Romeo Kepincut

676 47 4
                                    

vote&komen ya!
✈️✈️✈️

Para hadirin dimohonkan untuk bersiap karena prosesi pernikahan akan segera di mulai saat pengantin wanita memasuki ruangan

Merupakan himbauan yang datangnya dari speaker berasal dari suara pembawa acara pernikahan yang mana sekarang adalah prosesi pernikahan Arga dan Gea berlangsung.

Tira Rasyia menggunakan gaun sederhana berwarna gold berlengan jatuh menampilkan pundaknya kemudian menggulung rambutnya dengan sanggul agar terlihat rapi juga menyematkan beberapa hiasan simpel pada rambutnya beserta riasan yang sesuai untuk acara pernikahan sahabatnya. Ya hari itu adalah hari bahagianya untuk sahabatnya maka dia harus tampil cantik agar tidak terlihat memalukan.

Tira duduk di kursi depan samping ibunya Gea sebagai rekan pihak Gea. Yang mana semua tersenyum selepas janji suci pernikahan telah terucap bersama salaman dan ijab qobul dari mulut Arga berakhir dengan mencium tangannya Arga dibalas kecupan dikening Gea. Uh sungguh Tira tidak sangka sahabatnya itu kini telah menikah. Secepat itu Tuhan buat waktu berlalu rasanya baru kemarin Tira berebut naik sepeda dengan Gea ya meskipun yang menang akhirnya abangnya yang merampas sepeda itu dari mereka berdua. Ah jika diingat begitu berartinya setiap momen yang diciptakan agar kelak bisa kita ingat.

Melihatnya begini Tira jadi mau nikah juga deh haha inginnya ada-ada saja kan calon saja tidak punya uhukk.

"Mau gak gitu sama saya Ra?"

"Aih pak Romeo saya kaget tahu"

Tau kalo petasan tiba-tiba meledak bikin kaget kan? nah kurang lebih seperti itulah keadaan jantung Tira sekarang. Sebabnya tidak lain adalah Romeo ini sudah seperti tak diundang saja main nyerobot telinga Tira kan lagi asyik melamunkan pesta pernikahannya kelak.

"Iya-iya maaf deh kan maksud saya cuma mau tanya kamu mau nikahan nanti kayak gini juga gak?"

Jangan salahkan Tira jadi melongo kok tiba-tiba lelaki ini nanya begitu? Apa dia habis baca pikiran Tira yang baru saja berpikiran pernikahan impiannya itu.

"Eh kok bapak nanya saya?"

Heranlah tentu. Tiba-tiba ditanya begitupun Tira aneh saja ini benar Romeo kah? Bukan tanpa alasan, tahu sendiri kan gimana arogannya pria ini waktu pertama ketemu dengan Tira, bahkan sempat Tira bogem itu  pipi mulusnya, uh lancang sekali tangan Tira tapi hanya Tira yang pernah lakukan itu, maka perlukah Tira berbangga? Walaupun begitu mereka bahkan sempat jalan bersama di Paris bersama ponakannya Romeo Karen namanya itu ya tapi apakah secepat itu pria ini berubah begitu friendly seperti sekarang ini.

"Biar nanti saya siapinnya gak susah Ra"

Loh sudah mau siapin saja Tira ngomong saja belum gimana konsepnya.

"Oh bapak mau nikah ya? minta saran gitu ke saya buat konsepnya gitu? Tapi kan selera orang beda-beda pak"

Eh tunggu ya Tira gak geer duluan loh ini. Dia mikir kok mungkin saja itu untuk Mbak Anin gitu mungkin saja kan.

"Kakak aja Ra duh dibilangin juga, ya kalo bisa sih sama kayak selera kamu soalnya yang mau saya nikahin satu selera sama kamu"

"Oh jadi mbak Anin seleranya sama kayak aku ya kak?"

Habislah Tira air mukanya Romeo berubah kesal sedikit saat Tira sebut wanita itu. Duh jadi mantan kok dibenci. Apa sebesar itu ya salahnya bagi Romeo?

"Anin? kok Anin ya bukanlah"
Dibantahlah mentah-mentah. Bahkan Romeo hampir saja kehilangan selera bicara tapi dia tidak boleh menyerah di depan Tira.

"Terus siapa dong kalo bukan mbak Anin?"

"Bukan Anin Ra, tapi kamu, kan orangnya itu kamu sendiri"

Eh udah di gas aja nih Tiranya. Ini Romeo dikira susah direbut hatinya nyatanya sudah mau main nikahi saja. Duh kalau sampai dia diajak nikah ini gimana? kan janjiannya sama Kaenan cuman buat jadi pacar aja taunya Tira khilaf gimana nih ayolah Tira gak munafik kalo nanti imannya jatuh cinta ini. Nanti endingnya bukan dapat maaf malah dapat suami loh Tira uh beruntung atau buntung gak tuh?

"Haha bapak bisa aja becandanya"

Tira gak mau pusing ya, anggap saja ini guyonan dulu terlalu cepat sih kata hati Tira tapi kalo secepatnya tapi kan Tira bisa bebasnya juga cepat ini dari tugasnya.

"Saya serius kali-"

Eh diserusin pula ini, ah jangan baperan lah mungkin ngode doang ya Tira paham kok triknya playboy cap Romeo meskipun hanya menerka-nerka.

"Eh pak saya gak liat mbak Anin ya?"

Menghindar adalah pilihan Tira. Topiknya dia respon memang tidak nyambung sekali tapi ini taktiknya. Semoga saja  ngomong ini Tira gak digaplok Romeo ya?

"Ya mana saya tau kan saya kan ikan"

"Lah bapak ikan saya kira bapak manusia tadi"

Begini nih kalo otaknya terlalu realistis. dibercandain dia serius di seriusin bilangnya cuman bercanda. Serba salah juga jadi Romeo.

"Untung sayang Ra"

"Hah apa pak?"

Noh kan udah sayang-sayang aja anak orang Ra ih pura-pura tidak dengar pula padahal kan telinganya normal sehat wal afiat pula.

"Saya sa-"

Terpotongnya kata-kata ini adalah ulah pria yang sedari beberapa menit lalu sudah memperhatikan Tira dan Romeo.

"Ra?"

Dari sudut dekat meja prasmanan yang tadinya menyapa tamu undangan yang juga rekan kerjanya eh malah fokus perhatikan dua orang tadi terlihat sedang bercanda. Ah rasanya ada sedikit kegelisahan dirasa kala beberapa hari ini Romeo selalu tersenyum untuk Tira. Dan wanita itu dengan caranya membuat orang terpesona. Ah mungkin otak Kaenan akan dibuat gila ini. Ya orang itu adalah Kaenan Diranu adik Romeo sendiri yang sebagai orang yang menyuruh apa yang Tira lakukan. Harusnya ini waktunya buat mendekati Anin, harusnya sekarang dia  hibur Anin, harusnya sekarang dia ungkap rasanya pada Anin. Ya dia mencintai Anin, sangat mencintai wanita itu sedari kecil. Anin lah cinta pertama yang orang-orang bilangnya susah dilupakan. Tapi mengapa dia tidak bergerak untuk mendapatkan itu kala kesempatan ada didepan mata?

"Oh Pak Kaenan?"

Tanpa ekspresi yang lebih baik, Kaenan dengan wajah datar saja menarik lengan gadis yang sedang bicara dengan Romeo. Yang mana semua pihak kebingungan lah, mengapa Kaenan tiba-tiba menarik Tira dipaksa pula saat Tira belum siap bahkan tangannya hampir memerah sebab Tira sempat menolak.

"Kalo Tira gak mau jangan dipaksa Kae"

Romeo hampir akan menarik lengan Tira
yang satunya sebelum Karnan bersuara dan menarik menjauh Tira dari sana.

"Aku perlu bicara sama dia"

Mendengar itu ya Romeo memilih diam saja. Sepertinya adiknya itu punya alasan tertentu mengapa menarik Tira dengan tidak manusiawi seperti itu. Entah apa alasan Kaenan di sini tapi tarikan itu cukup kada untuk membuat Tira terseret hingga diujung lorong yang tidak begitu ramai tautan itu akhirnya terlepas dengan simbahan keras dari Tira hasilnya baik Tira dan Kaenan berhenti di sana. Dengan Kaenan yang tetap diam dan Tira bersama wajah kesalnya. Tapi Kaenan masih membisu. Sedangkan Tira ratapi saja tangan mulus miliknya itu yang sudah memerah

"Bapak apa-apaan sih?"

✈️✈️✈️
Bersambung.

Ayf_kim

Boss vs PramugariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang