan parfum. Ia tersenyum percaya diri menatap pantulannya dicermin.
Saat membuka pintu kamarnya, ia dikagetkan dengan Elysa yang hendak mengetuk pintu.
"Wangi banget anak Mami, mau kemana?" tanyanya sembari menatap putranya.
Galen mencium pipi Elysa. "Mau ngapelin cewek, doain."
Elysa menggeleng. "Baru juga Mami mau siram kamu. Ternyaga anak Mami udah besar," goda Elysa membuat Galen salting.
"Kenalin dong ke Mami," ucapnya penuh antusias.
"Nanti Galen kenalin kalau udah resmi," jawab Galen semangat.
Pemuda itu menatap jam tangannya. "Galen berangkag sekarang ya, Mi. Nanti doi nunggin. Dadah, Mami!!"
Sebelum meninggalkan Elysa, ia mencium kedua pipi wanita itu.
***
"Gue engga mau film horor, lo sengaja? Mau modus lo ya?! Biar gue peluk-peluk gitu. Ngaku lo?!" cerocos Seyna. Genre horor adalah yang paling ia hindari karena membuat jantungnya berdetak cepat sebab banyak jump-scare yang ga ada akhlak.
Galen tertawa. "Lo kali yang modus peluk-peluk gue," godanya kepada Seyna.
Ringisan keluar dari mulutnya saat mendapat pukulan dibahunya.
"Sakit, Sey. Tapi gak ada apa-apanya sama perjuangan gue buat dapetin lo lagi,"
Seyna menyerit. "Lagi? Kita aja baru ketemu!"
Seyna melangkah lebih dulu meninggalkan bioskop. Ia terus menggerutu perihal Galen yang tidak mau mengalah.
"Jangan ngambek dong," Galen menahan lengannya agar ia berhenti berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger (END)
Teen FictionNama Kelompok : Cyan 12 Genre : Teenfiction Deskripsi : Menjalin hubungan dengan siapapun, selalu berawal dari dua orang yang tidak saling mengenal, alias orang asing. ----------------------------------------------------- Seyna Agatha seorang remaj...