di vote dan
komennya dear!!• t h a n k s : last • 28 •
Temenan sama Senja selama bertahun-tahun dan berujung balikan, bukan berarti Jeno mengerti segala sesuatu yang Senja pikirkan, Senja lakukan, Senja inginkan atau yang Senja alami sekalipun. Dia bukan cenayang untuk bisa tau. Contohnya seperti malam ini. Tau-tau, sesudah jalan-jalan sore, malamnya Senja nangis di kamar kost-an Jeno. Jeno pastinya kaget dong. Padahal sore tadi, Senja masih ketawa-ketawa ngakak karena Jeno habis nginjak eek ayam. Berakhir mereka main cuci-cucian di tepian kali.
"Gue cabut dulu deh. Lo tenangin dia dulu" Jaemin beranjak, lalu mengambil kunci motor Jeno dan hilang dalam sekejap mata. Mungkin Jeno pikir, Jaemin sedikit memberi ruang Senja untuk bercerita padanya. Karena menurut Jaemin sendiri, tak sepatutnya ia mendengar kalau bukan dari si pencerita yang mengizinkan.
Sejenak saat tangisan Senja mereda, barulah, Jeno memberanikan diri untuk bertanya.
"Kenapa nangis? Tuh liat matanya bengkak gitu" Jeno mengelus, mengusap dan menyingkirkan beberapa helai rambut Senja yang lengket karena terkena air mata. Mata gadis itu memang terlihat bengkak, sedikit kemerahan dan nafasnya terdengar masih tersedu.
"Kalau gak cerita, gue gak tau harus bilang apa"
"Bentar, ilangin sesenggukan dulu" Senja menarik nafas dalam-dalam, mulai bercerita walau sesenggukannya masih terasa ada, "Lo tau 'kan kenapa gue begadang sampai dua hari kemarin?"
"Mm-hm, terus?"
"Jadi salah satu deadline tugas tulis yang kemarin gue buat, kena tumpahan kopi karena temen kerja gue, si Lila. Waktu itu, dia bertengkar sama satu temen gue yang lain, namanya Rendra. Cekcok dah tu mereka sampai chaos. Tau-tau, saat si Lila mau lemparin kopi bekas pembeli ke muka Rendra, kenanya malah ke tas gue" lagi-lagi, Senja menarik nafas setelah dirasa pasokan udaranya telah menipis.
"Gue yang disitu langsung kaget. Cepet-cepet keluarin barang-barang yang ada di dalam dan ternyata tembus sampe ke tugas itu. Gue otomatis langsung minta tanggung jawab dong. Si Lila yang juga saat itu masih marah, gak mau tanggung jawab. Katanya salah gue kenapa pake tas kain, bukan plastik. Sekarang gue gatau, Jen, harus gimana. Deadline-nya dua jam lagi. Dan tugasnya panjang banget" menyelesaikan ceritanya, Senja mengambil minuman. Kering rasa kerongkongan akibat lama menangis dan bercerita sepanjang jalan kenangan.
Jeno yang mendengar, sembari tak lupa juga ikut berpikir mengenai solusi kini kembali bersuara.
"Ya udah gapapa, sini tugasnya gue ikut bantu. Kan cepet tuh kalau kita kerjain dari sekarang" Jeno tersenyum kecil, "Jam berapa emang nganternya?"
"Jam 8, di rumah dosennya langsung"
Dengan pergerakan refleks, Jeno menatap jam. Lima belas menit telah terbuang usai menunggu si gadis tenang. Jadi mau gak mau, dengan cepat, mereka buru-buru kembali menulis. Untungnya, catatan kecil dari referensi yang Senja buat kala itu masih ada. Jadi bisa menambah beberapa jawaban yang kalau Senja pikir, tugas kali ini hasilnya lebih matang ketimbang yang sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKS ✔️
Fiksi Penggemar「 senja pacarnya. tapi bukan senja yang menjadi prioritas jeno 」 ; alternate universe ft. jeno bahasa non-baku status: completed written story by: © imyourprincesssss, 2020 ' highest rank ' #1 in leejeno, jenolee, jenonct, nctjeno...