Chapter 03

19.8K 3.6K 561
                                    

di vote danjangan nyinder! :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di vote dan
jangan nyinder! :)

• t h a n k s • 03 •

Pagi-pagi sekali Senja sudah langkahkan kakinya masuk ke dalam kawasan sekolah. Biasanya Senja akan selalu pergi bersama Jeno, si kekasih hatinya yang kini lebih memilih untuk berangkat bersama Alea.

Senja mengerang malu, kejadian semalam seakan terus meminta terulang. Bukan karena takut dengan perubahan aneh yang Alea tampakkan, tapi rasa tak suka Jeno yang mungkin akan semakin membesar untuk dirinya.

Sebenarnya juga Senja tak tahu menahu mengapa dirinya bisa seberani itu semalam. Semakin dipikirkan membuat kepalanya seakan meminta untuk meledak.

"Pagi, Pak" sapa Senja, pada penjaga gerbang sekolah sambil sedikit menunduk dan menunjukkan deretan gigi putihnya.

Pak Lucas, si penjaga gerbang dengan pemilik wajah tampan itu ikut membalas tersenyum kepada Senja.

"Morning neng, Senja. Nggak sama mas Jeno nih neng?" tanya pak Lucas. Jangan bingung kalian, pak Lucas ini emang rada gesrek tapi orangnya asik kok.

Senja menggeleng pelan, "Enggak pak. Jeno nya dateng belakangan" balas Senja, lalu kembali menundukkan diri, "Mari, Pak. Senja masuk dulu" lanjut Senja pamitan sama pak Lucas.

"Iya, neng. Mari" balas Pak Lucas.

Senja juga jadi sedikit heran kenapa warga-warga sekolahnya bisa pada tampan-tampan. Bahkan para murid yang seharusnya masuk lebih cepat akan lebih memilih nangkring sebentar untuk sekedar menyapa Pak Lucas atau memberi sekotak roti sebagai sarapan.

Oh enaknya jadi orang tampan.

Langkah Senja kembali berhenti mendadak, saat mendapati Jisung yang sedang menunggunya di bangku taman depan: dengan memandang handphone apel bergigit yang sedang ia mainkan.

"Ngapain?" tanya Senja setelah mendekatkan diri pada Jisung.

"Pagi Senja!" pekik Jisung tiba-tiba. Tangan kanannya ia gunakan untuk mengapit leher Senja. Membuat sang korban menjadi susah untuk bernafas.

"Y-ya p-pagi. T-tapi lo telat respon, njing" Bahkan masih pagi pun sudah menjadi kebiasaan Senja untuk mengumpat.

"Congor lo pengen gue sentil" Jisung memperagakan gerakan menjentik tepat di bibit Senja.

"Y-ya maap. Reflek gue karena tiba-tiba diapit" balasnya, merapikan beberapa helai rambut yang berantakan akibat Jisung.

"Udah makan apa belom? Kalo belom ayo gue traktir makan sebagai rasa terima kasih gue atas minuman dan handuk yang lo kasih kemarin" ajak Senja antusias.

Jisung menggeleng, "Gausah. Kalo gue yang bayar, ayo" lanjut Jisung, menariknya hingga sampai di kantin sekolah. Nggak tau Jisung itu sebenarnya apa. Kenapa modelan baik kayak Jisung ini justru malah diselingkuhi sama pacar sendiri? Sinting memang.

"Kali ini gue aja yang traktir. Nggak butuh penolakan" balas Senja, kemudian melenggangkan diri pergi memesan makanan untuk sarapan dirinya dan juga Jisung.

Setelah Senja membawakan nampan berisi dua bakso. Senja berjalan mendekati meja yang telah di jaga oleh Jisung.

"Sung, bakso lo yang i─" perkataan Senja mendadak terpotong saat melihat dua sejoli sedang asik tertawa di kursi seberang. Si Jeno dan juga Alea. Bahkan sarkasannya yang semalam pun masih membatukan hati Alea untuk tak menjauh dari Jeno.

"Pindah aja gimana? Males banget gue" kata Senja tapi tetap mendudukkan bokongnya di bangku depan Jisung sambil sesekali melirik ke kursi tempat Jeno berada.

"Pindah artinya lo pengecut" tantang Jisung. Sebenarnya Senja biasa-biasa aja, cuma pagi ini dia lagi malas untuk badmood.

"Bukan pengecut, Ji. Gue cuma males aja" balasnya, singkat.

Di lain tempat, sang empu yang sedang tertawa kecil bersama Alea itu melirik tak suka kepada Jisung.

Jeno tak suka bila gadisnya berdekatan dengan cowok lain selain dirinya.

publish: 11/09/2020
revisi: 10/05/2021

©imyourprincesssss

THANKS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang