Part17

132 20 1
                                    

"Anda sebenarnya bisa kerja gak, sih? Dia adalah anak kesayanganku dan satu-satunya!"

Ayah Adelia yang bernama Arya lantas sangat marah kepada polisi, sudah berapa hari anaknya tidak pulang dan istrinya di rumah jatuh sakit. Bahkan ia sudah menyewa beberapa orang untuk mencari anaknya tapi hasilnya sama saja.

"Maaf, Pak! Kami tidak dapat menemukannya. Penjahat satu ini terlalu genius, tidak ada jejak ataupun tanda-tanda yang kami temukan."

Arya mencengkram kerah baju polisi itu.

"Sabar, Pak!" ucap Toni, ayah Kania. Ia berusaha menenangkan Arya.

"Aku tidak bisa sabar kalau anakku dalam bahaya!" geramnya.

"Tidak ada gunanya juga kau marah-marah begini? Mending kita menyelidikinya langsung," tutur Reza, ayah dari Dinda.

"Benar apa yang dikatakan Reza. Mending kita menyelidikinya langsung," ucap Dirga, ayah Amel.

________

Azora berusaha untuk menyelamatkan Kania, ia melihat gelas putih yangada di meja sebelahnya. Azora pun meraihnya meski keadaan tangannya masih terikat. Ia ingin menjatuhkan gelas itu ke lantai agar mendapat bunyi.

Prang!

Gelas yang ada di atas meja sudah berhasil ia dorong. Hingga mengakibatkan bunyi yang cukup nyaring sehingga seorang suster wanita datang ke kamarnya.

"Ada apa, Pak?" tanyanya. Ia sontak terkejut melihat Azora yang tengah terikat. Suster itu langsung melepaskan ikatannya, begitu juga dengan kain yang menutup mulut Azora.

"Apa yang terjadi, Pak?"

"T-tolong selamatkan gadis yang ada di ruang rawat sebelahku, dia mau dibunuh," ucap Azora lemah.

"Apah?" Suster itu pun beranjak pergi ke kamar rawatnya Kania.

Azora juga berusaha bangkit untuk menolong gadisnya.

Brak!

Suster itu membuka pintu kamar Kania dengan kasar, lalu ia melihat lelaki tua yang ingin menusuk perut Kania dengan belati.

"Hei, Pak! Apa yang kau lakukan? Kau jangan macam-macam atau aku akan memanggil sekuriti!" ancamnya yang membuat Alex terkekeh.

Suster itu hendak pergi, namun Alex dengan cepat melempar belati kecilnya dan lemparannya tepat sasaran, belati itu mengenai punggungnya. Alex mendekatinya, wanita itu salah karena telah berani menggangunya.

Set!

"Akh ...," jeritnya ketika Alex mencabut belatinya kembali.

"Apa yang Ayah lakukan?" Azora sudah ada di depan pintu, ia benar-benar marah pada ayahnya.

"Membunuhnya," ucap Alex santai. Lalu Alex mendekati anaknya.

Jleb!

Tiba-tiab Alex menusuk perut Azora dengan belati, Azora sempat menapar wajah ayahnya dengan sangat keras sebelum ia ambruk ke lantai. Baju Azora sudah dipenuhi dengan darah dan ia sudah tidak sadarkan diri.

"TOLONG!" teriak suster meminta pertolongan.

Alex merasa geram, lalu ia mencabut belati yang tertancap di perut anaknya dan kembali menusuk perut gadis yang telah mengusiknya.

"AAA," jeritnya kesakitan.

Alex mencabut belatinya kembali dan langsung kabur sebelum orang mengetahuinya.

Tes, tes, tes!

Darah kental menetes ke lantai dengan sangat deras. Sedetik kemudian tubuh suster itu abruk ke lantai.

Keluarga Erlangga[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang