21|| Martabak, Serta Sisa Kenangan Dalam Lubuk Hati Paling Dalam 5

274 69 198
                                    

"Ini enggak mungkin, ini mustahil! Asli sih ini enggak mungkin bersifat mutlak! Gue yakin banget, ini cuman bercanda!" Mila begitu histeris sekali, ketika melihat ini semua, sungguh ini berada di luar dugaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini enggak mungkin, ini mustahil! Asli sih ini enggak mungkin bersifat mutlak! Gue yakin banget, ini cuman bercanda!" Mila begitu histeris sekali, ketika melihat ini semua, sungguh ini berada di luar dugaannya.

"Lain kali, jangan jadikan manusia sebagai bahan tantangan atau permainan bodohmu itu ya, masa lalu kita sejak Mega Moon In The Star, saja udah kelam, jangan lo perumit lagi. Apalagi orang yang jadi sasaran sama lo, itu malah Stevanka," jelas Kiky, memberitahukan kepada Verrel agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang hampir saja berakibat fatal.

"Mega Moon In The Star?" Mila seperti pernah mendengar julukan itu.

"Kamu enggak perlu tahu, La!" cegat Kiky, Mila langsung tertunduk dan merenung, sepertinya kali ini Kiky benar-benar serius menegur Verrel, tidak seperti biasanya. Mila masih tidak mengerti, apa yang mereka permasalahkan, yang Mila pahami yaitu bahwa selama ini Verrel hanya menjadikan Stevanka sebagai sebuah tantangan, bukan karena tulusnya perasaan.

"Al Teverand," lirih Mila, lambat laun seketika Mila kembali teringat akan sosoknya yang begitu bermakna dalam kehidupannya.

"Kiky ... Mila rindu Al Teverand. Kiky tolong! enggak tahu kenapa hati Mila hancur banget, Mila banyak buat salah sama dia, ke mana Al Teverand!?" Mila kembali teringat akan hal itu, Mila kembali teringat akan Al Teverand, Mila selalu merasa dihantui oleh rasa bersalahnya yang begitu dalam kepada Al Teverand.

"Ini semua gara-gara lo!" bentak Kiky, kepada Verrel.

Kiky langsung membawa barang-barang yang didapatkan dari Timezone, sewaktu tadi bersama Mila, lalu mengajak Mila pulang, karena waktu sudah hampir larut malam.

"Gara-gara Verrel, Mila jadi teringat Al Teverand lagi," gumam Kiky, ia begitu kecewa pada sahabatnya yang bernama Verrel itu.


Verrel mengendarai motornya dengan kencang sekali, ia berpikir untuk segera meminta maaf kepada Stevanka, ia telah mempermainkan serta melukai hati Stevanka.

Verrel yakin, sewaktu tadi Stevanka sudah pulang duluan, lebih memilih untuk pulang naik taxi ketibang harus bersama laki-laki yang telah mengecewakannya itu, Verrel sendiri pelakunya. Verrel memghentikan gerungan motornya, langsung saja ia masuk ke dalam kawasan halaman rumah Stevanka. Verrel mengetuk pintu rumah perempuan yang katanya pernah ia cintai itu. Secara berkali-kali, tiada henti.

"Stev! Stev! Ini gue Verrel! Buka pintunya Stev!" Verrel terus-menerus mengetuk pintu rumah Stevanka. Tetap saja tidak ada balasan, sepertinya seisi rumahnya Stevanka sedang tidak ada orang.

"Ada apa? Ini semua sudah berakhir bukan?" tanya Stevanka dengan dinginnya, ia berada tepat di dekat motor ninja kepunyaan Verrel. Stevanka, menatap Verrel dengan tatapan lirih, rupanya Stevanka dan taxi pesanannya baru sampai.

"Maaf, Stev." Verrel menghampiri Stevanka, tiba saatnya di hadapan Stevanka, Verrel langsung tertunduk pelan di dekatnya.

"Gue kira, selama ini cinta lo ke gue tulus Verrel .... Ternyata ini semua cuman permainan lo doang, bukan ketulusan cinta lo, buat gue." Stevanka begitu menyesal sekali, karena sudah terlalu percaya dan yakin, bahwa Verrel benar-benar mencintainya padahal itu hanya sebatas angan-angan terbesar Stevanka, mendapatkan orang yang begitu setia kepadanya.

MILKY: K1/2=(?) [ OPEN PO 11-25OKT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang