—sangat menyakitkan ketika mengetahui bahwa ayahmu membencimu.
.
Samar-samar dia mendengar pertikaian dua orang dalam ruangan ini. Jisung membuka matanya perlahan, tubuhnya lemas sekali dan kepalanya terasa pusing. "Jisung sudah kubawa padamu, cepat katakan di mana Hejin."Jisung meringis kecil ketika dia mencoba untuk bergerak. Kedua tangannya ditahan dengan sebuah rantai yang diikat ke brankarnya. "Ah, sial," gerutunya.
"Sepertinya aku butuh bantuanmu sedikit lagi, bisa?" Junsu tersenyum penuh kemenangan ketika raut wajah Daehyun berubah menjadi penuh amarah. Kini dia menoleh ke arah Jisung sambil tersenyum manis.
"Kau merawat putraku dengan baik ternyata."
Detik itu Jisung membeku di tempatnya. Ia tidak salah dengar, bukan? Pria yang sedang bertengkar dengan Pamannya adalah Ayahnya sendiri? Bagaimana bisa? Bukankah Junsu sudah meninggal beberapa tahun yang lalu?
"Apa kabarmu, Nak?" Jisung membulatkan kedua matanya tak percaya. Dia benar-benar tidak percaya dengan ini semua, berbagai pertanyaan juga muncul dalam pikirannya tentang masalah ini. Bagaimana bisa seseorang yang telah tiada kini bangkit kembali?
"CEPAT KATAKAN DI MANA PUTRIKU?!" gertak Daehyun sambil menarik kasar baju milik Junsu. Pria itu menyeringai kecil, dan menghempas kasar kedua tangan Daehyun.
"Sudah meninggal. Kau terlalu lama—"
Bugh!
Junsu terjatuh karena tinjuan dari Daehyun. Ia mengusap sudut bibirnya yang kini terdapat luka kecil di sana. "Kau jangan bercanda! Katakan di mana tempatnya!"
"Tempat dari rencana awal kita," ucap Junsu. Tak mau membuang waktu, Daehyun segera pergi meninggalkan tempat ini. Jisung semakin tidak mengerti apa yang terjadi, tapi satu hal yang pasti—dia sudah ingat semua tentang masa lalunya.
Ia juga ingat bagaimana Daehyun yang membunuh orang tuanya. Namun, kenapa sang Ayah masih hidup? Bahkan dia berdiri tepat di hadapan Jisung sekarang. "Kau masih hidup?"
Junsu terkekeh. "Tentu, kenapa aku harus mati, huh?"
"Sudah sangat lama aku menantikan waktu ini. Tapi sekarang, adalah waktunya." Derap langkah itu semakin mendekat, Jisung sendiri masih berusaha untuk melepaskan diri dari tempat ini.
"A-Ayah." Junsu seakan menulikan pendengarannya sendiri, dia mengambil sebuah pisau bedah yang sudah disiapkan dari tadi. Jisung semakin panik, dan sialnya ikatan di tangannya tidak mau terbuka sama sekali.
"Aku membencimu," ucap Junsu.
"Kau bukan anakku, jangan panggil aku Ayah."
Jisung terdiam seketika, jujur saja hatinya sangat perih mendengar pernyataan kejam dari sang Ayah. "Anak haram," desis Junsu sambil menatapnya penuh kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quiet Down | Park Jisung✓
FanficBagaimana jadinya jika Jisung punya kepribadian ganda? Start: 28 Agustus 2020 End: 17 Januari 2021 #2 in Park Jisung 26 Desember 2020 #1 in Park Jisung 29 Desember 2020 #15 in Mystery 12 Mei 2021 #3 in nct 15 Mei 2021 #1 in nctff 17 Mei 2021 #2 in z...