di vote yuk,
jangan nyinder!• t h a n k s • 13 •
Senja tidak marah. Apalagi sampai harus menanyakan alasan kenapa Alea meneleponnya tempo hari. Karena Senja tau, Alea mungkin masih belum bisa melupakan Jeno ataupun begitu juga sebaliknya. Dan Senja berusaha untuk mengerti.
"SENJA!" pekik Haechan, membuat gadis yang tengah dipanggil itu membuyarkan lamunannya dalam sekejap.Senja berdecak kesal, "Gak usah teriak-teriak segala bisa?!" tohoknya, dengan menatap sinis ke arah Haechan.
"Lo dipanggil daritadi gak denger. Budeg lo" balas Haechan, tak kalah ngegas.
"Ada apa sih emang?" Senja merengut sembari kembali menunjukkan wajah sebalnya. Tak bisa dipungkiri lagi, pikirannya terus dipenuhi oleh Jeno Jeno Jeno. Bisa gak sih sehari aja dia gak mikirin Jeno gitu? Capek juga lama-lama ternyata.
"Itu noh ponsel lo bunyi dari tadi. Gila lu dering sekeras itu gak kedengaran" timpal Haechan ngamuk. Saking stok batas kesabarannya hampir menipis.
Atensi Senja beralih langsung pada ponsel yang terletak di atas meja kantin. Sedetik kemudian, mata Senja membulat sempurna, berdiri dengan ekspresi kaget secara mendadak. Membuat Haechan tersedak kuah seblak yang baru aja seperempat masuk ke dalam mulutnya.
"Lo kenapa dah anjir? keselekkan gue" mangut Haechan, menepuk-nepuk dadanya yang terasa panas karena kuah seblak.
"Gila lo. Bilang dong kalau yang nelfon gue itu Chenle" Senja jingkrak-jingkrak kehebohan. Pasalnya si Chenle udah nelfonin tiga kali kali ke dia. Bisa-bisanya volume sekeras itu tak membuat telinganya mendengar?
"Jisung udah sibuk manggilin nama lo ya, njing. Mencari keributan nih. Salah sendiri melamun" sarkas Haechan marah. Soalnya masih dendam karena gara-gara Senja dia jadi keselek. Mana tenggorokannya jadi panas karena pedes.
"Tau dah. Gue ke ruang OSIS dulu" Senja kabur, tapi sempat berhenti karena Haechan manggil nama dia barusan.
"Seblaknya masih dimakan?" kata Haechan, tersenyum lucknut. Emang lucknut bener punya temen kayak begini.
"Kenapa, mau?"
Haechan mengangguk.
"Beli dong sendiri" Senja lalu pergi. Meninggalkan Haechan yang udah teriak marah-marah di belakang sana.
⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾
"Seseneng itu?" tanya Jeno, melihat Senja yang sejak tadi tak pernah memudarkan senyumannya. Sesaat setelah Senja pergi ke ruang OSIS tadi, Chenle memberi tahu ke anggota kalau proposal pengajuan dana udah dapat konfirmasi dari pihak sekolah. Yang rencananya akan digelar saat hari kemerdekaan nanti.
"Banget, Jen. Udah puyeng kemaren harus revisi proposal karena anggaran dana yang terlalu besar lah, bla bla lah. Lo tau sendiri kepala sekolah kita gimana" jelasnya, cukup membuat Jeno tau bahwa Senja saat ini sedang bahagia.
Jeno yang melihat Senja hanya bisa menerbitkan senyuman, lalu sesaat setelah itu, Jeno mengibaskan tangannya di atas kepala Senja.
"Imut banget sih"
Satu kata dari Jeno mampu membuat seorang Adhisty Senja terdiam, menghentikan langkahnya dan menunduk menatap ke bawah. Gila, bisa gila dia lama-lama.
"Kenapa?" Jeno ikut berhenti, menyamakan posisi mereka.
"Gue gak biasa denger lo bilang gitu, Jen. Lo gak kerasukan, kan?" Jeno tertawa mendengar tutur kata Senja. Entah Jeno yang memang lebih suka frontal, atau malah gadis ini yang kelewat jujur.
"Ya gak lah, Senja. Lo kenapa sih? Belum terbiasa?"
Senja mengangguk, "Iya. Lo sebelumnya gak pernah nunjukin sisi manis lo ke gue. Gue berasa aneh, jujur, karena gue udah terbiasa sama sikap lo yang cuek bebek sama gue"
Jeno hanya diam. Bungkam tak menjawab karena sibuk bergelut dengan pikiran akibat omongan Senja barusan. Bener juga sebenarnya.
Hening kemudian menyelimuti keduanya. Dan Senja hanya bisa merutuki diri karena telah berbicara terlalu spontan begitu ke Jeno.
"Sorry to say, Jen. Gue gak maksud buat nyakitin hati lo" kata Senja, sebelum Jeno semakin kalut sama pikiran negatif.
Si cowok pemilik eye smile paling sempurna menurut gadis itu tetap kukuh mendengar dan menatap mata cantik milik Senja tanpa menjawab sepatah katapun.
"Thanks" balas Jeno kini.
Senja menatap Jeno dengan tatapan yang sukar untuk dimengerti, karena Senja tau, Jeno yang sedang berada di depannya ini tengah sibuk berkelut menahan rautan wajahnya.
"Karena?" tanya Senja bingung.
"Karena selalu ada sama orang yang brengsek kayak gue"
tbc.
publish: 27/09/2020
revisi: 14/05/2021©imyourprincesssss
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKS ✔️
Fanfiction「 senja pacarnya. tapi bukan senja yang menjadi prioritas jeno 」 ; alternate universe ft. jeno bahasa non-baku status: completed written story by: © imyourprincesssss, 2020 ' highest rank ' #1 in leejeno, jenolee, jenonct, nctjeno...