32|| Pelipur Lara Yang Hilang 4

264 55 1.2K
                                    

"Boleh gue denger ceritanya seperti apa? Gue bener-bener kasihan lihat lo nangis mulu La, ceritakan aja semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh gue denger ceritanya seperti apa? Gue bener-bener kasihan lihat lo nangis mulu La, ceritakan aja semua. Jangan lo pendam terus, nanti yang ada lo sakit karena terlalu banyak pikiran!" tegas Gina, berusaha memberitahukan Mila, agar Mila tidak terus-menerus memendam rasa sakitnya.

"Ini semua terlalu menyakitkan untuk diceritakan," lirih Mila, seraya memeluk boneka biri-biri pemberian dari Al Tevrand, yang sangat berharga baginya.

Mila sangat bingung, antara mau menceritakan semuanya? Ataukah lebih memilih untuk dipendam saja? Tetapi apa yang Gina bilang barusan itu benar! Jika Mila terus-menerus memendamnya, nanti yang ada ia harus bersahabat dengan perasaan yang entah kenapa, dan apa yang sebenarnya ingin ia gapai? Mila ragu jika membahas persoalan Al Teverand, semuanya dirasa sangat menyedihkan untuk diceritakan.

"Cerita sama gue! Lo enggak boleh pendam dan sembunyikan ini semua! Ada gue di sini, gue sahabat lo! Lo bebas ceritakan segala keluh-kesah lo ke gue, La!" Gina berusaha meyakinkan Mila, agar Mila mau menceritakan semuanya dan tidak terus-menerus memendam rasa sakitnya.

Mila menatap lirih Gina, kedua tanganya masih memeluk erat boneka biri-biri kesayangannya itu, pada malam ini Mila berterus-terang atas nama hati yang menanti. Mila benar-benar merindukan sosok MILKY GILANG ROSCAGAR AL TEVERAND, di dalam kehidupannya.

"Dia terlalu baik buat gue, tapi sayang gue selalu mengabaikan perasaannya, gue bingung sama perasaan gue habisnya Gin," ucap Mila berterus-terang, dengan nada pelannya dan perlahan air matanya menetes begitu saja.

"Jangan nangis, kasihan air mata lo bakal kebuang sia-sia, ada gue di sini. Gue siap mendengarkan segala cerita lo, jangan nangis lagi ya, ungkapkan segala sesuatu yang selama ini lo pendam," Gina menatap Mila dengan serius, berusaha meyakinkan Mila agar mau menceritakan semuanya, tanpa ada yang ditutupi sedikitpun.

Mungkin ini sudah saatnya untuk Mila menceritakan semuanya, agar tidak ada yang ditutupi lagi, malam ini harus terceritakan sudah, jika Mila memilih untuk memendam semuanya, yang ada hanya menimbulkan luka batin saja.

Hati yang perlahan mulai merasa yakin, bahwa mungkin malam ini waktu yang sesuai untuk menceritakan segalanya, karena bertepatan pada malam ini, Mila teringat akan malam itu penuh dengan kenangan dan harus menerima semua tentang kehilangan dan kenyataan, yang lebih memilih untuk memisahkan.

"Pada malam itu ...." Mila mulai menceritakan semuanya, agar ia tidak terus-menerus memendamnya lagi, memang ini terlalu menyedihkan untuk diceritakan, tetapi mau bagaimana lagi? Mungkin ini memang waktu yang tepat untuk Mila menceritakan semuanya.

"Gue akan dengerin apapun itu, lo enggak usah khawatir," Gina tersenyum pelan, dan berusaha mendengar segala sesuatu yang akan diceritakan oleh sahabatnya itu.

Malam ini, gemuruh petir terdengar dari sana dan sini, sama halnya dengan keadaan hati seorang Cassandra Mila Rhiandini, tidak sedang baik-baik saja, seakan-akan air matanya akan turun deras begitu saja, seperti derasnya hujan yang tidak lama lagi akan membasahi alam dan seisinya.

MILKY: K1/2=(?) [ OPEN PO 11-25OKT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang