Masih Berantem

640 51 4
                                    

Tepat pukul dua siang waktu Granada, Kaenan dapat telpon darurat dari rumah utama keluarga. Pasalnya ada kabar duka baru saja sampai ke telinganya lewat sambungan teleponnya yang ternyata dari sang ibunda asalnya.

"Ada apa Mah?"

"Kamu dimana Kae?"

"Aku lagi perjalanan bisnis Mah"

"Kamu bisa ke rumah kakek Kae?"

"Kenapa memangnya Mah?"

"Ara bilang kakekmu lagi sakit"

"Mbak Ara lagi di Paris?"

"Kalau bisa secepatnya kamu kesana deh"

"Iya Mah nanti sore Kaenan langsung kesana"

"Yaudah hati-hati sayang"

"Alright Mah"

Setelah memutuskan sambungan telepon itu lalu Kaenan sambungkan ke telpon lainnya.

"Ra kamu bisa pulang sendiri gak ke Jakarta?"

"Memangnya bapak gak jadi pulang ke Jakarta?"

"Saya perlu ke rumah kakek saya"

"Oh bisa kok pak kayaknya saya udah biasa juga kok"

"Tapi ini kamu pulang sendirian loh, saya gak bisa suruh Liam nemenin kamu, dia sudah berangkat pagi tadi ke Jakarta"

"Gak papa pak saya bukan anak kecil yang perlu pendamping buat naik pesawat doang"

"Kaki kamu ini kondisinya belum sehat Ra. Gimana kalau ikut saya aja? Kita pulang ke Jakarta nya besok aja"

"Eh tapi kan bapak mau ke rumah kakek bapak"

"Kakek saya bukan hantu yang gak bisa terima kehadiran orang lain Ra"

"Bapak ih becanda nya serem pak"

"Saya gak bercanda. Humor kamu aja yang anjlok"

"Bisa gak pak sedetik aja buat gak ngehina saya?"

"Sedetik cuman cukup buat saya nafas Ra"

Ya ampun bisa tidak belikan kawat kecil gitu? Tira mau jahit saja mulutnya Kaenan. Lama-lama ngelunjak itu lisannya. Mau sekali tangan Tira bergerak sebagai aksi, tapi ingat jangan gegabah dulu. Pekerjaannya dipertaruhkan ini. Nanti kalau durhaka sama bos azabnya bisa dipecat soalnya. Jadi pramugari kan mimpinya Tira sejak orok. Sayang banget kalo dia nge-gembel setelah durhaka ke bos sendiri. Tolong jangan tertawakan Tira jika itu terjadi.

"Udah ngomong dalam hatinya Ra?"

"E-eh iya kenapa pak?"

"Puas jelek-jelekin saya di hati kamu?"

"M-maksud bapak?"
Apa nih? Kaenan kemampuannya meningkat ya? bisa baca pikiran gitu? tapi kok bisa sih dia tau Tira lagi mengumpat bosnya dalam hati kok ini. Apa bosnya ini cenayang?

"Saya tau kamu lagi gosipin saya dalam hati kamu"

"Lah gimana saya bisa gosip pak saya diam kok dari tadi sama siapa juga saya ngomong nya? bapak su'udzon deh"

"Daripada kamu berdosa ngomongin saya dalam hati mending kamu beberes deh sekalian barang saya kalau gak pelit gerak"

"Dih pak kalo minta tolong ya minta aja kali, ribet banget, toh saya gak akan bisa tolak"

"Kenapa gak bisa?"

"Saya tolak ntar saya jadi pengangguran pak"

"Cocok kok sama muka kamu yang pemalas"

Boss vs PramugariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang