Chapter 26

15.6K 2.2K 43
                                    

di vote dan komennya dear!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di vote dan
komennya dear!!

t h a n k s 26

Sejak insiden saat mereka mendedikasikan hubungan menjadi teman, Jeno terus berkunjung ke rumah tanpa perlu disuruh. Sesekali membantu Senja yang kesusahan membawa diri dengan kruk.

Awalnya sih sedikit canggung memang. Terlebih lagi kemarin-kemarin hubungan mereka bisa dikata tidaklah dalam keadaan yang baik setelah percekcokan masalah 'dare'. Namun kesungguhan Jeno untuk berbaikan dengan Senja mungkin cukup membuktikan, hingga keduanya bisa menjadi lebih dekat seperti hari ini.

"Udah sarapan?" Jeno bertanya, sedikit memberikan senyum sapaan sebelum melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong, "Kalau belum, biar gue bikinin lo sarapan. Mau?"

Alis Senja mengeryit. Dilihatnya Jeno dengan tatapan yang masih terlihat sangat kebingungan, "Em belum sih. Boleh deh" Jawab Senja, membuka lebar pintu rumah untuk memberi ruang agar Jeno masuk.

"Masakannya gak terlalu mewah sih karena gue gak jago masak. Lo suka telor orak-arik gak?" Jeno melangkah masuk, hingga tubuhnya sampai dengan sempurna di dapur belakang.

"Suka"

"Lo suka susu vanilla, coklat atau strawberry?" Tanyanya, lagi. Sembari mengeluarkan beberapa barang belanjaan yang kemungkinan baru dia beli selama diperjalanan. Dan selanjutnya memang benar, ada tiga kotak susu yang sengaja dia susun rapi di hadapan Senja.

"Gue gak tau kesukaan lo rasa apa. Jadi gue beliin tiga sekaligus"

Tanpa pikir panjang, Senja meraih sekotak susu yang berada di tengah. Rasa coklat.

"Gue suka coklat"

"Oke noted!" Jeno manggut-manggut. Berangsur memecahkan dua telor ayam di dalam mangkuk. Memberinya sedikit bumbu lalu memanaskan teflon dengan api sedang.

"Gue gak tau hasilnya gimana, tapi kayaknya enak sih, gue berani jamin"

Entah perkataannya bisa terbukti benar atau tidak. Selanjutnya masakan telor orak-arik buatan Jeno sudah tersedia rapi di atas meja makan. Yang pertama merasa duluan itu Senja. Kalau kata Jeno sih, ladies first. Soalnya ini kali pertama dia buatin masakan untuk seseorang.

"Gimana? Enak?"

Dari raut wajah Senja saja mungkin sudah terbaca.

"Lo mau gue kasih jawaban yang bikin lo seneng atau kecewa?"

"Kenapa? Asin ya?" Meragukan jawaban Senja, Jeno lantas menyuapkan sesendok penuh telor orak-arik buatannya ke dalam mulut. Sensasi asin yang begitu tajam membuatnya lantas berlari terbirit-birit ke wastafel. Memuntahkan semuanya hingga nyaris tanpa sisa.

"Gak enak, gak usah dimakan, oke?" Jeno menyambar, namun secepat kilat Senja menyergah.

"Kalo makannya pake nasi, asinnya masih bisa ditolerin kok, Jen. Lagian gak seasin itu juga" Senja berkata, kemudian memakan telur orak-arik asin itu seperti tanpa hambatan.

Bukannya merasa senang, Jeno justru kesal. Seolah Senja memakan telur gagalnya itu karena takut membuat dirinya merasa kecewa.

"Gak gak, gak usah diterusin. Ini beneran gak enak, asin dan rasanya amburadul. Gue takut lo sakit perut, oke?"

"Jen, enough. Kalo lo pikir gue makan karena takut bikin lo kecewa, lo salah besar. Gue makan karena gue ingin, gue mau atas kemauan gue sendiri. Karena gue tau effort yang lo keluarin untuk bikin telur orak-arik ini gimana. Kecipratan minyak, atau bahkan gosong di percobaan pertama. It's okay. Gue bahkan pernah ngerasain yang lebih asin saat pertama kali gue coba masak"

Setelahnya Jeno speechless. Kayakㅡ udah gak bisa ngeluarin kata-kata apa lagi buat menggagalkan usaha Senja buat gak makan makanan gagal total miliknya itu.

Dan kayaknya itu yang bikin Jeno jadi sedikit kecil hati ke Senja. Orang lain (Read: Orang yang sering dia sakitin; Senja) aja bisa menghargai hasil karya gagal miliknya. Masa dia sendiri yang masak, dia sendiri yang keringetan karena panas gak bisa menghargai usahanya sendiri?

Jadi akhirnya, di sanalah mereka. Duduk berhadapan sambil makan telur orak-arik yang asin, dua kotak susu. Lalu, satu cerita yang baru saja tertulis tanpa tinta dan secarik kertas.


tbc.

revisi: 02/07/2021

[a/n]: sorry banget kalo gue kelamaan update T___T gak ada maksud kepengen ghosting ini cerita juga sih. padahal di rumah cuma rebahan, nonton sama main hp. tapi ya gitu, idenya nge-stuck :) udah nulis beratus-ratus word tapi gue cancel cancel mulu karena masih rada ada yang kurang. so, hope you like it walau agak gak nyambung T_____T

maap nih jadinya curhat.

©imyourprincesssss

THANKS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang