di vote dan
komennya dear!!• t h a n k s • 20 •
"Adhisty Senja!" bentak Joy── si guru biologi yang terus meneriaki nama Senja tapi tak kunjung mendapat jawaban. Ryujin selaku teman sebangkunya Senja menepuk sekali pundak gadis itu, membuat Senja langsung tersadar kaget. Menatap sang guru yang kini menatapnya dengan tatapan horor.
"Iya Bu? Ada apa?" tanya Senja langsung berdiri dari duduknya.
"Dari tadi ibu manggilin kamu tapi kamu sama sekali gak menyaut. Kamu keluar sekarang, hormat menghadap bendera selama dua puluh menit" perintah Joy, mutlak.
Semua murid terdiam, begitu juga dengan Senja yang hanya berani mengangguk. Karena marahnya Joy sama dengan marahnya mama T-rex kalau kehilangan anak.
"B-baik bu. Permisi" angguk Senja, lalu beralih menuju lapangan.
Senja menghela nafas berat. Dihukum hormat bendera, lalu ditambah dengan teriknya sinar matahari siang. Buat Senja mengutuk dirinya sendiri karena harus melamun saat guru ter-killer sedang menjelaskan materi di depan kelas.
Apalagi alasan yang membuat Senja sampai dihukum begini. Ya jawabannya pasti karena Jeno Arkasana. Pacar yang sudah beralih status menjadi mantan.
Senja melangkahi kakinya malas menuju lapangan. Bersiap-siap menghormati bendera dengan kondisi perut yang lapar dan kepala yang terus berdenyut.
Senja menatap jam yang ada dipergelangan tangannya, akhirnya lima menit lagi masa hukuman Senja berakhir. Walaupun kepala Senja makin pusing, tapi alhamdulilah masih bisa ditahan pake tiang kalo mendadak penglihatan Senja yang berubah gelap.
"Senja?" panggil seseorang dari arah belakang. Rupanya ada Jaemin sama Renjun yang tadi memanggilnya.
"Eh Nana, Renjun" balas Senja menyapa, "Lapangan mendadak rame ada apaan?" tanya Senja, saat melihat anak tim basket beramai-ramai memasuki lapangan.
"Bentar lagi kan tahun kita bakal selesai. Jadi si Jeno kepikiran buat foto kenang-kenangan. Padahal sekarang mood dia lagi kacau banget tuh" jelas Jaemin panjang lebar. Membuat sepasang mata Senja memandang ke arah Jeno yang juga sedang ikut memandang dirinya.
"Dihukum kenapa Senja?" tanya Renjun.
"Melamun gue. Bisa-bisanya nggak jawab pertanyaan buk Joy tadi"
"Sama-sama banyak pikiran kalian nih. Si Jeno tuh juga tadi hampir aja jatuh ke tangga. Untung gue liat, kalo nggak, mungkin Jeno udah dibawa ke rumah sakit sekarang" ini Jaemin. Memang gitu orangnya, doyan ngomong selagi mau ngomong.
"Tapi lo nggak kenapa-kenapa? Wajah lo pu---"
"Adhisty Senja, masuk! Masa hukumannya mau ibu perpanjang lagi?!" teriak Joy, sambil melipat kedua tangan di dadanya.
"Enggak buk. Iya ini Senja masuk" jawab Senja, terbirit-birit berjalan menuju kelas.
"Permisi dulu ya gue, urgent banget" balas Senja tersenyum.
Ia berlari kecil menuju kelas. Tapi dirasa, kepalanya mendadak begitu sakit, telinganya berbunyi nyaring, penglihatannya perlahan menjadi buram.
Lalu secara mendadak, tubuh Senja ambruk seketika.
•••
Senja sadar dari pingsannya. Hal yang pertama Senja rasakan adalah denyutan dari kepala yang tak kunjung mereda. Sambil sesekali meringis, seseorang yang sedari tadi menunggu Senja sadar mendadak bangun.
"Astaga akhirnya lo bangun juga, Senja. Gue kira lo gak bakalan bangun lagi" rengek Ryujin dengan nada yang terdengar panik.
"Doa lo gak baik amat" Senja sedikit merintih saat mencoba untuk merubah posisinya menjadi terduduk. Entah sudah berapa lama dirinya tak sadarkan diri, ia pun tak tau.
Orang yang dipanggil tadi, Ryujin Prameswari── sepupu dari Jaemin Pradipta lah yang sudah menunggu Senja hingga siuman setelah satu jam tak kunjung sadarkan diri.
"Orang sakit rebahan aja ah! Pake acara pengen duduk segala" decak gadis itu.
Senja tak menggubris, lebih memilih terkekeh ketimbang beradu mulut dengan Ryujin nantinya.
"Gue kenapa, Jin?"
"Ya pingsan lah! Mana ada orang yang masih tahan dihukum saat perut keroncongan dengan wajah yang pucat pasi kayak mayat" sarkas Ryujin.
"Bentar, gue panggilin Bu Lis-"
"Di sini aja, gue gak papa" Senja menahan pergelangan tangan Ryujin, bahkan saat gadis itu sama sekali belum menyelesaikan kalimatnya saat ingin memanggil Lisa, guru yang bertanggung jawab di bagian kesehatan.
"Apanya yang gak papa. Lo kalo sakit bilang, kalau laper bilang. Jangan diam-diam aja lo kaya orang bego" Ini Ryujin memang lagi mode marah ke Senja. Ya gimana, Senja juga salah sebenarnya karena gak bilang kalau dia lagi sakit. Melamun di kelas berujung dihukum. Akhirnya pingsan sampai buat Bu Joy panik parah tadi.
"Ya maaf" ucap Senja menunduk salah. Melihat Senja yang seperti itu malah membuat Ryujin yang jadi merasa bersalah karena udah marah-marah sama Senja.
"Ya deh. Maaf juga gue jadi sewot ke lo" balas Ryujin.
"Gak papa. Ngomong-ngomong siapa yang gendong gue ke sini, Jin? Lo ya?" tanya Senja, pada Ryujin yang saat itu sedang mengambil obat penurun panas pemberian Lisa.
Seingatnya tadi, ia masih berbincang dengan kedua teman Jeno di lapangan. Setelah itu, Senja benar-benar gak ingat apa-apa lagi.
"Ya kali gue. Mana kuat" jawabnya, memberikan obat tadi kepada gadis itu, "Lo ngarepnya siapa?"
Senja mengedikkan bahunya masa bodo, "Jisung── mungkin?" jawabnya sambil menerka.
"Bukan" balas Ryujin cepat.
"Terus?"
"Mantan lo noh, si Jeno"
tbc.
revisi: 15/05/2021
©imyourprincesssss
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKS ✔️
Fiksi Penggemar「 senja pacarnya. tapi bukan senja yang menjadi prioritas jeno 」 ; alternate universe ft. jeno bahasa non-baku status: completed written story by: © imyourprincesssss, 2020 ' highest rank ' #1 in leejeno, jenolee, jenonct, nctjeno...