20; new fact

3.1K 671 239
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Dia hanya menunggu waktu untuk mengeluarkan kartu as miliknya. Karena dia tahu, orang-orang terlalu mudah untuk dibodohi.

.

Jisung, Jaemin, Chenle, dan Eunji saling diam dengan pemikiran masing-masing. Pasalnya, saat kedua orang itu mau menemui Jisung, Eunji malah meminta untuk ikut bersama mereka berdua. Dan, jadilah gadis itu ikut dengan keduanya.

"Sepertinya kalian butuh waktu untuk bicara? Aku dan Chenle akan makan ramen dulu, sampai jumpa!" Jaemin menarik kasar lengan Chenle dan pergi dari sana. Baik Eunji maupun Jisung, kini keduanya sama-sama terdiam. Enggan membuka suara.

Hembusan angin membelai tubuh Eunji membuatnya menggosokkan kedua tangannya sendiri. Dingin sekali, dan dia lupa membawa jaket. "Ada apa? Apa lagi yang mau kau katakan?"

Eunji menoleh, dapat dilihat kalau Jisung menatapnya kecewa. Eunji sadar, dia bersalah di sini. Harusnya ia bisa menjaga perasaan Jisung, harusnya juga dia bisa menyelidiki kasus ini. "Kau benar, seorang anak tidak akan tinggal diam jika orang tuanya disakiti."

"Kau tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Kau mau suatu keadilan, bukan? Kita akan sama-sama menangkap pelakunya." Jisung tersenyum sambil mencengkram pelan kedua bahu sempit milik Eunji. Kedua matanya memanas, ia tak habis pikir kenapa Jisung masih begitu peduli padanya?

Kenapa Jisung tidak marah padanya?

"Kenapa? K-kenapa kau tidak marah? Aku sudah melaporkan dirimu. Aku juga yang sudah menuduhmu, tapi kenapa kau tidak marah padaku?" Eunji menatap nanar pemuda itu. Hening sejenak sebelum Jisung menariknya ke dalam pelukan hangat. Tangannya terulur mengusap lembut rambut hitam milik Eunji.

"Faktanya, semarah apapun aku padamu itu tidak akan berlangsung lama. Karena aku tau, kau hanya emosi sesaat. Aku mengerti hal itu," bisik Jisung yang kini membenamkan wajahnya di perpotongan leher gadis itu.

"Maaf." Jisung menggeleng.

"Ini bukan salahmu. Kau tidak bersalah sama sekali." Jisung melepaskan pelukan itu dan kini menangkup wajah Eunji-menatapnya lekat.

"Kita hadapi ini semua bersama ya? Tujuan kita sama, yaitu menemukan pelaku yang sebenarnya. Bagaimana?" Eunji mengangguk mantap tak lupa mengukir senyuman indah di wajahnya.

"Jadi, kau mau jadi kekasihku?"

.

"Ayah, sampai kapan lagi aku harus menunggu? Ini sudah sepuluh tahun aku di sini. Aku takut," ucap gadis itu sambil berderai air mata. Tangisnya pecah dan sambungan telepon itu terputus secara sepihak. Orang itu datang lagi, mimpi buruk bagi seorang Hejin sekarang.

Quiet Down | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang