Nasib?

1.1K 89 1
                                    

vote & komen ya!
✈️✈️✈️

Di dunia ini ada berbagai macam hal yang bisa terjadi. Entah itu kejadian baik ataupun buruk orang menamainya nasib. Yang sebenarnya adalah garis hidup yang Tuhan rancang bernama takdir. Manusia dan semesta yang jalankan sebagai bentuk skenario kehidupan.

Seharusnya tidak ada yang namanya orang beruntung. Tidak pula ada yang hanya menerima kesialan sepanjang hidupnya. Normalnya hidup seseorang ada naik turunnya. Kadang jika kamu beruntung maka patut mensyukurinya. Lain halnya jika kamu berada di lingkup yang tidak sesuai harapanmu. Bukan posisimu yang hanya bisa mengeluhkannya. Kadang nasib buruk bisa saja menguji setiap orang. Dan mengukur seberapa besar kemampuan kita untuk mengatasinya.

Seperti yang tengah Kaenan alami. Bisa dibilang nasib buruk baginya.
Kaenan yang saat itu sedang dijalan pulang dari rumah Anin sehabis mengantarkan kakak iparnya.. ralat mantan kakak ipar sekarang sepertinya.

Ditengah perjalanan Kaenan sungguh tidak beruntung hari ini. Kaenan dapat musibah sumbernya dari mobilnya. Ban mobilnya tiba-tiba pecah selagi melintas di komplek rumah Anin. Untung saja dia baik-baik saja. Jika sampai mobilnya oleng lalu menabrak sesuatu baik pohon atau apapun disekitarnya. Apalagi jika ada mobil lainnya yang jadi korban maka bisa sulit urusannya.

Jika sudah begini Kaenan tidak bisa buat apa-apa. Dia tidak mengerti cara mengganti ban atau mengutak atik mobilnya. Meski ban serep, dongkrak, obeng lengkap dibawanya, tapi rasanya tidak ada gunanya. Orang Kaenan bukan montir yang mengerti masalah mobilnya. Ya Kaenan kan cuman bisa pakai mobilnya saja urusan memperbaiki serahkan pada ahlinya saja.

"iya pak, komplek waterlily blok 4.."

"mobilnya SUV warna hitam ya"

"baik saya tunggu terimakasih"

Setelah menghubungi montir langganan dari service langganannya. Kaenan tunggu saja orang itu datang padanya.

Dari dalam mobilnya, dia lihat ada tukang nasi goreng disana. Perutnya sudah meraung sejak tadi, sebab sudah kosong isinya. Ini sudah sangat larut malam buruknya dia belum juga makan malam. Rencananya mau minta dibuatkan spaghetti sama bi Surti sehabis dia pulang tentunya. Tapi sayang Kaenan harus tunda akibat masalah mobilnya.

Tolonglah Kaenan lapar sekali sekarang, tapi masa dia harus makan nasi goreng dipinggir jalan seperti itu. Pakai gerobak pula meski kelihatannya ramai anak muda di sana.

Seorang Kaenan Diranu tidak akan pernah makan di sembarang tempat. Harus higienis pokoknya. Bahkan waktu masih kecil, saat itu dia taman kanak-kanak tidak pernah sekalipun makan dikantin sekolah. Dia selalu bawa bekal dari rumah, makanan sehat pula. Tidak jarang teman-temannya mengatainya anak mami yang tidak bisa makan kalo bukan bekal dari maminya. Kaenan tidak perduli sebenarnya, toh itu untuk kesehatannya. Lagipula yang mengatainya saja masih suka pipis di celana, waktu lupa dijemput ibunya. Huh, bahkan lebih payah si penakut dibanding anak mami sepertinya.

Sembari membuka kaca jendela mobilnya. Kaenan edus bau nasi goreng yang sedap dari sana. Hal itu membuat perutnya semakin gencar meronta. Ah sial kalo begini terus Kaenan tidak bisa menahannya.

Maka Kaenan putuskan turuni mobilnya. Membuka pintu berusaha keluar dari sana. Ia langsung disambut aroma telur goreng yang berpadu dengan bawang dan kawan-kawannya. Haruskah untuk kali ini saja Kaenan ingkari dengan janjinya. Untuk tidak makan di sembarang tempat. Tapi dia kan sedang dalam mode terpaksa. Sebab montir yang ditunggunya belum juga terlihat kehadirannya.

"Bapak ini jual nasi goreng ya?"

"Iya mas, masnya mau pesan nasi goreng saya?"

"Em i-itu pengolahannya bersih gak?"

"Oh tentu mas.. dijamin bersih dan enak rasanya"

Karnan mengangguk saja. Pikirnya tidak apa mungkin kali ini saja toh bersih kok katanya.

"Masnya belum pernah makan nasi goreng pinggir jalan begini ya?

Kaenan mengangguk lagi sambil mengusap lehernya, seketika tegang cuman karena nasi goreng saja. Uhh jangan bilang Kaenan lebay ya! Banyak kok orang sepertinya di dunia.

"Ada apa mang?"

Itu Tira tanya, habis dengar Mamang Asep bicara dengan pelanggannya agak beda. Walau sebenarnya karena Tira sedikit penasaran dengan pembicaraan mereka. Maklum sikap kepo Tira itu sudah biasa, namanya juga manusia.

"Eh ini neng, mas ini tanya soal nasi goreng Mamang"

"Em itu gak jadi deh pak, montir saya udah datang"

Nah kan jadi goyah. Kebanyakan nanya sih mau makan aja ribetnya minta ampun.
Mungkin yang jadi sel di perut Kaenan mesti sabar sering-sering elus dada, gak jadi dapat asupan nasi goreng soalnya.

"Loh gak jadi pesan nih?"

"E-enggak deh pak"

"Tunggu!"
Kaenan menoleh suara wanita menginterupsinya. Wanita yang tadi sedang makan nasi goreng disana. Tiba-tiba mencegatnya dengan suaranya lalu berdiri menghampirinya.

"Kalo gak mau makan ngapain na- eh bapak, bapak yang waktu itu kan?"

Meski diam Tira dengar sedari tadi tentang apa yang Kaenan tanyakan pada Mang Asep.
Tira baru saja akan layangkan protesnya sesaat sebelum sadar pada wajah Kaenan yang pernah dilihatnya. Dimana ya? Ah kantor pak manager rupanya. Ingat bukan kejadian tempo hari yang jadi sebab Tira di skors beberapa hari.

"Maaf saya gak kenal kamu"

"Bapak adiknya si jakung sial- maksudnya pak Romeo kan?"

Tira mulutnya pernah sekolah kok cuman anggap saja kelepasan. Khilaf ya kan wajar dia masih manusia. Tapi kadang mengumpat dari hatinya tidak apa-apa kan? toh dia hanya luapkan emosinya.

"Iya, dan saya tidak punya urusan sama kamu"

"Bapak gak niat minta maaf gitu sama saya? ngewakilin kakaknya bapak, selagi saya masih bisa maafin"

Ya Tira masih kesal saja sebab tidak ada itikat baik dari mereka. Tira kan bukan satu-satunya pihak yang bersalah disini, tapi seakan-akan dia yang jadi sumber masalah. Setidaknya minta maaf juga sudah cukup baginya.

"itu bukan salah saya, dan kamu maafkan atau tidak pun itu bukan urusan saya"

"Kakak sama adiknya sama saja gak ada sopan santunnya"

Memang benar kata orang buah gak jatuh jauh dari buah lainnya. Dasarnya kakak beradik sama saja. Sesama sombong dan tidak tahu diri. Itu pikiran Tira saja dia terbawa emosi untuk kesekian kalinya.

"Justru kamu yang tidak ada sopan santunnya, hobi sekali meledak-ledak emosinya, kamu pikir itu sikap baik? kamu gak jauh bedanya"

"Dasar pria arogan!"

"Kamu menghina saya?"

"Pak kalo saya tiba-tiba nampar bapak jangan marah ya, saya minta maaf duluan loh ini"

"Maksud kamu ap-"

BUGH!!!

Satu tinju baru saja melayang dari tangan Tira. Kesabarannya sudah habis diluar batasnya. Pria itu yang jadi tujuan bogem yang dilayangkan bagai samsak seketika tersungkur. Darah segar mengalir dari hidung mancungnya. Oh pasti rasanya menyakitkan akibatnya.

✈️✈️✈️
bersambung.

adil kan Romeo satu Kaenan satu:))

ayf_kim

Boss vs PramugariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang