Chapter 02

21.9K 3.8K 173
                                    

di vote danjangan nyinder! :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di vote dan
jangan nyinder! :)

t h a n k s • 02 •

Senja tau kalau hubungan antara dia dengan Jeno seperti tidak ada harapan lagi. Tapi entah mengapa, rasa hati untuk tetap mempertahankan hubungan mereka selalu ada. Bahkan untuk mengucapkan kata putus kepada lelaki itu saja sama sekali belum pernah terlintas. Entah ini karena Senja yang sudah terlalu kebal atau karena memang Senja sudah berlagak seperti tak ada apa-apa.

Senja juga gak tau kapan tepatnya dia mulai menaruh rasa sama Jeno. Mungkin saat Jeno dan Senja sama-sama dihukum saat terlambat MOS? Atau malah ketika Jeno dengan entengnya meminjamkan atribut sekolah saat Senja kelupaan membawa topi saat ingin upacara?

Ah entahlah, Senja pun gak tau.

Tapi yang penting, mau sebrengsek apapun Jeno sekarang. Jeno masihlah orang yang membuatnya bisa menjadi sesuka ini padanya.

Saat ini Senja sedang berdiri di tepi lapangan untuk sekedar melihat pacarnya── Jeno Arkasana yang sedang bertanding basket melawan anak sekolah seberang. Beberapa kali Senja terus meneriaki nama Jeno. Saat diketahui bahwa bukan hanya Senja seorang yang menjadi penyemangat bagi diri Jeno.

Gak lupa 'kan, kalau Jeno salah satu orang paling di puja-puja di sekolahnya? Maka tak heran, jika teriakan Senja hanya sebatas angin lalu bagi Jeno.

Pertandingan berakhir dengan selisih poin tipis. Tapi walaupun begitu, kemenangan tetap berada di tangan sekolah mereka. Sorak poranda pun tak luput para murid berikan untuk mengapresiasi jerih payah yang dilakukan oleh Jeno cs. Terlihat bagaimana meriahnya pemandangan di depan saat Jeno sedang dilemparkan ke udara bersama tim basketnya. Secara, Jeno yang mengungguli poin.

"Ke Jeno sana. Keburu Alea duluan tuh" kata Jisung, teman sekaligus sahabat Senja sembari mendorong-dorong tipis tubuh Senja untuk segera mendekat ke Jeno, saat didapati bahwa Jeno sudah tak lagi bersama tim-nya.

"Kesana pake tangan kosong aja? Sumpah serius gue lupa bawa air, Ji" balas Senja sedikit panik. Bisa-bisanya dia keteledoran tidur sampai lupa kalau Jeno ada tanding basket hari ini.

"Gue udah paham lo gimana, makanya nih gue udah sediain" Jisung kemudian menyerahkan sebotol minuman mizone dan satu handuk kecil ke Senja. Sontak mata Senja berubah menjadi berbinar, mengingat hanya Jisung sendirilah oknum yang selalu ada untuk membuatnya kembali berdekatan dengan Jeno.

"Makasih banyak, Icung. Gue nggak tau mau balas lo kayak apalagi. Pokoknya makasih banyak" ujar Senja kesenangan sambil meluk-meluk Jisung. Tak memperdulikan pandangan-pandangan aneh yang dilayangkan murid-murid sekitar.

"Iya, terima kasihnya nanti aja. Cepetan sono ke Jeno dulu" Jisung sedikit mendorong tubuh Senja. Bukannya apa, pemandangan Senja yang sedang memeluk dirinya hanya akan membuat Jeno berpikir yang tidak-tidak. Bisa gagal, ini benar-benar bakal berabe kalau Jeno sampai salah paham sama dia.

Senja langsung melepaskan pelukannya kemudian mengangguk mengerti, "Ay ay captain. Doain gue ya"

Jisung tersenyum lalu memberikan dua jempol kepada Senja. Memberi gadis itu semangat dari jauh.

"Jeno!!!" pekik Senja memanggil Jeno seraya melambaikan tangannya dengan senyum yang mengembang.

Jeno pun menoleh dan tersenyum. Berjalan mendekati Senja dengan keringat yang masih membasahi pelipis serta dahinya. Akankah setelah acara pembagian handuk dan mizone ini akan membuat hubungannya kembali membaik?

Namun, saat dirasa kebahagiaannya baru saja bersinar, langkah gadis itu seketika berhenti saat melihat langkah Jeno ikut berhenti di depan perempuan lain. Tepat di hadapan Alea dengan senyuman yang kayaknya Jeno juga jarang beri kepadanya.

Entah sudah ke berapa kalinya Senja kalah selangkah dari Alea. Bukan- bukan kalah selangkah, tapi memang Jeno lah yang tak mengizinkan gadis itu untuk melewati batasan. Seolah-olah seperti ada sekat yang sengaja Jeno bangun padanya. Dan yang Senja lakukan hanya terus saja mengalah dan mundur saat melihat interaksi mereka berdua.

Mengalah dan mundur, terdengar seperti pecundang, bukan?

Namun kali ini Senja tak lagi ingin menyerah. Ia putuskan untuk terus maju ke depan. Jangan membuat persepsi orang-orang berkata bahwa Jeno akan lebih bahagia bersama Alea. Itu malah akan menjadi hal paling tak layak untuk gadis itu dapatkan, bukan?

Langkahnya pasti, berjalan mendekati dua insan yang sedang dimabuk oleh asmara. Senja tersenyum, memandang wajah cantik Alea yang menatap bingung ke arah dirinya. Benar-benar cantik, sampai-sampai membuat Senja tau alasan kenapa Jeno masih belum melupakan Alea.

"Alea Moura, kan? Kenalin, gue Adhisty Senja. Pacarnya Jeno" Senja mengulurkan tangannya, tak lupa menekan kata pacar pada Alea.

Alea menaikkan satu alisnya dengan sinis, membalas jabatan tangan Senja dengan- yah mau tak mau karena mungkin masih ada Jeno di sampingnya.

"Iya, Alea. Sahabatnya Jeno" balasnya, terdengar sedikit... ketus?

"Kalau cuma sahabatnya sih berarti harus tau arti dari jaga jarak dong? Gak lupa 'kan kalau Jeno punya pacar?"

Senja sekarang sadar sepenuhnya, bahwa arti tatapan Jeno sekarang seperti sedang tak menyukai dirinya.

i n t r o d u c i n g •

; park jisung as erga jisung mahardika


publish: 10/09/2020revisi: 10/05/2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

publish: 10/09/2020
revisi: 10/05/2021

©imyourprincesssss

THANKS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang