"Semua orang tidak akan percaya, jika belum merasa. Sakitnya bagaimana, beratnya bagaimana, sesaknya bagaimana, jangan menyimpulkan, tanpa mengenal lebih dalam rasa yang terciptanya itu seperti apa."
***"TAPI La ... jujur gue enggak bisa ngelupain dia. Bakal beribu-ribu kalinya, satu demi satu cara telah gue lakukan, tapi nihil. Bayangan kenangan saat bersamanya selalu ada dalam lintas pikiran gue," jujur Kiky, kepalanya menunduk ke bawah entah apa yang akan dia pikirkan, hanya Arezua saja yang selalu terlintas dalam ingatannya.
"Enggak usah berlebihan, tinggalkan aja jika itu terasa menyakitkan," balas Mila, dengan nada pelan.
"Ini bukal soal berlebihan atau apapun. Ini semua soal cinta dan ketulusan, kenapa di saat gue benar-benar mencintainya? Sedangkan dia malah menolaknya secara tiba-tiba!?" tegas Kiky, diselipi dengan berbagai pertanyaan untuk Mila. Agar Mila bisa paham dan merasakan, bukan hanya sekedar menyimpulkan.
"Gue enggak ngerti," balas Mila, cuek begitu saja.
"La, gue cinta. Cinta sama dia, gue benar-benar cinta," Kiky memegang kedua lengan Mila, kini mereka berdua berhadapan. Kiky akan terus berusaha, agar Mila percaya dengan perasaannya kepada Arezua.
"Terus kalau lo cinta sama dia? Kenapa lo harus ceritanya sama gue? Gue 'kan, bukan siapa-siapanya lo sama dia? Iya 'kan? Bener 'kan? Faktanya gue itu bukan siapa-siapanya lo sama Arezua?" tanya Mila, seraya tersenyum paksa.
"Enggak, bukan begitu konsepnya," bantah Kiky, dengan nada pelan.
"Enggak apa? Konsepnya? Maksudnya? Gue enggak paham apa maksud lo, Ki. Maaf kayaknya gue ada urusan deh, gue udah bilang sama lo, pas chatting-an tadi. Ngajak lo, tapi lo enggak mau, yaudah gue mau pergi sama Gina aja, ya?" kata Mila, perlahan ia melepas genggaman yang Kiky berikan secara perlahan.
"La, lo tahu cinta enggak sih? Cinta! Coba buka mata lo sedikit. Biar lo tahu, apa itu cinta!" sentak Kiky, kepada Mila.
"Maaf, gue pernah benar-benar menyesali kata cinta. Karena sesering luka itu hadir tanpa disangka-sangka sebelumnya," lirih Mila, isak tangisnya terdengar jelas pada kedua pasang telinga seorang Kiky.
"Masa lalu, Al---" ucapan Kiky terpotong.
"Tolong jangan ingatkan," sela Mila.
Mila tidak ingin jika Kiky kembali mengingatkan perihal itu semua, karena Mila takut. Akan banyak orang yang terluka karenanya, Mila tidak ingin mengulang semuanya untuk yang kedua kalinya.
"La? Pandang muka gue sebentar!" perintah Kiky, dengan halus dan lembutnya.
"Ooo-okey," balas Mila, serak-serak karena menangis.
"Jangan takut," kata Kiky.
"Takut apa?" tanya Mila.
"Kiky enggak akan pernah, tinggalin Mila," jelas Kiky, memberikan senyuman yang begitu manis kepada Mila.
"Ya, semoga aja beneran," balas Mila terkagum, saat Kiky kembali memeluknya. Mila menangis puas-puas pada pelukan Kiky, Mila berharap semoga dia tidak akan pernah mengulangi kebodohan yang kedua kalinya.
"Semua orang, tidak akan pernah percaya, jika belum merasa sakitnya bagaimana, beratnya bagaimana, sesaknya bagaimana, jangan menyimpulkan tanpa mengenal lebih dalam rasa yang terciptanya itu seperti apa," bisik Kiky, pada kedua pasang telinga Mila secara halus dan lembutnya. Membuat hati Mila merasa lebih tenang, aman, damai dan tentram.
"Sekarang gantian, gue yang ngertiin lo lebih dalam," bisik Kiky sekali lagi, hingga senyuman semringah kembali terukir pada bibir seorang Cassandra Mila Rhiandini.
Untukmu seorang yang aku rindu, sudah lama kita tidak bertemu, aku nyaman jika berada di dekatmu, membuatku semakin percaya, bahwa rasa cinta itu akan timbul secara tiba-tiba, tanpa kita sangka sebelumnya. batin Mila, entah mengapa jika berada di dekat Kiky, Mila merasakan sebuah kesan yang berbeda.
Baper? Spam komen, kita lanjut.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca part kali ini? Jangan lupa rekomendasikan cerita Milky kepada semua teman-teman kalian ya.
Kalian baper engga sih? Semoga enggak ada yang nangis, author enggak bertanggung jawab. Karena author ga naruh bawang kok, serius.
Jangan lupa masukan Milky dan Possessive Cogan, ke dalam reading list dan perpustakaan kalian semua, ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKY: K1/2=(?) [ OPEN PO 11-25OKT ]
Teen Fiction"Untuk apa mempertahankan tanpa kepastian, jika kisah cinta yang telah lama tercipta, terhalang restu kedua orang tua kita." Tentang kita, ya kita. Peran utama dalam cerita hidup kita, tentang kita yang sedang berjuang sendirian. Berulangkali dihad...