23|| Zona Nyaman Tanpa Kepastian

293 72 345
                                    

"Berawal dari sebuah kedekatan yang terjadi secara tiba tiba, lalu timbulah sebuah rasa yang tidak disangka-sangka, hingga pada akhirnya terjebak dalam zona nyaman, tanpa ada kepastian di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berawal dari sebuah kedekatan yang terjadi secara tiba tiba, lalu timbulah sebuah rasa yang tidak disangka-sangka, hingga pada akhirnya terjebak dalam zona nyaman, tanpa ada kepastian di dalamnya."
***

"Langit apa kabar ya? Udah lama banget gue enggak komunikasi sama dia, seinget gue terakhir kali gue sama Langit telponan itu, pas dia baru aja mengikuti MPLS ketiga kalau enggak salah, bertepatan gue baru aja naik ke kelas dua belas," ucap Mila, kedua pasang matanya memandangi sebuah bingkai foto, terlihat ia tengah bersama adiknya itu.

Mila sangat ingin berjumpa bersama adiknya itu, setelah beberapa bulan lamanya Mila dan Langit sudah tidak bertemu lagi. Langit tinggal pada rumah yang berada di Bogor, bersama Mama Rhia dan Papa Mahendra, papa tirinya itu.

"Neng!" panggil Bi Laniah dari luar kamar Mila.

"Kenapa Bi? Ada apa?" tanya Mila kebingungan, padahal Mila sedang fokus melihat foto-foto kenangan, bersama adiknya tersebut.

"Mau makan sore sama apa, Neng?" tanya Bi Laniah, masih dari luar kamar Mila, sepertinya Bi Laniah sedang berada di ruang tengah.

"Ayam kecap aja deh, Bi!" teriak Mila dari dalam kamarnya.

"Muhun, Neng!" balas Bi Laniah, dengan cepat.

Tut!

Tut!

Tut!

Deringan handphone di atas meja belajar, terdengar jelas pada kedua pasang telinga Cassandra Mila Rhiandini. Langsung saja Mila meraih handphone-nya yang berada di atas meja belajarnya tersebut.

"Siapa ini?" Mila menyipitkan kedua matanya, rupanya kontras pada handphone-nya kurang pencerahan, jadi terlihat sedikit gelap pada pandangan.

Setelah Mila menaikkan kontras handphone-nya itu, betapa terkejut dan senangnya Mila, adik kandungnya menghubungi dirinya lagi, sungguh rasa rindu ini kini terbayarkan sudah.

"Kak!"

" ... "

"Dek?"

" ... "

"Dek, jawab ini Kak Mila!"

" ... "

"Loh kok, ishh jaringan nyebelin banget sumpah! Ayo dong bersahabat! Ini masalahnya udah lama, gue enggak berkomunikasi sama adik gue!" Mila menggerutu, ketika komunikasi panggilan antara ia dan adiknya terhalangi oleh jaringan yang tidak keruan, dan sangat menyebalkan.

"Nah, ada jaringan Kak! Ada nih Ada!"

Betapa senangnya Mila, ketika mendengar kembali suara adiknya tersebut, Mila langsung saja mengajak adiknya untuk berkomunikasi bersama.

"Dek Langit! Aaaa apa kabar kamu!? Maafin kakak belum sempat ke Bogor, ini masih sekolah juga, eh iya mama sama keluarga sana gimana kabarnya? Baik-baik saja 'kan?"

MILKY: K1/2=(?) [ OPEN PO 11-25OKT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang