di vote yuk,
jangan nyinder!• t h a n k s • 14 •
Dengan terbirit-birit, Jeno melesat laju disepinya jalanan pagi hari menuju ke rumah Senja. Pagi tadi saat Jeno baru saja selesai sholat subuh, Senja menelepon dirinya dengan suara yang terdengar begitu lirih.
Gadis itu menangis.
Entah karena apa, Jeno pun tak tau.
Sesampai dirinya, Jeno mengetuk kuat pintu rumah Senja. Enam kali gedoran tak ada jawaban, hingga saat dirinya menggedor untuk yang ketujuh kalinya, Senja membuka pintu.
Dengan sudah memakai seragam sekolah, tetapi dengan rautan wajah yang berbeda. Mata gadis itu terlihat membengkak dan air mata yang membasahi pipinya. Rambutnya yang masih terlihat acak-acakan, cukup jelas membuat Jeno yakin bahwa yang dilakukan Senja sedari tadi hanya terus menangis.
"Hey kenapa?" kata Jeno dengan nada lembut sembari membawa gadis itu ke dalam dekapannya. Gadis itu tak menjawab, malah tangisannya kini kembali terjatuh.
Hampir lima menit mereka masih dalam posisi sama, membiarkan Senja meluapkan emosi padanya. Lantas, setelah Senja dirasa tenang, Jeno melepaskan pelukan. Menghapus air mata gadis itu yang kini ikut membasahi bajunya.
"Ada apa, hm?" tanya Jeno sekali lagi.
"Oma masuk ke rumah sakit. Gue takut Oma kenapa-kenapa, Jen" kini dengan suara yang terdengar parau, Senja menjawab sembari mengontrol tangisnya agar tak kembali jatuh.
Dapat dilihat, Jeno tersentak kaget. Tapi sekali lagi, Jeno tak ingin membuat gadis itu kembali panik. Ia pun berangsur memeluk Senja, mengelus lembut punggung ringkih gadis itu. Bermaksud memberinya sedikit energi yang ia punya.
Jeno sebenarnya tidak pandai merangkai kata. Bisa dibilang, cara Jeno untuk menenangkan Senja hanya cukup dengan memberinya sebuah pelukan hangat. Pelukan yang semoga bisa membuat Senja merasa lebih baik.
"Oma sendirian di rumah sakit?"
Senja menggeleng, "Enggak. Ada tante sama Om yang jagain Oma disana" balasnya, tersedu.
"Oke. Pulang sekolah nanti gue temenin ke rumah sakit. Tapi lo gak boleh sedih. Oma malah gak suka liat lo nangis kejer kayak begini" lanjut Jeno, menenangkan sang gadis.
Gadis itu melepaskan pelukannya, mengangguk kecil dan mengelap ingusnya menggunakan sapu tangan pemberian Jeno barusan.
"Tetep sekolah?" tanya Jeno.
"Iya. Kata tante harus sekolah kalau mau ketemu sama Oma"
Jeno mengangguk, memberikan senyuman kecil diiringi dengan elusan lembut pada rambut hitam Senja yang masih basah karena belum sempat dikeringkan.
"Yaudah, siap-siap ya. Gue beli kompres dulu buat mata lo" perintah Jeno, kemudian pergi dengan motor Kawasaki miliknya.
Setelah Jeno lenyap dari pandangan, gadis itu memegang dadanya yang berdegub kencang.
Senja baru tahu
── bahwa pelukan Jeno bisa sangat semenenangkan ini.
publish: 29/09/2020
revisi: 14/05/2021©imyourprincesssss
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKS ✔️
Fanfiction「 senja pacarnya. tapi bukan senja yang menjadi prioritas jeno 」 ; alternate universe ft. jeno bahasa non-baku status: completed written story by: © imyourprincesssss, 2020 ' highest rank ' #1 in leejeno, jenolee, jenonct, nctjeno...