Chapter 17 [ kecelakaan ]

61 4 0
                                    

Seorang cewek turut membantu Iqbaal. Dia turut khawatir dengan keadaan Iqbaal. Sewaktu doktor menanyakan apakah hubungannya dengan pasien, dia meminta doktor untuk merahasiakannya dari keluarga Iqbaal dan juga Iqbaal sendiri.

"Dokter, gimana keadaan pasien?" tanya cewek itu.

"Dengan sukacitanya saya memaklumkan bahawa keadaan pasien sangatlah kritis. Dia mungkin tidak akan menyadarkan dirinya dalam waktu beberapa bulan." jelas doktor.

"Astaga, kasian banget. By the way, terima kasih ya dokter." ucap cewek itu.

"Sama-sama." jawab doktor.

Tiga bulan berlalu...
Akhirnya Iqbaal sadar setelah sekian lama dia cuma berbaring di atas kasur rumah sakit itu.

"Iqbaal.. Elu udah sadar? Alhamdulillah, ini gua Hadi, Baal." bicara Hadi.

"Hadi. Gimana gua bisa ada disini? Kenapa kaki kiri gua gak kerasa ya?" tanya Iqbaal dengan suaranya yang perlahan.

"Elu ada di rumah sakit Baal." jawab Hadi.

"Ini kenapa kaki gua gak kerasa Di? Jawab Di!" marah Iqbaal.

"Kaki lu.. kaki lu cuma kehilangan saraf sebentar. Nanti lu pasti ngerasa kok kaki lu kembali." jelas Hadi.

"Ini semua gara-gara Ratu. Dia udah bikin gua jadi kayak gini! Gua gak mau maafin dia." marah Iqbaal lagi.

"Iqbaal. Selama lu di rumah sakit banyak banget cewek yang nge-jagain lu. Antaranya Zahra, Mikayla, Ratu dan cewek yang gak tahu siapa namanya." ucap Hadi.

"Kenapa lu kasih mereka jaga gua? Mereka itu udah nyakitin gua! Kecuali Zahra." bicara Iqbaal.

"Udah, Iqbaal. Masa lalu gak usah diinget. Mereka datang cuma mau jaga lu. Bukannya minta simpati lu." bicara Hadi.

"Udah, gua mau pulang sekarang. Gua gak mau lagi di sini. Makin tambah sakit kalo gua di sini lagi." desak Iqbaal.

"Enggak boleh. Elu harus tunggu satu hari lagi. Elu kan baru sadar Baal. Dokter nyuruh lu istirehat dulu disini. Besok baru bisa pulang." jelas Hadi.

"Aduh, iyalah. Gua tunggu sehari lagi disini." Iqbaal akur dengan kata-kata dari doktor.

Sehari selepas itu... Iqbaal sudah pulang dari rumah sakit. Dia masih syok dengan apa yang terjadi samanya. Tangannya berbalut. Kakinya pula masih tidak pulih sepenuhnya, dan mengharuskannya untuk memakai tongkat untuk berjalan.

"Mama sama papa gua ada dirumah Di?" tanya Iqbaal.

"Ada. Mereka bisa jaga lu sebentar sementara mereka ada dirumah. Minggu depan mereka harus berangkat ke Semarang." ucap Hadi.

Setibanya di rumah... Iqbaal disambut oleh orang tuanya dirumah. Namun dia langsung tidak peduli dan terus menuju ke kamarnya di atas.

"Tante nggak usah ambil hati deh, Iqbaal masih syok dengan apa yang terjadi sama dia. Tante nya harus sabar ya." pujuk Hadi.

"Gak apa-apa. Tante ngerti kok Iqbaal itu orangnya kayak gimana. Ibu dan om masih bisa sabar." jawab Raisya.

"Ya sudah, saya pulang dulu ya tante. Nanti ada kesempatan saya kembali lagi di sini. Assalamualaikum." ucap Hadi.

"Waalaikumsalam." jawab Raisya.

A Gift For You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang