44 | Final Love

195 29 9
                                    

---Challenge

"H-hanbin, indah banget..." ucap Dahyun memandang takjub pemandangan yang ada dihadapannya kini.

Sungai Han dengan vibes malam justru bukannya tampak biasa saja, malah terlihat sangat-sangat indah. Lampu-lampu itu juga menambah nilai plusnya.

Dahyun jadi terpesona sendiri sekarang. Ia pikir Hanbin akan membawanya kemana, ternyata disinilah mereka.

"Harus kamu tau, kalo Sungai Han ini biasanya jadi tempat orang-orang jadian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Harus kamu tau, kalo Sungai Han ini biasanya jadi tempat orang-orang jadian. Banyak dari mereka percaya tempat ini bisa bikin hubungan langgeng."

"Terus kamu percaya?"

Hanbin mengedikan bahu singkat, "Aku juga gak tau sih. Makanya aku bawa kamu kesini buat buktiin mitos itu bener atau enggak."

Dahyun tersenyum manis mendengarnya. "Sayang banget kita jadiannya gak disini. Hahaha." senyum itu berganti menjadi tawa hambar.

"Kamu pengen jadian disini?"

"Hah? eum- engga kok. Cuma asal ngomong tadi." entah kenapa gadis itu jadi gugup begini saat Hanbin menatapnya intens.

Biasanya Dahyun akan membalas tatapan itu dan berakhir mereka yang saling tertawa. Tapi sekarang, ia jadi seperti salah tingkah sendiri.

Hanbin membalikan tubuh Dahyun yang tadinya lurus menatap pemandangan indah itu menjadi berhadapan dengannya. 

Dahyun yang merasakan tubuhnya diguncang pun refleks terkejut.

"Kamu ngapain?"

"Kamu inget kalo kita sekarang masih dalam masa break. Bukan putus?"

Dahyun terdiam. mencerna kalimat Hanbin barusan yang cukup aneh baginya.

"Bagi aku break dan putus itu sama aja. Kita sama-sama jauh dan sama-sama nahan rasa rindu."

"Kamu rindu aku? kok aku engga." dengan entengnya Hanbin menjawab seperti itu.

Bukannya apa-apa, sekarang Hanbin hanya ingin menjahili Dahyun sebelum ia kembali melakukan aksinya yang pastinya akan membuat gadis itu terkejut bukan main.

Dahyun kecewa dengan jawaban itu. Dengan segera tangannya memukul dada bidang Hanbin dan berniat untuk pergi daripada ia menangis disini. Akan merusak momen nantinya.

"Nyebelin!"

"Eh mau kemana?" Hanbin mencekal tangan mungil itu, dan refleks langkahnya terhenti.

"Ngapain disini? nanti aku nangis terus dilihatin banyak orang. Kamu juga yang malu kan."

Hanbin tertawa kencang sampai-sampai mereka jadi bahan tontonan sekarang. Orang-orang disana menatap mereka dengan kebingungan. Takutnya dikira orang gila ketawa-ketawa gitu kan.

CHALLENGE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang