Chapter 3 [ permulaan ]

172 10 0
                                    

Keesokan harinya di kafe Hadi...

Iqbaal lagi duduk santai sambil minum kopi latte panas dan air putih.

Dia juga lagi memikirkan soal calon istrinya itu.

"Woi.. Assalamualaikum!
Baal? Iqbaal? Iqbaal??!!" Hadi berteriak di hadapan Iqbaal.

"Masyaallah, kagetin gue aja. Mau apa lu?" tanya Iqbaal.

"Salam gak dijawab, gak sopan lu!" bicara Hadi yang sedang marah.

"Waalaikumssalam. Gue nanya, lu mau apa?" tanya Iqbaal lagi.

"Lu itu kenapa? Ada masalah?" tanya Hadi yang aneh melihat kelakuan si Iqbaal.

"Hari ini gue harus nyari calon isteri gue. Gue harus cari identitas dia sampe ketemu. Kalo nggak ketemu, gue gak bisa kerja di kantor papa."

"Serius? Mama lu ketemu dia dimana?" tanya Hadi yang penasaran soal jodohnya itu.

"Cewek itu yang dateng, terus ketemu mama gue ke rumah. Gue gak tahu gimana dia itu bisa tahu alamat rumah gue." jawab Iqbaal yang sedang menahan marah.

"Sabar dong. Ini baru permulaan Baal. Cari aja sampe ketemu. Pasti ceweknya cantik tuh." ucap Hadi yang coba menenangkan Iqbaal.

"Cewek itu titip pesan ke mama gue kalo gue udah ketemu sama dia, gue harus kasih hadiah yang paling spesial buat dia. Tapi gue gak kenal sama dia." bicara Iqbaal.

"Lu pasti bisa Iqbaal. Cari aja, lo pasti ketemu nanti." bicara Hadi.

"Gue keluar dulu mahu nyari cewek itu. Nanti gue kesini lagi ngobrol sama lu" bicara Iqbaal yang sedang berlalu pergi meninggalkan kafe Hadi.

A Gift For You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang