32; sarcasm

2.5K 573 216
                                    

—ಥ‿ಥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


—ಥ‿

.

Napas Eunji tercekat ketika tangannya sudah berada di ujung baju Jisung. Dapat dilihat juga kalau kedua tangannya semakin bergetar. "Kau tidak apa-apa?"

Andaikan Jisung tahu bagaimana Eunji berusaha menahan degupan jantungnya yang semakin cepat. "Y-ya. Tutup matamu, ini akan sedikit sakit."

Jisung menurut, dia menutup kedua matanya dan membiarkan gadis itu mengobati lukanya. Eunji menarik napasnya dalam-dalam, ia mencoba menepis segala pemikiran buruk yang muncul begitu saja di benaknya. Kaus hitam milik Jisung kini sudah terbuka sempurna, hal ini membuat Eunji semakin menahan napasnya.

Eunji mengambil kapas dan menaruh sedikit alkohol di sana. Dengan telaten dia menempelkan kapas itu di sekitar luka sayatan di perut Jisung. Itu cukup dalam, tapi untungnya tidak benar-benar sedalam itu.

Rasa perih kini menjalar ke bagian perutnya. Jisung pun membuka kedua matanya, senyum tipis kini muncul begitu saja di wajah tampannya itu. Eunji terlihat menggemaskan di matanya, apalagi dengan rona merah yang ada di kedua pipi gadis itu.

Eunji mengambil kain kasa dan membalut luka di perut Jisung. Setelah selesai mengobati luka itu, Eunji kini mengambil kembali kaus hitam itu dan menyerahkannya pada Jisung.

"Pakai, nanti masuk angin," ucapnya sambil menunduk. Ia segera beranjak dari sana, tapi tangannya ditarik begitu saja oleh Jisung. Tarikan pemuda itu cukup kencang, hingga Eunji terjatuh menimpa Jisung.

Keduanya terdiam. Eunji hanya bisa membulatkan kedua matanya sambil menahan napas, sungguh dia tidak sanggup kalau menatap Jisung dari jarak sedekat ini. Apalagi pemuda itu belum memakai bajunya.

"C-cepat pakai bajumu. A-aku tunggu—"

Ucapannya terpotong ketika Jisung mengecup singkat bibirnya itu. "Kau ini imut sekali."

Jisung sudah gila. Apakah dia mau membuat Eunji mati muda karena serangan jantung?

"Kau gila, waktu kita tidak banyak! Ayo cepat!" Eunji menjauh dan menunggu Jisung di depan pintu ruangan itu.

Tak lama, Jisung keluar dari sana dengan sedikit tertatih—menahan sakit. "Ayahmu memasang jebakan di sini, makanya ayahku jatuh ke dalam lubang sana. Kita harus cari jalan keluar yang lainnya sebelum Ayahmu bangun."

"Kau tidak apa-apa, kan?" tanya Eunji dengan raut wajah khawatirnya.

"Tidak, ini sudah lebih baik setelah kau obati." Eunji mengangguk. Keduanya pun segera menjauh dari sana sebelum Junsu benar-benar tersadar dari pingsannya.

Quiet Down | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang