Kania dan ibunya memperhatikan mereka berdua yang sedang berdebat.“Dia sepertinya anak baik, cuma orang tuanya aja yang gak benar jadi dia ikut-ikutan!” Begitulah komentar ibu Kania terhadap Azora.“Jangan terkecoh,” ucap Kania pada ibunya.
Sekilas Azora melirik ke arah Kania sambil tersenyum.
“Kania,” panggil Azora. Kania pun menoleh.
“Kamu cantik,” ucap Azora. Toni langsung menutup mata Azora karena sudah berani menggoda anaknya.
“Jangan menatap anakku begitu!” tegur Toni. Toni masih merahasiakan tentang Azora. Ya! Meskipun keadaan Azora sudah membaik tapi luka tusukan yang ia dapat masih belum sembuh total.
“Apa salahnya? Kamu cemburu?!” Astaga! Yang satu ini memang mulutnya tidak bisa terkontrol. Azora masih terlihat kalem. Sesantai itukah dia?
Toni jadi semakin geram, ia langsung memindahkan Azora ke ruang rawar lain secara paksa. Tapi ia akan tetap memantau Azora agar tidak kabur nantinya.
________
Adelia pulang ke rumah. Sesampai di rumah ia sudah disambut oleh ibunya. Adelia langsung memeluk ibunya dengan penuh kerinduan.
“Hiks ... syukurlah kamu baik-baik saja. Mama tadinya sangat khawatir padamu, Nak! Kau putri kesayangan Mama satu-satunya jadi jangan buat Mama menajadi gila karena kehilanganmu,” ucapnya. Adelia pun menetesakan air matanya. Arya memeluk mereka berdua.
Setelah lama berpelukan, Arya menyuruh Adelia untuk beristirahat ke kamarnya. Adelia mengangguk, ia melangkah masuk ke kamarnya.
Adelia menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk miliknya. Ia tidak menyangka bisa kembali pulang, seolah kejadian itu hanya mimpi belaka.
“Gara," gumam Adelia. Sosok lelaki bonglon itu selalu terngiang di kepalanya. Ia tidak pernah lupa bagaimana wajahnya yang datar dan sikapnya yang suka berubah-ubah. Sangat menggemaskan menurutnya. Adelia merindui lelaki tampan dan kejam itu tapi ia bisa apa?
Cinta mereka tidak akan pernah bisa bersatu. Adelia tahu itu! Orang tuanya tidak akan pernah merestui.
“Gara, kamu sedang apa di sana? Bagimana keadaanmu, apa kamu baik-baik saja?” Berbagai pertanyaan ada di benak Adelia. Adelia mengusap pipi kanannya. Adelia baru menyadarinya kalau pipi sebelah kanannya sering dicium oleh Gara.
Tidak lama Adelia tertidur setelah memikirkan Gara. Ia tertidur dengan memeluk guling dan seolah-olah guling itu adalah tubuh keker Gara yang ia peluk. Pelukan hangat dari Gara sangat nyaman rasanya.
Apakah lelaki itu juga rindu padanya?
Disisi lain ....
Bola mata seroang laki-laki terlihat terang di ruang yang gelap. Iya! Dia Gara Erlangga. Dia berada di penjara bawah tanah. Gara tak hentinya memikirkan Adelia, kelinci kecilnya itu begitu cute dan menggemaskan.
Gara bisa saja lari dan kabur dari sini, tapi tidak ia lakukan karena ia tidak mau tercap sebagai seorang penjahat. Ia sudah berjanji pada Adelia untuk menjadi orang baik.
________
Seminggu berlalu dengan cepat. Adelia sering mengunci dirinya di kamar, ia selalu uring-urungan di atas kasur. Bahkan Adelia menolak untuk kembali kuliah. Ya! Adelia, Amel, Dinda maupun Kania mereka masih kuliah. Hal itu membuat orang tuanya merasa bingung dengan sikap Adelia. Apa yang diinginkan putrinya?
“Sayang kamu sebenarnya kenapa?” tanya sang ibu pada anaknya.
“Aku ... aku ....” Adelia tidak bisa melanjutkan perkataannya lagi. Yang ia inginkan hanya satu yaitu Gara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Erlangga[End]
Mystery / ThrillerGara Erlangga sudah jatuh hati pada seorang gadis yang sudah ditetapkannya sebagai mangsanya. Namanya Adelia. Gara juga memiliki kakak laki-laki yang bernama Azora, tapi tidak pernah akur. Hingga pada suatu saat Gara membawa seorang gadis yang ter...