13

8.3K 789 39
                                    

Selamat membaca ❤❤❤
.

.

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞
.

Sebelum atau sesudah membaca silakan klik tombol vote
.

.

Sejak tadi Jennie tidak berhenti untuk mondar-mandir didalam apartemennya sambil menempelkan ponsel milik Lisa ditelinganya, menghubungi si penculik gila itu yang entah apa yang akan dilakukannya pada Lisa.

"sialan, kenapa dia tidak mengangkat teleponku?" Jennie mendudukkan dirinya di sofa lalu memijat kepalanya yang terasa berat.

"tenangkan dirimu, ini minumlah teh yang kubuat agar kau tidak stres" kata sang manager dengan membawa secangkir teh untuk Jennie.

"oppa, Lisa sedang diculik, bagaimana bisa kau malah menawariku teh untuk sekarang?"

"lalu kita harus bagaimana? Kau sendiri yang memintaku untuk tidak menghubungi polisi, aku cukup penasaran siapa yang sudah membawa kabur Lisa?"

"dia mantan Lisa dari Thailand, dia sedikit gila" Jennie mengambil cangkir teh lalu menyesapnya "aku harus segera menemukan kemana dia membawa Lisa pergi, oppa, apa temanmu sudah selesai melacak nomor yang aku berikan padamu?"

"oh tunggu sebentar aku akan menghubunginya lagi" sang manager merogoh ponselnya disaku celananya.

Sementara itu Jennie mengalihkan pandangannya ke arah ponsel Lisa yang tergeletak di atas sofa, pikirannya terus tertuju pada keberadaan Lisa sekarang dan Jennie harap Vivian tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak pada Lisa "semoga saja semangka Thailand itu tidak memperkosanya atau malah sebaliknya" gumam Jennie.

Tak lama kemudian sebuah notif muncul di ponsel milik Lisa, segera Jennie membuka pesan masuk dan melihat isinya, matanya membulat sempurna saat melihat sebuah file foto yang baru saja dikirim oleh Vivian.

Foto itu memperlihatkan dua bibir yang saling menempel, Jennie dapat memastikan jika salah satu bibir itu adalah milik Manoban dan hal yang semakin membuat Jennie naik pitam adalah bibir bawah Lisa digigit oleh bibir gadis lain yang pastinya itu adalah Vivian.

Jennie berdiri dari duduknya dengan aura hitam yang mengelilingi dirinya.

"a-da apa Jen?"

***

"ya, lepaskan aku! Kau gila Vivian!" Lisa terus berteriak dan mencoba melepaskan dirinya, kedua tangannya terikat dibelakang tubuhnya sementara Vivian tepat berada diatas Lisa menduduki perut gadis itu dengan keadaan hanya mengenakan bikini.

"kau terus menolakku seperti seorang munafik Lisa, aku tahu kau masih menginginkanku, diamlah dan jadi anak yang penurut untukku" kata Vivian lalu mencium bibir Lisa dengan paksa.

Lisa melebarkan matanya, Lisa mencoba memalingkan wajahnya ke kanan dan kekiri agar ciuman Vivian terlepas dari bibirnya, bibir bawah Lisa terluka karena tergores gigi Vivian.

"oh, lihatlah bibirmu jadi terluka karena ulahmu sendiri" komentar Vivian sembari mengelus pipi Lisa dengan lembut.

"jangan menyentuhku dan menyingkirlah dari sana" Lisa melototkan matanya.

Vivian justru terkikik saat melihat Lisa marah padanya, menurutnya Lisa jadi semakin menggemaskan jika marah "kau sama sekali tidak menakutiku sayang, justru itu membuatku semakin ingin menginginkanmu, ayolah aku merindukanmu Lisa"

Kali ini Vivian benar-benar memperkosa Lisa, ia menciumi leher Lisa sambil menahan tubuh Lisa agar tidak memberontak.

"ya, Vivian hentikan! Kau wanita gila" mulutnya terus memaki Vivian namun tubuhnya bereaksi lain, Lisa merasakan suhu tubuhnya naik saat Vivian menggigit lehernya dan meninggalkan tanda disana.

Vacation (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang