Kopi Cinta

677 48 6
                                    

Vote&komen ya!
✈️✈️✈️

"Siniin tangan kamu!"
"Huh?Buat apa pak? Saya gak"
"Kamu diem biar saya bersihin dulu"
"Tapi beneran saya gak papa kok pak"

Begitu saja tatapan bak deadglare Kaenan berikan yang membuat Tira mingkem saja seketika. Tatapan bosnya begitu menakutkan kalau sudah begini ya Tira pasrah saja. Tira yang sebelumnya berusaha menolak bantuannya atau lebih tepatnya sebuah perintah itu pun mengikuti maunya Kaenan. Setelah Kaenan seret pelan Tira ke kursi tamu yang ada di ruangannya, ia pun sudah menaruh kotak P3K di mejanya lalu jongkok di hadapan Tira. Sebagai manusia normal Tira juga bisa merasakan syok kala bosnya sendiri terlebih seorang Kaenan berjongkok didepannya apalagi melakukan hal seperhatian itu padanya. Ah salah tidak kalau Tira heran, pasalnya orang searogan Kaenan melakukan hal sepele merepotkan ini terlebih padanya yang hanya seorang pegawainya sendiri. Pramugari sepertinya bisa apa sih? Dia pun tak punya hubungansedekat itu dengan Kaenan. Bahkan di pertemuan awal dan keduanya pun kesannya tak sebagus itu m, bahkan hingga berujung kekerasan pula. Bagi Tira yang merasa bersalah sih, dia kapok cari masalah sama atasan sendiri.

"Baju kamu kena juga ya?"
"Em sedikit pak"

Rupanya lengan dan baju bagian pinggang Tira tak luput dari perhatian Kaenan. Kaenan pun beranjak dari hadapan Tira menuju ruang tersembunyi di balik lemari buku. Entah apa yang Keanan masukkan seperti pin kunci lalu lemari rak itu pun bergeser terbuka seperti pintu rahasia saja yang mana setelahnya menampakkan sebuah ruangan yang sepertinya adalah sebuah ruangan rahasia juga.

"Ra sini deh!"

Tira yang mendengar suara panggilan Kaenan dari dalam ruangan itu pun beranjak dari tempat duduknya. Ia pun menghampiri Kaenan yang sudah lebih dulu masuk dalam ruangan tersebut. Rupanya karena telah mengambil sepotong baju kemeja dalam lemarinya. Ah ternyata sebuah ruangan yang tak kalah besar nampak didalamnya dengan sebuah tempat tidur yang juga tersedia dan beberapa lemari pakaian terisi dalam ruangan itu.

"Ada apa pak?"
Tira yang masih keheranan dengan sikap mengejutkan bosnya itu. Memperhatikan gerak-gerik ya yang tampak mengambil sesuatu di dalam lemari dan kemudia menyodorkan sepotong pakaian padanya.

"Saya gak yakin ini pas atau tidak sama kamu, tapi coba ganti ini"
"Ini buat saya pak?"
"Iya tuh baju kamu kan kotor"

Kemeja putih kebesaran sampai tangannya pun terlalu panjang untuk ukuran tangan Tira. Ini kemeja untuk lelaki yang tentunya milik Kaenan sendiri.

*bayangin aja ya mba Krystal pake baju oversize gitu, tapi versi kemeja cowok ya*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*bayangin aja ya mba Krystal pake baju oversize gitu, tapi versi kemeja cowok ya*

Lagi-lagi sepertinya Kaenan tertiup angin surga ya. Bukannya sok perhatian tapi nyatanya hati Kaenan mengandung sebuah kekhawatiran. Entah karena rasa bersalah atau maksud berlebih. Nyatanya kini Tira menjadi pusat perhatiannya. Andai sebuah pertolongan bisa jadi malapetaka, atau mungkin ketidakberuntungannya bertemu seorang Kaenan Diranu? Ah mengapa dia jadi merasa gugup? Bahkan jantungnya sedang seperti menabuh gendang saja. Bunyi dag-dig-dug seperti harmoni musik dari jantungnya.

Saat setelah mengganti baju kotornya dengan kemeja milik Kaenan. Tira mematut dirinya di depan kaca kamar mandi. Ya Tira menggantinya di sana, sebab tak mungkin ia menggantinya di hadapan Kaenan. Jangan dibayangkan! itu memalukan. Tira pandangi dirinya dalam cermin itu. Apa yang salah padanya? Apa dia sedang sakit serangan jantung? Mengapa kinerja detak jantungnya seolah tak bisa berkompromi. Itu kan hanya baju milik Kaenan, mengapa dia bisa se-lebay itu bereaksi. Tidak mungkin-kan kalau dia jatuh cinta pada bosnya itu? Ah mungkin akan menjadi perang batin baginya bila sampai hal itu terjadi.

Selepas menyingkirkan pemikiran gila tentang peradaannya itu, Tira putuskan untuk kembali pada kenyataan. Ya, Ia tak munkin jatuh hati padanya dan Kaenan pun pastinya hanya berbuat baik padanya tak akan ada hal lebih. Itu logis baginya dan ya, Tira tetapkan untuk pada pemikiran itu.

***
Di sisi lain Kaenan yang menunggu di ruangannya hingga Tira keluar dari ruang tersembunyi itu dengan mengenakan bajunya. Ah mata Kaenan hampir membola. Mengapa cantik sekali? Tapi kenapa agak sedikit aneh ya?

"Kebesaran ya pak?"
"Ituudah yang paling kecil yang saya punya"
"Yaudah gakpapa pak, terimakasih banyak"
"Tapi Ra..."
Belum juga selesai Kaenan bicaranya Tira malah kesandung dan hampir saja jatuh menimpa lantai. Untung saja Kaenan menahannya.

"Ah maaf pak saya gak hati-hati"

Kaenan hanya diam menatapnya. Posisi yang sengat dekat dengan kontak fisik antara keduanya membuat suasana menjadi canggung. Tapi Kaenan justru melepaskannya lagi dan berakhirlah Tira nyusruk di ubin. Mengapa pikiran Kaenan jadi menglalangbuana sih? Itu sebabya Ia reflek melepaskan Tira hingga jatuh lagi. Ini seperti nya otak Kaenan sudah gila. Mengapa kesannya Tira bisa jadi seseksi itu sih dengan baju miliknya? Ah kalau begini Kaenan yang kerepotan menahan dirinya. Ia seperti ingin memiliki Tira saja. Itu pikiran gilanya setelah berusaha menjauhkan Tira adalah pilihan agar Tira selamat dari bahaya.

"Eh maaf saya reflek Ra"
"Em gak papa"

Gak usah diperpanjang lah ya, ini pantat Tira sudah remuk rasanya. Kalau tau gitu ngapain ditolongin coba? Kalo ujungnya Tira tabrakan pantat juga sama ubin di sana.

Setelah kurang lebih dua jam berlalu, Tira pun sudah cukup lumayan menghilangkan rasa sakitnya Tira pun berdiri menghampiri Kaenan ke dekat meja kerjanya, Ia sudah tak apa-apa sekarang.
"Ada lagi yang perlu saya kerjakan pak?"

Kaenan yang sedang fokus dengan laptopnya, mencoba mengalihkan perhatiannya dari tira yang tadinya Tira yng masih menunggu di kursi tamu sembari meredakan sakitnya sekarang sudah da didepannya.

"Em kamu belum makan siang kan?"
"Ya pak. Sedari tadi kan saya di sini"
"Yasudah kita makan siang dulu"
"Bapak mau makan siang sama saya?"
"Enggak sama satpam depan kantor"
"Oh kirain tadi bapak ngajakin saya"
"Ra pahami ya! Sa-ya nga-jakin ka-mu!"
"Ih pak kok segala di eja, saya masih bisa paham kok, saya bukan anak tk pak"

Kaenan pun hanya diam. Pria itu terlihat emosi sesaat lalu menampilkan senyum lucu. Ah Tira terlalu polos untuh selalu mendapat amarahnya. Rupnya menghadapi wanita macam Tira butuh kesabaran extra. Seperti sekarang tanpa banyak kata Tira ditarik saja oleh Kaenan. Tak perlu penjelasan sebab menjelaskan hanya akan membuatnya pusing.

Tira yang terseret oleh Karnan mengikuti pria itu sampai di depan pintu ruangannya ketia terbuka menampilkan sesosok wanita yang baru saja akan masuk menemui Kaenan.

"Mba Anin kenapa?"
Wanita itu segera memeluk Kaenan erat dengan tangisnya yang pecah seketika. Namun setelah menyadari keberadaan Tira, air mukanya berubah bak api yang menyulutnya.

"Kau! Dasar wanita penggoda!"

✈️✈️✈️
Berambung.

Ps: ada yang baca Our Baby juga gak?

Ayf_kim

Boss vs PramugariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang