Vote & Komen ya!
✈️✈️✈️Raditya Rasya menjadi sosok kakak tunggal bagi Tira. Umurnya dari Tira hanya beda tiga angka. Yang mana Ia brojol ke dunia sebagai anak pertama.
Radit itu sosok yang punya tanggung jawab besar. Apalagi sejak mamanya tiada di umurnya yang masih
tiga tahun di dunia, Radit sudah janji untuk jaga baik keluarganya.Radit yang penyayang. Bagi Tira, Radit ini suka sekali perhatian. Pernah dulu saat itu masih umur lima tahun, Tira alami kecelakaan ringan akibat jatuh dari sepeda.
Anggap saja anak kecil suka kayuh sepeda tidak kira-kira. Air mancur taman saja dianggapnya sirkuit balap. Alhasil dengan kecepatan setara larinya macan tutul. Ah tidak mungkin macan beneran. Sebab Tira pasti lari duluan. Padahal cuman naik sepeda. Imajinasinya sudah kemana-mana. Biarlah itu kreativitasnya, namanya juga masih anak-anak, umur segitu mana tahu namanya bahaya.
Dan benar saja terjadi tabrakan maut katanya. Tira saja sampai masuk ke bak kolam air mancur taman karena mental dari sepedanya yang menabrak pinggiran kolam air mancur tersebut. Kejadian itu disaksikan seluruh teman-temannya di sana. ada yang tertawa sampai menangis melihatnya.
Tira sebenarnya malu. Bayangkan saja rambutnya sampai bajunya basah semua. Diiring tangis sesaat sebelum kedatangan kakaknya. Salah satu anak yang juga temannya Tira memanggil Radit yang sedang belajar kelompok di rumah temannya di dekat sana.
Hingga Radit sematkan wajah paniknya yang kentara. Kakaknya itu panik luar biasa. Kalian boleh bilang dia lebay, tapi Tira lebih suka begitu, tandanya dia punya kakak yang selalu berada disisinya. Kakaknya menjaganya lebih dari segalanya. Meskipun kadang suka membuatnya kesal, sebab kejahilan atau mulut pedasnya.
Ya Tira wajarkan saja, sebab itu bumbu persaudaraan, manakala pertengkaran bisa membuat keadaan keduanya erat tanpa hadirnya orang tua. Mungkin keduanya bisa saling menguatkan.
***
"Ra hari Minggu jangan malas-malasan!"
Lelaki berkacamata bulat sebatas hidung menggedor pintu sembari masuk begitu saja.
Sudah kebiasaan lelaki yang merupakan abangnya Tira itu membangunkan adiknya yang suka sekali kebablasan tidurnya. Tidak hari kerja ataupun libur sama saja."Aduh bang aku begadang tadi malam"
Ah alasan yang seringkali kaum seperti Tira alami. Padahal cuma rebahan tapi kerjanya begadang. Seolah dengan rebahan tidak bertujuan tidur pada akhirnya susah tidur juga.
"Siapa emang yang nyuruh begadang? Makanya waktunya tidur itu kamu tidur"
Mewakili kaum lainnya yang jika niat tidur ya tidur, bukannya hanya memandang langit-langit kamar ataupun mengutak-atik ponsel. Atau istilah lainnya menemukan bantal ya langsung tidur.
"Itu Tira kemarin kebablasan ngomong sama Gea"
Ah apa ya orang bilangnya sekarang? Ghibah perantaranya ponsel yang bisa liat mukanya sekaligus. Zaman sekarang menggosip saja sudah secanggih itu.
"Gea gak kerja emangnya?"
"Dia abis pulang lembur di perusahaan baru"
"oh, terus?"
"Eh itu bang masa iya Gea baru kerja udah dilamar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss vs Pramugari
Romance"Dasar arogan!" "Kamu menghina saya?" Pramugari itu pelayan tapi dia juga punya hati. Jadi penumpang bukan berarti kamu rajanya ya bisa seenaknya. Bisa tidak hargai setiap profesi orang? published 3September2020