Gara pergi ke kamar kecil, lalu ia mencuci tangannya. Ia sudah selesai menyantap makanan terlezatnya untuk yang terakhir kalinya.“Gara!” panggil Adeli. Gara langsung keluar dari kamar kecil dan menghampiri gadisnya.
“Iya, apa apa?” tanya Gara.
“Aku haus, aku gak bisa buka tutup botol ini,” ucap Adelia. Gara mengambil botol aqua itu dari tangan Adelia, lalu ia membuka tutupnya dan memberikannya pada Adelia. Adelia meminumnya sedikit.
“Nih, sudah.” Adelia menyerahkan aqua itu pada Gara agar ditutup kembali. Bukannya ditutup, Gara malah meminumnya.
“Itu, kan bekas aku,” lirih Adelia.
“Memangnya kenapa?” Gara menaikkan satu alisnya.
“Ehh, gak pa-pa,” jawab Adelia cepat. Gara pun tersenyum miring, ia memajukan wajahnya ke hadapan Adelia. Adelia menjadi salah tingkah.
“Ka-kamu mau apa?” Gara tidak menjawab pertanyaan dari gadisnya, ia semakin memajukan wajahnya.
“Bekas kamu rasanya manis,” bisik Gara di telinga Adelia. Adelia langsung memundurkan dirinya. Ia tidak bisa sedekat ini dengan Gara, bisa-bisa ia terkena serangan jantung. Lelaki yang satu ini benar-benar membuat jantungnya berdetak tidak beraturan.
Rambut acak-acakan, kulit putih, alis tebal, hidung mancung dan rahang tegas. Siapapun bisa terpesona dengan Gara Erlangga, tapi sayangnya ia seorang kanibal dan sangat tidak normal.
Adelia menekan-nekan wajah Gara dengan jari telunjuknya. Gara pun dibuat bingung oleh gadisnya, tapi ia tetap membiarkan gadisnya menekan-nekan wajahnya. Lagi pula apa yang dilakukan Adelia sangat lucu di matanya.
“Aku tampan, kan?” lirih Gara.
“Enggak,” ucap Adelia. Tiba-tiba wajah Gara berubah menjadi suram. Adelia sudah salah bicara.
“Ehh, kamu tampan banget,” kekeh Adelia berusaha mengembalikan Gara seperti semula.
“Kalau aku tampan kamu harus cium aku di sini sebanyak mungkin,” titah Gara sambil menunjuk-nunjuk wajahnya.
“Enggak mau,” tolak Adelia.
“Kalau begitu aku yang akan menciummu seratu kali,” ucap Gara enteng.
“Cium saja kalau bisa!” Adelia menjulurkan lidahnya, lalu ia menutup mukanya dengan telapak tangan.
“Awas kau!” Gara langsung menggelitiki pinggang Adelia. Adelia merasa geli dan ia tertawa tanpa henti. Gara benar-benar curang!
“He-hentikan,” lirih Adelia saat mulutnya sudah terasa lelah karena tertawa. Adelia pun berbaring diranjang rawatnya.
Gara menghentikan aksinya, ia naik ke ranjang rawat Adelia dan ikut berbaring di sebelahnya. Ranjang rawat itu lumayan besar jadi muat untuk dua orang.
“Apa luka kamu masih sakit?” tanya Gara sambil mendekap tubuh mungil gadisnya dengan erat.
“Masih,” jawab Adelia.
“Hmm, tadi ada gadis cerewet yang mau kenal denganku. Aku bilang padanya kalau aku sudah punya istri dan istriku tengah mengandung anak pertama,” ucap Gara sambil terkekeh.
“Apa gadis itu cantik?”
“Dia cantik,” ucap Gara jujur. Wajah Adelia langsung beruba cemberut.
“Kamu kenapa?” tanya Gara.
“Apa aku cantik?” Adelia malah balik bertanya.
“Kamu adalah kelinci kecilku yang sangat cantik dan menggemaskan,” jawab Gara. Lalu ia mengecup kening Adelia sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Erlangga[End]
Mystery / ThrillerGara Erlangga sudah jatuh hati pada seorang gadis yang sudah ditetapkannya sebagai mangsanya. Namanya Adelia. Gara juga memiliki kakak laki-laki yang bernama Azora, tapi tidak pernah akur. Hingga pada suatu saat Gara membawa seorang gadis yang ter...