Awal

3.2K 143 4
                                    

✈️✈️✈️

Kaenan Diranu kelahiran tahun sembilan belas sembilan empat, asli Jakarta turunan Korea. Darah bule Koreanya datang dari ibunya Kim Ara.

Langkah kakinya menyusuri pintu masuk Bandara. Bukan untuk pergi ke suatu negara tapi katanya perlu menjemput saudara.

Tidak ditemukan senyum dari wajahnya. Dasarnya pria pelit tertawa, angkuh pula jadi sikapnya bahkan sering dikataka arogan sebutannya.

Sebenarnya ia tidak berniat perduli pada kakaknya tapi apa mau dikata dia penyebab masalahnya. Sebab baru saja diterimanya telepon bahwa kakaknya itu berulah saat dipesawat. Kapan pria itu dewasanya? padahal kan dia lebih tua. Tuhan kadang tidak adil memberinya saudara, itu hanya anggapannya.

***

Suasana tempat umum itu tidak pernah sepi. Sekalipun tutup masih ada petugas hingga pegawai yang hilir mudik. Begitulah kondisi adanya. Tidak salah bandara ramai pengunjungnya.

Satu kebodohan dalam hidup Tira, yang mau-mau saja terpancing emosinya. Yang jelas tugasnya menenangkan penumpang sebagai bentuk pelayanan tentunya.

Tira memang begitu orangnya. Kadang suka kelepasan tangannya. Memang mulut suka sekali menajam seperti pisau. Maka siapa saja bisa terluka oleh ucapannya. Dasarnya manusia suka semaunya, bukannya omongan perlu buat dijaga? Maka Tira layangkan tinjunya dengan mudahnya.

Terkutuklah penumpang cerewet modelan pria tua sepertinya. Dia Romeo Diranu nama yang disebutnya saat ditanya atasan Tira. Tepat disana ruangan kerja atasannya Tira berada, sebab protes keluhan dari wanita yang jadi sumber masalahnya. Dasar dua sejoli sikapnya sama saja. Menyusahkan sepertinya jadi hobinya.

"Saya mau dia dipecat pak, dia sudah lancang menampar pacar saya"

"Sabar dulu Nona. Saya akan dengarkan penjelasan keduanya. Untuk tuan Romeo, bisa ceritakan kronologisnya?"

Romeo masih diam, membrengut ekspresinya. Kesalnya double sekarang. Anin kekasih yang baru diputuskannya sebelum keberangkatan ke Jakarta katanya tidak terima status mantan darinya, masih cinta alasannya. Oh ayolah Romeo tidak menerima penolakan, sebab itu sudah keputusannya tapi masih saja menempelinya.

Perjalanan dari Bali ke Jakarta jadi suram bagi Anin. Romeo memutuskannya sebelum naik pesawat kembali dari liburannya. Bukannya tambah dekat atau romantis. Menebar romansa di di pantai Kuta. Sayangnya sifat cintanya hanya sementara. Tuduhan terus Anin lontarkan pada Romeo membuatnya muak. Wanita tidak mau disalahkan tapi ego Romeo lebih besar darinya. Batu melawan batu hanya akan menyebabkan keretakan seperti itulah hubungan yang meraka jalani selama ini.

Satu lagi kekesalannya pada pramugari di penerbangannya. Ia mendapatkan satu tinju dari tangan dingin pramugari cantik itu. Kesal? tentu saja. Sebab pria sabar bukan bagian dari list sikap yang Romeo punya.

Arogan dan Cerewet jadi nama belakangnya. Sepertinya sudah ciri khas keluarga Diranu. Jangan salah jika turunannya juga begitu.

"Dia menampar saya pak."

itu saja dari Romeo cukup menjelaskan bukan?

"Apa bapak punya alasan yang membuktikan bukan bapak yang memulai perselisihan?"

"Dia sudah lancang pada pacar saya pak tolong hukum atau pecat saja! pipi pacar saya sudah jadi korbannya"
Lagi si wanita tidak tahu diri. Menyesal Tira mau menolongnya, malah dia yang dianggap sumber masalahnya, ingin sekali mengumpatnya.

"Mbak, tolong jangan bicara seenaknya ya! saya kan-"
Ucapan Tira dipotong begitu saja oleh Romeo disana. Bahkan Manager saja ikut bingung dengan masalahnya.

Boss vs PramugariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang