di vote dan komen
jangan lupa dear!!• t h a n k s • 18 •
*flashback on*
Suasana di dalam UKS hening. Sudah sekitaran dua puluh menit- Alea belum juga tersadar. Yang bahkan dari sisi sebenarnya Jeno tak pernah tau, seberapa gigihnya Alea untuk tak terbangun agar aktingnya dirasa cukup meyakinkan Jeno.
Melihat Jeno yang seperti ingin beranjak pergi, membuat Alea seketika membuka matanya. Berpura-pura memegang kepalanya yang berdenyut dengan diiringi ringisan kecil yang keluar dari bibirnya.
"Alea lo gapapa?!" sentak Jeno kaget, "Nih minum dulu" imbuhnya, memberi segelas air putih kepada Alea untuk diminum.
"Gapapa, Jen. Santai aja" jawab Alea, sambil sesekali membuat ekspresi kesakitan.
"Santai aja gimana kalau lo sampai gak sadarkan diri" khawatir Jeno, tulus. Yang sebenarnya ketulusan Jeno sendiri dimain-mainkan oleh skenario yang dibuat Alea.
"Sorry. Gue lemah banget ya" terdengar kekehan kecil. "Segitu khawatirnya ya lo sama gue?" tanya Alea penasaran. Menatap lamat-lamat wajah Jeno yang terlihat tak berekspresi.
"Ya" singkatnya memberi jawaban.
"Lo suka sama Senja?"
Nafas Jeno berhembus kasar, "Gak usah dibahas. Gue males" jawabnya.
Demi apapun, Alea ingin tertawa senang. Melihat Jeno yang bahkan hanya perhatian padanya dan rela membentak gadis itu di depan keramaian. Itu, membuat Alea semakin tinggi rasa.
"Lo- mau gak terima tantangan dari gue?" ucap Alea, jelas, membuat sepasang mata Jeno menatap serius.
"Tantangan?" ulangnya.
"Ya, tantangannya senang kok. Lo tinggal deketin Senja aja. Persis seperti pertama kali lo deketin dia. Beri dia semacam perhatian yang lo beri ke gue. Lo tinggal yakini dia aja bahwa lo bener-bener pengen berubah"
Melihat Jeno yang hanya terus terdiam, membawa Alea untuk segera menggenggam tangan Jeno yang menganggur.
"Sorry, gue gak bisa"
Alea menggeram kesal. Menatap tajam tak suka atas jawaban yang diberikan oleh Jeno.
"Kenapa gamau?"
"Gue gamau jadi cowok brengsek buat Senja lagi. Udah cukup gue berubah dengan selalu berada di samping lo. Lo seharusnya jangan menambah luka buat Senja" ucap Jeno tak berbohong. Ia terus merasa bersalah jika harus menyangkut Senja.
"Pengecut"
"Apa?"
"Ya pengecut. Lo cuma lelaki lemah yang gak berani terima dare dari gue. Bukannya begitu, kan?" Alea tersenyum sinis. Mulai menggerakkan tubuhnya untuk turun dari ranjang UKS. Membawa Jeno dengan cepat menahan,
"Lo mau kemana?" tanya Jeno tajam.
"Ke kelas. Gue males deket-deket cowok pengecut kayak lo"
Sembari menghembuskan nafas kasar, Jeno mengacak rambutnya, "Oke, gue terima dare dari lo"
*flashback off*
•••
Jeno tak berhenti terus mengutuk diri atas kesalahan yang entah sudah keberapa kali Jeno perbuat kepada Senja── kekasihnya yang kini sedang menahan luka sembari berlari menjauhi dirinya.
"Senja, tunggu!" Jeno menangkap pergelangan tangan Senja, sesaat setelah tangan Senja berhasil ia gapai.
"Kenapa hah?! Lo mau bilang gue harus denger penjelasan dari lo? Nggak Jen, gue nggak butuh!" kata Senja, dengan amarah yang begitu meluap-luap. Tangisnya tak bisa ditahan. Dan itu, yang buat Jeno makin merasa bersalah kepada Senja.
"Maaf" Jeno menatap lekat manik mata milik Senja yang terus menghujan.
Senja dengan cepat menepis pegangan Jeno, "Maaf nggak akan merubah apapun Jen. Nyatanya sekali brengsek, lo akan tetap jadi brengsek!"
Jeno bungkam. Membenarkan perkataan Senja yang menyebut dirinya sebagai seorang brengsek.
"Tentang dare itu, gue bener-bener nggak ada maksud buat nyakitin lo" kata Jeno menjelaskan. Tapi yang ada, semakin Jeno menjelaskan, semakin luka yang Jeno buat terbentuk begitu sempurna.
"Kalau lo punya hati saat itu. Lo seharusnya mikirin gue. Gimana sakit yang masih membekas saat lo menjauh dari gue. Gimana sakitnya gue saat lo mendekat diri hanya untuk sebuah dare" Senja menjeda. Menghapus air matanya yang telah jatuh begitu deras.
"Jadi ini? Jadi ini yang lo maksud buat gak membenci lo nantinya? Lo ngejadiin gue cuma sebagai dare doang, Jen. Apa serendah itu gue dimata lo?" kalimat terakhir yang Senja lontarkan membuat Jeno bungkam terdiam.
"JAWAB JENO!" bentak Senja keras. Tak memperdulikan fakta bahwa mereka masih berada dilingkungan sekolah.
Jeno menggeleng. Untuk yang pertama kalinya Senja melihat Jeno yang menunduk pasrah. Juga tersirat perasaan bersalah yang begitu kentara.
"Gak"
"Gue benci lo, Jen. Gue kira lo udah bener-bener berubah dan menerima gue disisi lo. Tapi apa sekarang?!"
"Maaf. Gue gak ada maksud buat nyakitin lo Senja"
Senja bertepuk tangan sembari tertawa keras. Tawa yang tampak begitu terluka di mata Jeno.
"Wow! Congrats, Jen. Nyatanya dare yang Alea berikan berhasil buat gue patah untuk yang kesekian kalinya"
tbc.
revisi: 14/05/2021
©imyourprincesssss
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKS ✔️
Fanfiction「 senja pacarnya. tapi bukan senja yang menjadi prioritas jeno 」 ; alternate universe ft. jeno bahasa non-baku status: completed written story by: © imyourprincesssss, 2020 ' highest rank ' #1 in leejeno, jenolee, jenonct, nctjeno...