di vote dan
jangan nyinder! :)• t h a n k s • 01 •
Derap langkah itu mengalun merdu. Dengan kepercayaan diri yang tinggi Senja melangkahkan kaki untuk menghampiri kelas Jeno. Bermaksud untuk mengantarkan sekotak nasi yang ia dapatkan tadi.
Walaupun sebenarnya mereka sudah jarang berinteraksi dan bersikap seolah-olah tak saling kenal, Senja bisa tau Jeno hadir hanya karena melihat dia ke kantin atau main basket di lapangan. Cuma sekedar itu tanpa saling bertegur sapa.
"Koeun, Jeno nya ada?" Koeun yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh, menengok Senja yang sedang berdiri di hadapannya dengan memakai almamater khusus OSIS sebagai identitas diri. Itu karena Senja baru saja pulang dari sosialisasi di sebuah PT air mineral.
Koeun sejenak terdiam, seperti memikirkan jawaban lalu mengangguk tipis, "Kayaknya ada di dalam. Masuk aja" jelas Koeun. Gestur tangannya bergerak untuk mempersilahkan Senja masuk ke dalam kelas.
Peka akan gestur yang Koeun tunjukkan, membuat Senja langsung beralih pergi setelah berterima kasih pada Koeun. Masuk ke dalam kelas yang sudah terasa asing baginya sekarang. Dulu, atau mungkin sekitar tiga bulan yang lalu Senja selalu kesini. Diajak Jeno untuk sekedar main atau sekedar mengantar bekal buatan Senja. Tapi sekarang, itu sudah tak lagi ada sesaat setelah Jeno memilih untuk berubah.
Di pojok belakang kelas, Senja melihat ada Jeno dan satu temannya yang lagi bersandar di dinding dengan menaruh semua perhatiannya di depan handphone. Senja berani bertaruh kalau Jeno saat ini lagi fokus sama game yang ada di handphonenya dia. Bisa terlihat jelas dari cara Jeno yang tak henti-hentinya terus berdecak kesal.
"Jen" panggil Senja pelan. Tak mau mengganggu kaum-kaum yang lagi tiduran di lantai bawah.
Jeno cuma berdeham, seperti tidak berniat menjawab apalagi mau menatap Senja. Niat kedatangan Senja kesini pun tak disambut baik sama Jeno. Senja memang se- tak ada itu bagi Jeno. Padahal mereka sudah lama tak berinteraksi seperti layaknya orang pacaran pada umumnya.
"Jeno!" ulang Senja dengan sedikit memekik. Nadanya berubah menjadi kesal seiring Jeno tak juga menggubris panggilan yang ia layangkan untuk Jeno.
"Bicara aja. Gue denger" balas Jeno ketus, masih tetap tak ingin menoleh sedikitpun ke arah Senja. Jangankan menoleh, mem-pause-kan gamenya barang sebentar juga Jeno mungkin tak akan mau.
Senja mendesah panjang. Tak ingin marah atau mencari keributan sama Jeno saat ini. Senja sudah paham betul dengan perubahan drastis seorang Jeno untuk dirinya dan hubungan yang mereka bangun selama tujuh bulan terakhir. Bersikap ketus, dingin, acuh tak acuh, bahkan terkesan masa bodoh.
"Gue dapet dua kotak nasi dari sosialisasi. Kata Jaemin lo belum ada ke kantin sama sekali makanya gue mau kasih satu buat lo" Selesai berucap, Senja menyodorkan satu kotak nasi yang ia pegang ke hadapan Jeno. Tapi sekali lagi, Jeno sama sekali tak menggubris.
"Kasih sama orang lain aja. Gue udah punya" balasnya, setelah mungkin hampir semenit terdiam dan mengacuhkan Senja.
Senja seketika terdiam ditempat sambil menatap Jeno kebingungan. Seperti tau alasan terdiamnya Senja, Jeno lantas melanjutkan perkataannya sebelum gadis itu semakin kebingungan.
"Dari Alea" lanjutnya.
"O-oh oke" Senja mengangguk paham. Lagi dan lagi ia kalah selangkah dari Alea─ mantannya Jeno yang sampai saat ini masih berhubungan baik layaknya seorang pacar. Banyak yang beranggapan kalau Jeno sama Alea clbk, terlihat dari seringnya mereka datang dan pulang bareng naik motor. Tanpa menghiraukan seorang Senja sebagai pacar aslinya Jeno.
"Buat gue aja sini" tiba-tiba Jaemin, teman yang sedari tadi bertanding game sama Jeno menyeletuk. Tangannya udah siap untuk mengambil sekotak nasi yang tadi Senja sodorkan untuk Jeno, tapi Senja tahan.
"Seharusnya lo bilang kalau Jeno udah dapat bekal dari Alea, Jaem. Jadi gue gak usah capek-capek kesini" ucapnya ke Jaemin. Iya, jadi tadi Jaemin cuma bilang kalau Jeno belum makan, tanpa memberitahu kalau Jeno udah dapet bekal dari Alea.
"Sorry" cuma satu kata itu yang keluar dari bibir Jaemin. Buat Senja juga jadi sedikit merasa bersalah sama dia.
"Gapapa, Jaem" kata Senja, menyodorkan nasi tadi sama Jaemin, "Nih buat lo. Sebagai permintaan maaf karena udah marahin lo tadi. Sama ini ada puding coklat kelebihan tadi" imbuhnya, meletakkan satu kotak bekal berwarna merah yang memang sengaja Senja sisihkan untuk Jeno. Tapi berhubung Jeno juga tak akan menerima, Senja mengurungkan niatnya.
Jaemin mengambil dengan senyum lebar. Rasa terima kasih terus ia lemparkan untuk Senja. Sedangkan Jeno menoleh pun rasanya tak sudi.
"Gue balik deh ya" pamit Senja. Berlalu cepat keluar karena begitu tak suka dengan hawa yang Jeno beri. Rasanya seperti, Jeno tak suka jika Senja berada lama-lama di dalam kelasnya.
Jeno melirik sekilas punggung Senja yang perlahan menghilang entah kemana. Rahangnya mengeras, ia menendang meja di hadapannya dengan kemarahan yang menggebu-gebu. Entah marah karena telah kalah dalam permainan atau karena alasan yang lain.
"Apasih jing" gerutu Jaemin sembari berdecak. Pasalnya dia yang tak tau apa-apa keikut kaget karena tiba-tiba saja Jeno berteriak gusar didepannya.
"Bodo" Jeno merentangkan kedua kakinya di atas meja. Menyandarkan punggungnya di kursi sembari menutup mata untuk sedikit menenangkan pikiran.
"Gue bilang apa tadi? Terima aja nasinya walaupun lo gak akan makan. Sekali-kali lo senengin hati dia. Ngeyel banget bangsat" mendengar titah yang Jaemin ucap, Jeno hanya bergedik bahu. Masa bodoh dengan apa yang dikatakan Jaemin, ia lebih memilih untuk segera terbang ke alam mimpi.
"Ya buat apa diterima kalau ujung-ujungnya gue buang?"
Jaemin udah nganga tak percaya mendengar jawaban yang diberi Jeno. Habis akal lama-lama ngeliat Jeno yang bahkan gak ada hati sama sekali karena menjawab seperti itu. Kayak, level bangsat yang bangsatnya bangsat banget.
Walau sebenarnya, secara jelas Senja mendengar percakapan mereka dalam diam. Diam-diam berusaha tersenyum, diam-diam menahan luka, diam-diam berkata bahwa semua bakal baik-baik saja.
Toh, kalau Alea yang menjadi prioritas Jeno. Senja harus apa lagi?
• i n t r o d u c i n g •; na jaemin as jaemin pradipta
publish: 08/09/2020
revisi: 10/05/2021
©imyourprincesssss
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKS ✔️
Fanfiction「 senja pacarnya. tapi bukan senja yang menjadi prioritas jeno 」 ; alternate universe ft. jeno bahasa non-baku status: completed written story by: © imyourprincesssss, 2020 ' highest rank ' #1 in leejeno, jenolee, jenonct, nctjeno...