Azora masih ditangani oleh dokter dan tentang suster yang terluka bersama Azora, ia tidak sempat tertolong. Mau bagiamana lagi, namanya umur tidak ada yang tau, kan? Jenazahnya dimasukkan ke dalam mobil ambulans, ia akan dipulangkan pada keluarganya.
Para polisi langsung mengecek cctv untuk mengetahui siapa pelakunya. Kania sudah dipindahkan ke ruang rawat yang baru.
“Ehg ....” Kania mulai sadar.
“Akhirnya kau sadar juga,” ucap seorang perawat wanita yang menemani Kania sejak tadi.
“I-ini di mana?” tanya Kania dengan suara lemahnya.
“Kamu sekarang ada di rumah sakit!”
jawabnya.Kania masih bingung. Siapa yang membawanya ke rumah sakit? Dan apa yang sudah terjadi?
“Mbak, boleh pinjam HP nya sebentar?” Kania ingin menelpon ayahnya. Perawat itu pun mengangguk, lalu ia meraih benda pipih yang ada di saku celananya dan meminjamkannya pada Kania.
Kania langsung menekan dua belas angka dan memanggilnya, untungnya ia masih ingat nomor HP ayahnya.
“Hallo, ini siapa?” Suara di seberang sana. Panggilan Kania berhasil diangkat.
“I-ini Kania, Pah!”
“Kania? Kamu ada di mana? Ini benar kamu Kania?!”
“Hiks ... Kania ada di rumah sakit, Pah. Cepatlah ke sini!” Kania ingin cepat-cepat menceritakan kepada ayahnya apa yang sudah terjadi padanya dan pada teman-temannya.
“Di rumah sakit mana?” tanya ayahnya ditelepon.
“Di rumah sakit Cempaka. Kamar Melati, nomor sembilan!” sahut perawat itu. Setelah itu panggilan berakhir. Kania menyerahkan HP itu kembali pada perawat.
“Makasih, Mbak!” ucap Kania.
“Iya, sama-sama. Saya pergi dulu ada yang harus di urus, nanti kalau butuh sesuatu tinggal panggil saja!” ucapnya. Lalu ia beranjak pergi keluar.
Tidak lama Toni datang bersama istinya. Tidak hanya orang tuanya yang menjenguknya tapi orang tua temannya pun juga ikut.
“Ayah, Ibu?” Kania yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit sontak merasa senang.
“Apa yang terjadi?” tanya ayahnya.
“Kau ke mana saja, Nak? Apa yang sudah terjadi pada dirimu?”
“Ayah, Ibu! Kami diculik hiks ....”
“Siapa yang menculikmu?” tanya Windi.
Kania mulai menceritakan semuanya tentang keluarga kejam yang memakan daging manusia itu.
Windi dan Yanti langsung menangis ketika mendengar bahwa anaknya, Amel dan Dinda sudah jadi santapan mereka.
“Lalu bagiamana Adelia?” tanya Arya, ayah Adelia.
“Dia masih hidup hiks ....”
Arya, Reza dan Dirga langsung mengepalkan kedua tangannya. Mereka akan menghabisi keluarga itu dan menyiksanya tanpa ampun.
“Hiks ... cepatlah tolong Adelia,” ucap Kania disela isaknya.
“Di mana mereka tinggal?”
Kania tidak begitu tau tempat mereka lantaran ketika Gara menculiknya ia dalam keadaan pingsan dan ketika ia dibawa ke rumah sakit, ia juga dalam keadaan tidak sadarkan diri.
“Kania tidak terlalu tahu, yang jelas mereka tinggal di tengah hutan,” ucap Kania. Hanya itu yang ia ketahui.
“Hutan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Erlangga[End]
Mystery / ThrillerGara Erlangga sudah jatuh hati pada seorang gadis yang sudah ditetapkannya sebagai mangsanya. Namanya Adelia. Gara juga memiliki kakak laki-laki yang bernama Azora, tapi tidak pernah akur. Hingga pada suatu saat Gara membawa seorang gadis yang ter...