Chapter 07

19K 3.3K 287
                                    

di vote danjangan nyinder! :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di vote dan
jangan nyinder! :)

t h a n k s • 07 •

"AKKH!!!"

"Bego! Orang adzan kenapa teriak?!"

"Astagfirullah Jeno! Lo yang ngagetin gue, makanya gue teriak"

Senja memang bener lagi kaget setengah mati karena ngeliat Jeno yang tiba-tiba sudah ada di hadapannya dia. Bentar, ini Senja lagi nggak sedang bermimpi, kan? Mendadak bulu tangannya merinding, serem juga dipikir-pikir kalau orang yang ada dihadapannya Senja ini bukan manusia asli dan ternyata...

"Kenapa nggak mau pulang sama Chenle? Kan udah ditawarin sama dia tadi!" ucapnya, sedikit terdengar ngegas dan begitu menggebu. Membuat Senja otomatis menutup mulutnya tanpa melihat alis jeno yang sudah terangkat sebelah. Oke, ini sudah dapat Senja pastikan bahwa ini beneran Jeno. Makhluk halus mana bisa disentuh, ya, kan?

Senja terdiam sejenak, otaknya masih harus mencerna dengan apa yang sebenarnya Jeno lakukan sekarang. Memandang bingung Jeno dari bawah hingga atas. Cowok itu masih setia menggunakan pakaian sekolah dengan tas hitam yang tergandeng di bahunya dia. Aneh memang. Maksudnya, jarang-jarang juga sebenarnya Jeno mau peduli Senja pulang sama siapa. Bahkan Kawasaki Ninja punyanya Jeno sudah lama tak gadis itu duduki.

"Tunggu─ lo belum pulang ke rumah, Jen?" tanya Senja akhirnya, tanpa mengindahkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Jeno beberapa detik yang lalu.

Bukan, bukan niat tidak mau menjawab. Cuma dipikiran Senja sekarang kok bisa seorang Jeno Arkasana berada tepat di hadapannya apalagi saat adzan Maghrib sudah berkumandang? Kemarin-kemarin untuk sekedar menyapa hai pun rasanya Jeno tak ingin. Lalu sekarang, lebih dari 10 kata bahkan mampu Jeno ucapkan dalam sekejap.

"Ah- gue ubah pertanyaan gue yang tadi. Sekarang kenapa lo bisa disini?" tukarnya to the point. Tak mau basa-basi apalagi berniat untuk melakukan pendekatan. Lagi pula, untuk apa melakukan pendekatan jika dirinya memang sudah tak berarti apa-apa?

"Chenle ngabarin gue tadi, katanya lo pulang sendiri" jawab Jeno, sama sekali tak ada kebohongan yang terpancar dari sorot matanya yang tajam.

Senja mengangguk paham. Oalah pantes. Kira Senja, Jeno memang sengaja menunggu dia saat Senja masih di sekolah tadi. Ternyata karena seorang Delardo Chenle Alexius yang membuat Jeno langsung datang menghampiri Senja.

"Terus lo langsung ngehampirin gue?" tanya Senja yang entah sudah ke berapa kalinya. Mungkin juga Jeno akan menjadi sedikit risih dengan berbagai macam pertanyaan yang Senja layangkan.

THANKS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang