"Dek, boleh gue masuk ke dalam? Jadi gini Dek ... Ada sesuatu hal penting mengenai Arezua yang harus abang ceritakan sekarang juga," panggil Dicky dari depan pintu kamar Kiky, ia akan mmberitahukan sesuatu hal yang penting mengenai Arezua kepada Kiky.
"Boleh Bang, masuk aja! Gue lagi seru main game nih, semoga lo enggak ganggu ya. Awas aja kalau lo ganggu, gue gibeng!" tegas Kiky pada saudara kandungnya itu, Kiky masih fokus memainkan game racing car yang berada pada handphone-nya itu.
Loh Arezua? Wah ada apa nih? Semoga aja bukan yang macem-macem, belakangan ini juga gue udah jarang lihat dia, kenapa ya? Dia udah jarang kelihatan juga, batin Kiky penasaran, sekaligus bertanya-tanya mengapa abangnya itu akan memberitahukan persoalan Arezua kepadanya.
Dicky langsung membuka pintu kamar adiknya itu, secara perlahan. Lalu masuk ke dalam kamar, menghampiri Kiky yang sedang fokus bermain game di atas kasur. Betapa berantakan sekali kasur adiknya itu, bahkan dengan tidak berberat hati Dicky selalu merapikan kasur adiknya itu.
"Ya allah, kasur lo berantakan banget. Main game mulu kerjaannya!" omel Dicky kepada Kiky, ia sedikit kesal sekali melihat kasur adiknya yang selalu berantakan itu.
"Alah diem Bang, jangan banyak ini itu, gue lagi seru-seru main game ini. Kadang nih ya, lo itu kerjaannya ngomel mulu, tapi emang fakta sih kadang gue enggak bisa aja sekali mah menata kasur jadi rapi banget gitu barang-barangnya," ucap Kiky sadar diri, bahwa ia sering memberantakan kasurnya tersebut, terkadang Dicky yang harus merapikan semuanya.
"Nah itu lo ngaku, btw Bang mau ngasih tahu sesuatu Dek, ini persoalan yang mungkin agak penting banget," ucap Dicky, ingin meberikan segala sesuatu hal yang mungkin terbilang penting, mengenai Arezua kepada adiknya tersebut.
"Arezua kemarin datang ke rumah, dia cariin lo, gue juga enggak tahu maksud dia apa, tapi kalau boleh jujur dia benar-benar merindukan lo, Dek!" lanjut Dicky, setelah mendengar nama Arezua untuk yang kesekian kalinya, tiba-tiba saja Kiky teringat akan kenangan hujan-nya bersama Arezua.
Arezua melepaskan kedua tangan Kiky, yang tengah memegang pundaknya itu. Ia menjawab pertanyaan sembari tidak tahan untuk menahan isak tangisnya.
"Ini semua udah enggak bisa dilanjut Ki, lo sama gue berbeda. Maaf gue harus melupakan lo, dalam-dalam," Arezua menjawab, air matanya keluar karena tak kuasa untuk menahannya lagi.
Perlahan-lahan ia meninggalkan Kiky dengan keadaan yang masih saja menangis, begitupula Kiky barukali ini, ia merasakan sakit yang sangat dalam sekali.
Konsekuensi dari mengenal sebuah percintaan yaitu, fase jatuh dan bangun. Semua itu akan terasa, apalagi satu hal yang sangat sulit untuk dipilih yaitu terdiri dari dua pilihan.
Berjuang?
Atau ...
Mundur?
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKY: K1/2=(?) [ OPEN PO 11-25OKT ]
Fiksi Remaja"Untuk apa mempertahankan tanpa kepastian, jika kisah cinta yang telah lama tercipta, terhalang restu kedua orang tua kita." Tentang kita, ya kita. Peran utama dalam cerita hidup kita, tentang kita yang sedang berjuang sendirian. Berulangkali dihad...