34 | What is Love?

177 25 2
                                    

Tiba-tiba kepikiran buat segera tamatin cerita ini.

What do u think guys? sad end or happy end?

Happy Reading.

"Gak mau mampir?"

Hanbin menggeleng pelan.

Keduanya kini sudah sampai tepat dirumah Dahyun. Lelaki itu seperti lupa jika ada seseorang yang masih menunggu kedatangannya.

Dahyun sendiri sebenarnya ingin membicarakan perihal pesan tadi yang sempat ia baca lalu mengatakan jika Hanbin harus pulang sekarang juga.

Bagaimana pun Dahyun perempuan, ia bisa merasakan kesedihan mama Hanbin saat usaha yang sudah ia buat demi menebus sebuah kesalahan besar selalu berakhir sia-sia.

Dan sampai detik ini juga Hanbin masih tidak sadar jika Dahyun ingin pulang cepat bukan karena lelah, namun ia tidak ingin seseorang yang telah menunggu lama dirumah harus kembali kecewa untuk ke sekian kalinya.

"Kamu langsung pulang ya, gak boleh kemana-mana"

Hanbin menaikan satu alisnya. Tidak biasanya pacarnya ini berkata demikian.

"Kenapa?" tanyanya.

Dahyun kembali gugup. Apakah ia harus kembali membicarakan hal ini? tapi, kalo Hanbin marah dengannya?

"H-hanbin.." panggil Dahyun pelan.

"Iya sayang, kenapa?"

"K-kamu langsung pulang ya. Mama kamu masih nunggu kamu loh. Jangan buat dia kecewa untuk ke sekian kalinya."

Mendengar itu, Hanbin kembali harus menghela nafasnya berat. Kenapa lagi dan lagi masalah ini harus dibahas?

Namun sebisa mungkin ia harus mengatur emosinya. Ia tidak mau keduanya kembali berdebat hanya karena masalah kecil seperti ini.

"Aku pulang juga bukan karena dia," bahkan Hanbin masih enggan memanggilnya dengan sebutan 'mama' .

Masa lalunya begitu menyakitkan, hingga untuk memaafkan saja Hanbin rasa itu terlalu sulit.

Dahyun segera menautkan kedua jari-jemarinya pada Hanbin. Menatap dengan sebuah senyuman tulus yang sering ia perlihatkan, "Seengaknya kamu hargai usaha dia Bin. Urusan kamu mau memaafkan atau engga aku yakin itu semua butuh waktu"

"Jadi aku mohon sama kamu, kali ini ya kamu turuti kemauan mama. Jangan buat dia sedih terus-menerus. Itu sama halnya kamu nyakitin aku secara tidak langsung. Kamu tega?"

Hanbin menggeleng secara perlahan. Mana mungkin ia tega melakukan hal yang tidak mungkin? Melihat Dahyun bersedih saja ia tidak tega apalagi menyakiti.

"Jadi kamu mau kan?" tanya Dahyun kembali.

Dan detik berikutnya sebuah senyuman manis tercetak diwajah cantiknya. Anggukan kepala itu sudah mampu membuat hatinya menghangat seketika.

Walau Dahyun tahu, Hanbin melakukan itu atas dasar permohonan Dahyun. Tidak lebih.

"Ya udah kamu langsung masuk, aku juga mau langsung pulang" ujarnya sambil menekankan diakhir kalimat.

Dahyun terkekeh, "Iya sayang. Be Careful"

Hanbin mengangguk dan menyempatkan mengacak gemas puncak kepala gadisnya. Dan saat sudah melihat Dahyun mulai memasuki rumahnya ia segera menancapkan gas langsung melenggang pergi.

Dahyun masuk ke dalam rumahnya dengan senyuman yang tidak pudar sedetik pun. Ia sampai tidak sadar jika seorang wanita paruhbaya sedang duduk disofa sambil membaca sebuah majalah.

CHALLENGE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang