Chapter 09

17.6K 3K 109
                                    

di vote yuk,jangan nyinder! :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di vote yuk,
jangan nyinder! :)

t h a n k s • 09 •

Jeno baru saja memparkirkan motor kesayangannya ditempat parkir khusus wilayah sekolah. Semua mata refleks langsung tertuju kepada dua oknum tersebut. Maksudnya, ini seriusan Jeno gak dateng bareng Alea?

"Ayo gue anter ke kelas" tawar Jeno, sembari menggenggam erat tangan gadis itu. Sumpah, rasanya ingin saja ia berteleportasi saking gak kuatnya ngeliat tatapan anak-anak sekitar. Tatapan seolah ingin mengintimidasi.

"Canggung banget gue, Jen" ujar Senja, sambil menunduk malu menutup wajahnya menggunakan rambut. Kadar malunya sekarang tuh sudah gak bisa ditolerir lagi.

"Santai aja. Ada gue disini" jawab Jeno, malah jadi kesannya melantur.

"Ngaco, Jeno. Ya karena ada lo disini makanya jadi canggung" sentak Senja menggeleng. Tak habis pikir dengan jawaban Jeno yang terkesan mengadi-ngadi.

"Kan udah gue bilang biasain. Kalo udah biasa, entar juga gak canggung lagi" jawabnya percaya diri. Dihadiahi helaan nafas panjang dari bibir Senja. Sebenarnya Senja fine-fine aja sih, cuma dia paling gak suka menjadi pusat perhatian. Terlebih lagi, mereka tadi sempat bertatap muka dengan Alea. Yang bahkan Jeno sendiri, biasa-biasa aja.

"Iya deh, Jen. Gue ikut lo aja" pasrah Senja kemudian. Tak ingin berkalut lama-lama sama pemikiran yang terus menghantuinya sejak di tempat parkir tadi.

Setelah melewati lapangan, majelis guru dan tata usaha, akhirnya mereka berdua sampai di kelas Senja. Masih dengan tatapan kaget dari anak-anak kelas yang buat Senja berusaha keras biar nggak canggung. Seperti kata Jeno── terbiasa adalah kunci yang utama.

"Makasih ya, Jen" kata Senja malu-malu. Soalnya mereka ini juga masih ditatap, terlebih lagi ini mereka lagi berada di depan kelas Senja.

"Bener ya kata Jisung. Lo apa-apa suka bilang terima kasih"

"Ya mau gimana lagi, udah terbiasa Jeno" balas Senja merengut sebal.

"Yaudah belajar yang bener. Nanti istirahat biar gue aja yang ngehampirin lo" seru Jeno, menggerakkan tangannya untuk mempersilahkan Senja masuk terlebih dahulu.

"Pulangnya?"

Jeno tersenyum simpul, senyum matanya kembali terlihat, "Sama lo lah. Lo mau gue pulang sama Alea?"

Senja menggeleng. Membuat sang pacar tersenyum gemas melihat Senja. Lalu tangannya dimain-mainkan ke rambut hitam milik Senja yang panjangnya cuma sebahu.

"Gue duluan ya" Jeno lantas pergi setelah mendapat jawaban anggukan dari Senja.

Senja pun masuk begitu Jeno sudah menghilang dari pandangannya. Tapi belum sempat melangkah, Senja dikagetkan dengan keberadaan Jisung yang tiba-tiba sudah berada di hadapan Senja.

"Wow. Pantes anak-anak kelas daritadi ribut. Ternyata ini alasannya" kata Jisung membuat Senja ingin saja mengumpat namun masih bisa ditahan.

"Erga Jisung Mahardika, bisa nggak sih lo nggak usah mendadak muncul kek hantu gini? Bawaannya gue berdosa mulu karena pengen ngumpat" Senja melangkah ke tempat duduknya. Menurunkan bokongnya lalu mengambil oksigen sebanyak-banyak yang ia bisa.

"Sejak kapan Jeno begitu tuh?" Jisung berangsur mendekat ke Senja yang sedang menaruh tas nya di samping meja.

"Kamarin. Aneh banget gak sih?" Senja duduk, diikuti sama Jisung sembari mengambil botol air milik Haechan untuk diminum. Tanpa meminta izin, karena Jisung memang begitu.

Suka seenaknya

"Lo dijauhi gak suka, dideketin malah curiga. Heran gue dengan manusia bentukan kayak lo" katanya, setelah selesai meneguk air.

Senja menghela nafas berat, "Ya nggak gitu. Gue kan cum---"

"AYO YANG TARUHAN SAMA GUE, BAYAR KALIAN! SENJA UDAH BAIKAN SAMA SI JENO TUH!"

Suara Haechan bergelegar begitu kuat di dalam kelas. Membuat semua atensi murid menatap ke arah sang oknum yang sedang berteriak tadi. Tak lupa dengan Senja yang sudah menatap Haechan dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan.

Haechan terkekeh kecil, "Hehehehe, Senja. Halo"

Senja langsung mengambil paksa botol minuman yang sedang dipegang oleh Jisung. Berlari menuju Haechan untuk memberi pelajaran berupa sedikit bogeman di wajah.

"HAECHAAN!!! LOH YA! GUE JADIIN TEMPE OREK LO SEKARANG!!!"

"EOMMMAAAAAAAAAAAAAAA!!" - fullsun, every day, every time, every where.

"EOMMMAAAAAAAAAAAAAAA!!" - fullsun, every day, every time, every where

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


i n t r o d u c i n g •

; lee haechan as haechan wiguna

publish: 20/09/2020revisi: 11/05/2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

publish: 20/09/2020
revisi: 11/05/2021

©imyourprincesssss

THANKS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang