di vote dan
jangan nyinder! :)• t h a n k s • 06 •
Tiga hari ini Senja hanya terus berfokus di depan komputer dalam ruangan OSIS. Sibuk mengetik, membuat proposal yang nantinya akan diajukan ke pihak sekolah untuk perlombaan mendatang.
Senja itu mendapat jabatan sebagai sekretaris dalam OSIS, jadi mau tak mau Senja bersama ketos── Delardo Chenle Alexius harus pulang terlambat untuk menyelesaikan deadline-nya.
Dan fyi, selama tiga hari itu juga Senja sama Jeno nggak ketemuan sama sekali. Sapa-sapaan juga tidak. Udah kayak orang yang gak pernah kenal. Yah walaupun sebelumnya juga gak pernah dianggap kenal.
Kejadian beberapa hari lalu yang berkaitan dengan Jeno dan Alea benar-benar hanya akan menguras tenaga. Yang satu kayak manusia gak tau diri, yang satu lagi manusia yang jarang berkaca.
"Jadi gimana, Chen? Anggaran yang ini tetap kita masukkan?" tanya Senja memalingkan wajahnya ke Chenle.
"Iya, kita coba aja dulu" jawab Chenle sambil menatap layar komputer yang menyala: dengan beberapa tabel yang sudah Senja susun dan terus direvisi.
"Oke" Senja lalu dengan sigap mengetik isi-isi proposal.
Setelah semuanya selesai, Senja sekali lagi akan mengkonfirmasi kepada Chenle. Setelah Chenle anggap sempurna, barulah proposal itu akan diserahkan kepada kepala sekolah.
"Kerja bagus Senja" ucap Chenle memberikan sekaleng soda kepada Senja.
"Thanks" jawab Senja sambil menerima pemberian minuman dari Chenle.
"Pulang sama Jeno?" tanyanya, setelah meneguk soda untuk masuk ke dalam tenggorokannya. Dan ya, Chenle itu juga salah satu temannya Jeno.
"Nggak"
Chenle mengangguk paham. Ia pun sudah mengerti dengan tabiat Jeno yang berubah selama beberapa bulan ini.
"Mau gue anter pulang?" tawar Chenle. Seperti yang Senja tau, Chenle ini anaknya anak sultan. Dari namanya aja udah keliatan. Dan dari semua temen yang Jeno punya, cuma Chenle yang punya black card.
"Eh gausah. Mobil lo gaakan cukup masuk ke dalam gang rumah gue" tolak Senja sambil tersenyum.
"Gapapa entar gu---"
"That's okay, Chen. Rumah gue deket kok dari sekolah" tolak Senja sekali lagi. Senja bukan sombong, Senja hanya segan harus membuat Chenle putar balik arah dari rumahnya cuma untuk sekedar mengantar dirinya.
Langit-langit yang semula terang kini berubah menjadi gelap. Pertanda bahwa adzan maghrib akan segera berkumandang. Menjelang malam malah membuat hawa disekitaran gang tersebut terasa dingin.
Senja terus menyusuri gang kecil itu. Jalan yang selalu Senja lewati karena ini adalah jalan pintas menuju rumahnya. Tapi baru seperempat jalan, Senja merasa seperti diikuti.
Senja ingin menoleh, tapi takut kalo tiba-tiba orang tersebut langsung saja menyerangnya. Pokoknya jalan cepat aja dulu sampai ketemu masjid terdekat.
Tapi semakin lama, seseorang dari arah belakang tersebut semakin mendekat. Derap langkahnya terdengar jelas, sontak membuat degupan kencang pada dadanya tertompa dengan kuat. Lalu saat-saat tak diduga──
"AKKH" pekik Senja. Segera seseorang yang tadi menepuk pundak Senja langsung menutup mulut gadis tersebut.
"Bego! Orang adzan kenapa teriak?!"
"Astagfirullah Jeno!"
tbc.
• i n t r o d u c i n g •
; zhong chenle as delardo chenle alexius
[a/n]: serius ini mah bukan
slow update namanya 😭publish: 18/09/2020
revisi: 11/05/2021
©imyourprincessss
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKS ✔️
Fiksi Penggemar「 senja pacarnya. tapi bukan senja yang menjadi prioritas jeno 」 ; alternate universe ft. jeno bahasa non-baku status: completed written story by: © imyourprincesssss, 2020 ' highest rank ' #1 in leejeno, jenolee, jenonct, nctjeno...